Harga Sukhoi curi perhatian maskapai kelas menengah
Merdeka.com - Perang bisnis produsen pembuat pesawat selama ini didominasi ketatnya persaingan dan dominasi pesawat berbadan besar. Antara Boeing yang merupakan produk andalan buatan Amerika Serikat dengan pesawat jenis Airbus yang merupakan produk dari beberapa negara Eropa.
Perang industri dirgantara tersebut sudah terjadi sejak awal tahun 1990. Kuatnya dominasi perebutan pasar penjualan pesawat berbadan besar antara Boeing dan Airbus, mengesampingkan kekuatan produsen pesawat buatan negara lain. Sebab, selama ini pesawat berbadan besar membidik maskapai penerbangan kelas atas di semua negara.
Sementara pesawat buatan industri penerbangan negara lain seperti Rusia, Kanada, Brasil, saling berebut pasar maskapai penerbangan kelas menengah. Kelahiran Sukhoi Superjet 100 buatan pabrik Rusia Sukhoi Civil Aircraft Corporation yang berhasil menjalani penerbangan perdana pada Mei 2008, menambah ketat persaingan di pasar maskapai penerbangan kelas menengah.
Pesawat yang telah mengantongi sertifikat tipe (Type Certification) dari Otoritas Sertifikasi Rusia (Russian Certification Authority) pada Februari 2011 dan dikabarkan telah mengantongi sertifikasi dari Otoritas Penerbangan Uni Eropa (EASA) pada Februari 2012 ini, bersaing dengan pesawat Ejet atau Embraer E buatan Brasil, Bombardier CRJ andalan Kanada dan Casa-Series yang merupakan pesawat dari negeri matador, Spanyol.
Untuk pasar dalam negeri, maskapai penerbangan kelas atas seperti Garuda Indonesia, Lion Air, Air Asia, dan maskapai penerbangan asing lain memilih menggunakan pesawat jenis boeing atau airbus. Sedangkan maskapai kelas menengah melirik pesawat yang lebih kecil. Salah satu yang menarik bagi maskapai penerbangan kelas menengah adalah pesawat buatan Rusia, Sukhoi Superjet yang berkapasitas penumpang 100 orang.
Yang menarik, mengapa pesawat Rusia lebih diminati? Salah satu situs forum penerbangan sipil airliners.net menyebutkan, faktor harga menjadi salah satu alasan maskapai penerbangan kelas menengah menjatuhkan pilihan dan memutuskan membeli pesawat yang mempunyai kemampuan kecepatan terbang maksimum 0.81 keceptan suara (Mach 0.81) dan mencapai ketinggian 40.000 feet. "Sukhoi lebih murah dibandingkan kompetitornya," tulis salah seorang anggota forum.
Laman tersebut mencoba memberikan gambaran perbandingan antara Sukhoi Superjet 100 dengan Ejet atau Embraer, Bombardier CRJ dan Casa-Series.
Dari sisi lebar badan pesawat:
Sukhoi Superjet 100: bisa menampung 5 tempat duduk
Ejet atau Embraer: bisa menampung 4 tempat duduk
Bombardier CRJ: bisa menampung 4 tempat duduk
Casa-Series: bisa menampung 5 tempat duduk
Dari kapasitas penumpang:
Sukhoi Superjet 100: berkapasitas 103 penumpang
Ejet atau Embraer: berkapasitas 122 penumpang
Bombardier CRJ: berkapasitas 100 penumpang
Casa-Series: berkapasitas 145 penumpang
Dari sisi dorongan atau kekuatan mesin pesawat:
Sukhoi Superjet 100: berkekuatan 17.500 lbf
Ejet atau Embraer: berkekuatan 20.000 lbf
Bombardier CRJ: berkekuatan 14.510 lbf
Casa-Series: berkekuatan 23.300 lbf
Dari sisi harga pesawat:
Sukhoi Superjet 100: dibanderol sekitar USD 30 juta untuk 1 unit
Ejet atau Embraer: sekitar USD 40 juta untuk 1 unit
Bombardier CRJ: dipatok pada kisaran harga USD 50 juta untuk 1 unit
Casa-Series: sekitar USD 75 juta
Jika dihitung harga per kursi:
Sukhoi Superjet 100: satu kursi seharga USD 290 ribu
Ejet atau Embraer: satu kursi seharga USD 330 ribu
Bombardier CRJ: satu kursi seharga USD 500 ribu
Casa-Series: satu kursi seharga USD 520 ribu
Beberapa maskapai penerbangan yang dikabarkan telah memesan pesawat buatan Rusia ini adalah:
Kartika Airlines - 30 Superjet 100s
Sky Aviation - 12 Superjet 100s
Thai Orient Airlines - 12 + 12 Superjet 100s
Pearl Aircraft Corp - 30 + 15 Superjet 100s
Direktur operasional Kartika Airlines Arifin mengatakan, pihaknya telah memesan 30 unit pesawat Sukhoi Superjet 100 dengan harga USD 30 juta per unit. Rencana awal, 1 unit pesawat buatan Rusia tersebut akan tiba di Indonesia pada bulan ini. "September sudah bisa terbang," ucap Arifin. Dia menjelaskan, sistem pembelian pesawat menggunakan skema bisnis to bisnis dengan pola pembayaran menggunakan skema pinjaman atau utang. Namun, dia tidak menyebutkan tenor waktu pelunasan. "Seluruh pesawat masuk bertahap hingga 2014," katanya. (mdk/oer)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menhan Prabowo Subianto membeli 24 unit F-15EX dari Amerika Serikat. Pesawat ini akan memperkuat TNI AU.
Baca SelengkapnyaMenhub sepakat jika harga tiket angkutan udara wajib terus dipantau agar tidak melebihi ketentuan Tarif Batas Atas (TBA) yang ditetapkan Kemenhub.
Baca SelengkapnyaTahun 2011 dia masih menjadi buruh kasar dan tanpa sengaja bertemu dengan Johan Maulana, penambang batubara Kalimantan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Umumnya, beberapa maskapai menggratiskan berat bagasi di bawah 10 kilogram. Selebihnya, penumpang akan membayar biaya tambahan pada saat check-in di counter.
Baca SelengkapnyaKeunggulan pesawat yang dibeli Haji Isam yaitu terpasang mesin canggih, adanya peningkatan aerodinamis.
Baca SelengkapnyaPesawat Airbus A350 Japan Airlines terbakar usai menabrak pesawat penjaga pantai Jepang di landasan pacu.
Baca SelengkapnyaMenurut Menhub Budi, ada empat faktor utama yang membuat batas tarif pesawat melonjak.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga tiket pesawat tidak lepas dari kejadian yang menimpa Boeing
Baca SelengkapnyaSebagai salah satu orang terkaya di dunia, dia memiliki Global Express BD-700, jet privat yang didesain oleh Bombardier.
Baca Selengkapnya