Harga minyak dunia terus naik dipicu kekhawatiran pasokan Iran dan Saudi
Merdeka.com - Harga minyak dunia masih terus naik pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Kenaikan harga dipicu kekhawatiran investor pada sanksi-sanksi AS terhadap Iran dan ketegangan antara AS dan Arab Saudi atas hilangnya seorang wartawan Saudi dapat mempengaruhi pasokan minyak mentah global.
Laporan bahwa ekspor minyak mentah Iran mungkin turun lebih cepat dari pada yang diperkirakan menjelang sanksi-sanki baru AS terhadap Teheran mulai 4 November. Ini memicu kenaikan harga minyak.
Dalam dua minggu pertama Oktober, Iran mengekspor 1,33 juta barel per hari (bph) minyak mentah ke negara-negara termasuk India, China dan Turki, menurut data Refinitiv Eikon. Angka itu turun dari 1,6 juta barel per hari selama periode yang sama pada September.
Ekspor Oktober adalah penurunan tajam dari 2,5 juta barel per hari pada April sebelum Presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir multilateral dengan Iran pada Mei, dan memerintahkan pengenaan kembali sanksi-sanksi ekonomi terhadap negara itu, data menunjukkan.
Sementara itu, para pedagang juga terus mengawasi hubungan antara AS dan Arab Saudi setelah hilangnya seorang jurnalis.
Arab Saudi telah berada di bawah tekanan sejak jurnalis Saudi terkemuka Jamal Khashoggi, seorang kritikus Riyadh yang bekerja untuk Washington Post, menghilang pada 2 Oktober setelah mengunjungi kantor konsulat Saudi di Istanbul, Turki.
Senator AS Lindsey Graham, seperti dikutip Reuters, menuduh Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman memerintahkan pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi dan mengatakan pangeran itu membahayakan hubungan dengan Amerika Serikat.
Presiden AS Donald Trump mengatakan putra mahkota Saudi bermaksud memperluas penyelidikan terhadap hilangnya Khashoggi dan bahwa pangeran tidak tahu apa yang terjadi di konsulat Turki di mana Khashoggi menghilang.
"Fokus dalam perdagangan minyak selama beberapa minggu ke depan kemungkinan akan terjadi di Iran dan Arab Saudi," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates, dalam sebuah catatan, seperti dikutip Reuters.
Pedagang khawatir bahwa ketegangan yang memburuk antara kedua negara dapat mengakibatkan pembatasan produksi minyak mentah global.
Namun kenaikan minyak mentah lebih lanjut tertahan oleh ekspektasi produksi minyak serpih AS dan persediaan minyak mentah AS yang lebih tinggi.
Minyak mentah AS, West Texas Intermediate untuk pengiriman November naik USD 0,14 menjadi menetap di USD 71,92 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember naik USD 0,63 atau 0,8 persen menjadi ditutup pada USD 81,41 per barel di London ICE Futures Exchange.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaTujuan serangan sebagai bentuk dukungan kepada Palestina ketika Israel dan Hamas melancarkan perang.
Baca SelengkapnyaSelain berisiko memicu peperangan lebih besar, Arifin tak ingin harga minyak dunia meroket.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah menjamin harga BBM di Indonesia tidak akan naik pasca konflik Iran-Israel yang memicu kenaikan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaMenurut Menteri ESDm, itu wajar dilakukan saat harga minyak dunia turun imbas gencatan senjata Israel dan Hamas.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaUsai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaTren lonjakan harga minyak tak bertahan lama usai ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran yang mulai mereda.
Baca SelengkapnyaKonflik Iran Vs Israel berpotensi menaikkan harga minyak dunia dan subsidi BBM pemerintah bengkak.
Baca Selengkapnya