Gara-Gara Corona, Kekayaan Presiden Trump Hilang Rp16 Triliun
Merdeka.com - Virus corona (Covid-19) terbukti banyak mempengaruhi perekonomian di berbagai negara besar, termasuk Amerika Serikat (AS). Salah satunya, bisnis real estate di Negeri Paman Sam terpuruk. Saham beberapa perusahaan jatuh rata-rata 37 persen, sejak 1 Maret 2020.
Penurunan serupa menyeret industri perhotelan, properti, hingga bisnis golf. Acuan tersebut membuat sejumlah pakar industri berasumsi bahwa nilai kekayaan pebisnis besar sekaligus orang nomor satu AS, Donald Trump ikut terjun bebas.
Seperti dilansir Forbes, Minggu (5/4), kekayaan Trump diperkirakan merosot USD 1 miliar (Rp16 triliun) dari sebesar USD 3,1 miliar (Rp49,6 triliun) menjadi USD 2,1 miliar (Rp33,6 triliun). Bahkan, kekayaan bersih presiden AS ini diprediksi bisa semakin terguncang dalam beberapa waktu ke depan.
Ini terlihat dari bisnis inti dari usaha Trump, yakni real estate komersial. Sebelum Virus Corona menyerang, sektor usaha itu bernilai sekitar USD 1,9 miliar (Rp30,4 triliun). Pada 18 Maret 2020, turun menjadi USD 1,2 miliar (Rp19,2 triliun) lantaran real estate yang disewakannya di Manhattan sepi bak kota hantu.
Kondisi serupa terjadi pada bisnis perumahan, di mana Trump memiliki lebih dari 500 unit residential real estate di seluruh Amerika Serikat. Nilai bisnisnya terpangkas dari USD 235 juta ke USD 148 juta.
Situasi lebih parah terjadi pada bisnis perhotelan Trump. Dia mencoba menjual hotelnya di Washington DC, tapi rencana itu kini tertahan.
Perusahaan yang dimilikinya juga telah memangkas lebih dari 550 pegawai. Bisnisnya di sektor ini turun nilai dari USD 107 juta ke USD 38 juta.
Dalam sesi konferensi pers di Gedung Putih beberapa waktu lalu, Trump sempat melontarkan pernyataan terkait dampak virus corona terhadap bisnisnya.
"Saya sangat kurang bergairah," cetusnya. Omongan itu seakan menggambarkan kondisi bisnis lisensi dan manajemen hotel yang dikelolanya, di mana terpotong dari USD 80 juta ke USD 40 juta.
Nasib serupa terjadi pada usaha lapangan golf yang dimilikinya, di mana anjlok sekitar 20 persen dari sebelumnya USD 271 juta menjadi USD 217 juta. Portofolionya di bisnis lapangan golf pun kini bergantung besar pada seberapa lama virus corona melemahkan perekonomian.
Bagian terbaik dalam performa bisnis Trump justru jatuh pada tumpukan uang tunainya. Trump telah keluar dari bisnis di pasar saham sejak lama, dan kini dia menyimpan rekening tunai sekitar USD 160 juta secara aman.
2 Miliarder yang Tambah Harta Selama Pandemi Corona
Orang-orang terkaya di seluruh dunia kehilangan miliaran Dolar karena pandemi Virus Corona atau Covid-19. Namun, orang terkaya nomor wahid dunia Jeff Bezos termasuk yang beruntung.
Kekayaan Bezos justru bertambah. Kekayaan bersihnya melonjak USD 5,9 miliar atau Rp97,8 triliun pada 2020 sejauh ini, menurut Bloomberg Billionaires Index.
Bezos adalah satu-satunya orang dalam lima besar di Bloomberg's Billionaires Index yang tidak kehilangan uang pada 2020.
Miliarder lain, termasuk Mark Zuckerberg kekayaannya merosot saat pandemik Corona yang menyebabkan volatilitas pasar yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Orang-orang yang sangat kaya sering terpengaruh secara tidak proporsional oleh aksi jual pasar karena portofolio mereka yang sangat padat.
Mengutip laman Business Insider, Sabtu (4/4/2020), mayoritas kekayaan Jeff Bezos berasal dari saham di pengecer online Amazon, yang didirikan pada tahun 1994.
Sementara pengecer lain berjuang untuk memenuhi kebutuhan dan merumahkan karyawan karena wabah virus corona , Amazon telah melihat lonjakan permintaan dan merekrut 100 ribu karyawan baru.
Bezos bukan satu-satunya orang yang mendapat untung selama wabah. Kekayaan bersih Zoom CEO Eric Yuan telah meningkat lebih dari USD 4 miliar atau Rp64 triliun pada 2020.
Kekayaan Yuan bertambah karena kini banyak orang melakukan konferensi video untuk bekerja dan bersosialisasi, sebagai bagian mematuhi pedoman jarak sosial yang dirancang untuk membantu memperlambat penyebaran virus Corona.
Reporter : Tiara Sekarini
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenaikan harga beras saat ini telah memecahkan rekor tertinggi di era pemerintahan Jokowi.
Baca SelengkapnyaSaat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaJokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Akibat kondisi tersebut, awalnya Kementan yang getol menolak untuk impor beras, akhirnya menyetujui. I
Baca SelengkapnyaKonflik bersenjata di beberapa wilayah dunia turut berpengaruh pada naiknya anggaran pertahanan sejumlah negara dari rata-rata 2 persen menjadi 3 persen.
Baca SelengkapnyaKondisi demokrasi Indonesia menjadi sorotan di era Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaBanyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaAlhasil, pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan ke arah yang lebih baik
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakpastiaan ekonomo dan konflik geopolitik yang tak kunjung usai.
Baca Selengkapnya