Ekonomi Minus 4,19 Persen, Istana Tegaskan RI Belum Jatuh ke Jurang Resesi
Merdeka.com - Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Arif Budimanta menegaskan saat ini Indonesia belum mengalami resesi meski pertumbuhan ekonomi terkontraksi minus 4,19 persen di kuartal II-2020. Menurut dia, resesi terjadi apabila pertumbuhan ekonomi selama dua kuartal berturut-turut terkontraksi.
"Itu belum bisa disebut mengalami resesi. Konsensus semua ekonomi diseluruh dunia menyatakan resesi adalah pertumbuhan negatif perekonomian berturut-turut selama 2 kuartal dihitung secara tahunan," kata Arif Budimanta kepada wartawan, Senin (10/8).
Menurutnya, pertumbuhan negatif pada kuartal II telah diprediksi sebelumnya sebagai dampak dari adanya Covid-19 yang mengharuskan adanya pembatasan sosial berskala besar. "Pada kuartal I kita masih tumbuh positif 2,97 persen (y-o-y) dan dikuartal III kita punya peluang kembali ke level positif setelah bergeraknya lagi aktivitas perekonomian dengan protokol adaptasi kebiasaan baru (AKB)," jelasnya.
Arif menekankan, pertumbuhan ekonomi yang negatif ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja. Namun, hampir seluruh negara juga mengalami hal serupa bahkan dengan kontraksi yang lebih tajam. "Seperti yang terjadi di Uni Eropa -14,4 persen, Singapura -12,6 persen, Amerika Serikat -9,5 persen, Malaysia -8,4 persen," ucapnya.
Dia meyakini, saat ini Indonesia masih bisa menghindari resesi jika ekonomi di kuartal III tahun ini tumbuh positif. Dia menilai kondisi ekonomi di Indonesia saat ini relatif lebih baik dibandingkan negara-negara tersebut. Hal ini lantaran Presiden Jokowi sejak awal telah memberikan arahan untuk melakukan program dan fasilitas yang sifatnya counter cyclical untuk mendorong ekonomi domestik.
"Khususnya konsumsi masyarakat sehingga tidak membuat ekonomi kita terkontraksi lebih dalam lagi," tutur Arif.
Sebelumnya Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Andrinof Chaniago mendorong pemerintah untuk mempercepat realisasi anggaran program pemulihan ekonomi (PEN) di kuartal III-2020. Dengan demikian, akselerasi pertumbuhan ekonomi di kuartal tersebut dapat kembali terdongkrak.
"Kuartal III mau tidak mau anggaran harus jalan kita akan gerakan ekonomi," kata dia dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (9/8).
Mengenai besaran pertumbuhan angkanya, dirinya tidak bisa memastikan. Hanya saja pertumbuhan kuartal III dapat lebih baik dari yang terjadi pada sebelumnya di kuartal II-2020.
"Soal angka besar kemungkinan tidak seperti kuartal II dan akhir tahun masih tanda tanya. Kalau liat ramalan-ramalan (akhir tahun) kita bisa minus juga nol. Ini kesiapan psikologi saja," katanya.
Reporter: Lizsa Egeham
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, pertumbuhan ekonomi Indonesia banyak dikontribusikan oleh belanja konsumsi masyarakat hingga masuknya investasi.
Baca SelengkapnyaUntuk mencapai Indonesia emas tahun 2045, mulai tahun 2025 dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di angka 6 persen hingga 7 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaPersiapan pemilu juga ikut memengaruhi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2023.
Baca SelengkapnyaProyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 utamanya berasal dari konsumsi rumah tangga sebesar 4,91 persen.
Baca SelengkapnyaDia berharap agar penerus kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mampu mempertahankan stabilitas ekonomi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca Selengkapnya