Merdeka.com - Direktur Utama PT Indal Aluminium Industry, Alim Markus memenuhi panggilan tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Gedung KPK. Bos Maspion Group itu dipanggil KPK dalam kapasitasnya sebagai saksi dugaan gratifikasi mantan Bupati Sidoarjo Saiful Ilah.

Pemanggilan Alim Markus oleh KPK ini bukan yang pertama kali. Beberapa tahun yang lalu, Alim pernah dimintai keterangan sebagai saksi dalam kasus yang berbeda. Misalnya pada tahun 2010, dia dipanggil sebagai saksi terkait kasus dugaan korupsi pengadaan tanah PT Bharata.

Alim Markus merupakan putra sulung dari Pendiri Maspion Group, Alim Husin. Saat ini dia membawahi 18 perusahaan dari 8 kategori bisnis utama.

Pada tahun 2007 lalu, Alim Markus pernah masuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia versi Forbes dengan total harta kekayaan USD140 juta atau Rp1,31 triliun (kurs dolar 2007: Rp9.419). Kala itu dia menjadi orang terkaya di Indonesia ke-37, di bawah pengusaha Eka Tjandranegara.

Selain Forbes, Alim juga pernah masuk dalam daftar konglomerat versi Globe Asia pada tahun 2018. Dia menempati peringkat ke-78 dengan harta kekayaan USD560 juta atau sekitar Rp7,78 triliun (kurs dolar 2018:Rp13.901).

Sebagai informasi, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2020 PT, Indal Aluminium menyepakati Alim Markus sebagai Presiden Direktur. Masa jabatan Alim baru akan berakhir pada tahun 2023.

Selai menjadi Presiden Direktur, Alim juga tercatat menjadi komisaris dan direktur di beberapa perusahaan dalam kelompok usaha Maspion. Antara lain Direktur Utama di PT Maspion, PT Alumindo Light Metal Industry, Tbk. dan PT Bumi Maspion.

Adapun jabatan sebagai Komisaris Utama di PT Indal Steel Pipe, PT Maspion Energy Mitratama, dan PT Maspion Industrial Estate.