Dampak memilukan naiknya harga cabai hingga tembus Rp 200.000 per Kg
Merdeka.com - Harga cabai di sejumlah pasar tradisional dalam tiga hari terakhir melambung tinggi hingga mencapai Rp 200.000 per kilogram (Kg). Kenaikan harga ini terjadi di Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
"Saya tidak mengerti mengapa kenaikan harga cabai bisa begitu tinggi, padahal kami sekeluarga kalau makan tidak ada sambal, rasanya kurang nikmat," ujar Ibu rumah tangga, Nani seperti dilansir Antara, Kamis (5/1).
Berdasarkan pantauan di sejumlah pasar tradisional di Kota Samarinda, harga cabai yang ditawarkan penjual di los pasar berbeda-beda tetapi tidak jauh dari nilai Rp 200.000 per kilogram untuk masing-masing los dalam satu pasar.
Sementara di dua pasar harganya sama, yakni Rp 200.000 per kg. Di Pasar Segiri Samarinda, misalnya, harga cabai tiung dijual Rp200.000 per kg, cabai rawit Rp 120.000 per kg, cabai keriting Rp 45.000 per kg, dan cabai merah besar Rp 40.000 per kg.
Kemudian di Pasar Kedondong Samarinda harga cabai tiung Rp 200.000 per kg, cabai rawit Rp 70.000 per kg, cabai keriting Rp 40.000 per kg, dan cabai merah besar Rp 35.000 per kg.
Sedangkan, di Pasar Sungai Dama Samarinda harganya relatif lebih murah untuk jenis cabai yang satu, sementara jenis cabai lainnya lebih mahal, yakni cabai tiung seharga Rp 150.000 per kg, cabai rawit Rp 80.000 per kg, cabai keriting Rp 60.000 per kg, dan cabai merah besar Rp 50.000 per kg.
Menurut Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Provinsi Kaltim Muhammad Yunus, kenaikan harga yang cukup tinggi pada komoditas cabai telah berlangsung sejak tiga hari lalu, kemudian puncak kenaikan terjadi pada Selasa (3/1) dan Rabu (4/1).
"Hari ini dan kemarin harga cabai tiung berada pada kisaran Rp 200.000 per kg. Kenaikan harga disebabkan beberapa hal, di antaranya karena cabai didatangkan dari Jawa dan Sulawesi, sehingga pihak yang menentukan harga adalah daerah penghasil cabai. Sementara hasil pemantauan kami, sekarang cabai di tingkat pedagang masih kosong," ujarnya.
Dia memperkirakan tingginya harga cabai karena daerah penghasil sedang mengalami gagal panen akibat banjir, sehingga hanya daerah tertentu, baik di Jawa maupun Sulawesi yang tidak mengalami gagal panen. Akibatnya, komoditas cabai menjadi barang langka yang kemudian harganya melambung tinggi.
Diperkirakan lonjakan harga yang tinggi tersebut tidak akan lama, karena Kaltim sering mengalami hal yang demikian. Dari beberapa kali pengalaman yang lalu, paling lama melambungnya harga berlangsung selama 10 hari, setelah itu harga kembali normal.
"Saya yakin tidak ada penimbunan cabai oleh pemasok, karena daya tahan cabai hanya lima hari, setelah itu tidak segar lagi. Jadi, ini terjadi mungkin karena faktor cuaca yang mempengaruhi keterlambatan pengiriman atau bisa juga karena daerah penghasil cabai sedang gagal panen," pungkas Yunus.
Melambungnya harga cabai ini mencekik para konsumen. Hal ini membuat masyarakat pecinta cabai. Banyak yang mengeluhkan naiknya harga cabai ini.
Berikut dampak memilukan naiknya harga cabai di sejumlah daerah, seperti dirangkum merdeka.com:
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menemukan harga cabai masih tinggi setelah meninjau Pasar Jatingaleh, Semarang, Rabu (20/12).
Baca SelengkapnyaMendag mengaku pagi ini telah melakukan kunjungan ke Pasar Palmerah Jakarta Pusat untuk memantau stabilitas harga
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi akui harga cabai masih mengalami kenaikan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kemudian untuk bawang putih dari harga normal Rp30.000 kini naik menjadi Rp50.000 per kilogram.
Baca SelengkapnyaHarga sejumlah bahan pangan mengalami kenaikan jelang akhir tahun 2023.
Baca SelengkapnyaAda beberapa harga komoditas bahan pangan yang mengalami kenaikan antara lain, beras, telur ayam, daging ayam, dan gula pasir.
Baca SelengkapnyaMengutip Panel Harga Badan Pangan Nasional harga beras di Papua Tengah pernah mencapai Rp36.130 per kg di 10 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaGanjar pun membeli beberapa sayuran untuk dibawa pulang. Sontak itu membuat pedagang antusias melayaninya.
Baca SelengkapnyaMeski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca Selengkapnya