Cerita Mantan TKW Buka Usaha Kuliner di Banten, Raum Omzet Rp650.000 per Hari
Merdeka.com - Mantan Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Kabupaten Lebak, Banten kini mengembangkan ekonomi kreatif dengan memproduksi kuliner khas Timur Tengah, khobuz. Usaha ini mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga.
"Kami mengembangkan usaha ini dengan harapan tidak ada lagi warga sini yang bekerja ke luar negeri dan lebih membuka usaha di negara sendiri," kata Ernasari (40), Mantan TKW warga Penyandungan Kecamatan Maja Kabupaten Lebak dikutip dari Antara, Selasa (20/1).
Masyarakat Kampung Penyandungan, Kabupaten Lebak, sebagian besar merupakan para pekerja migran ke Timur Tengah sebagai asisten rumah tangga hingga pengemudi pribadi, karena peluang pekerjaan di kampung sendiri sangat kesulitan dan paling bantar menjadi buruh tani.
Namun Ernasari mengajak warga agar tidak kembali bekerja ke luar negeri dengan membuka usaha sendiri.
"Kami setahun mengembangkan usaha memproduksi Khobuz sebagai makanan favorit khas masakan Arab Saudi yang banyak diminati konsumen," katanya.
Dia mengatakan, Khobuz terbuat dari tepung terigu, gula dan garam, yang dibentuk bulat seperti opak. Khobuz, kata dia, ebih enak dan lezat jika dikonsumsi dengan shakshuka yang terbuat dari telur dan tomat. Selama ini, kata dia, harga makanan Khobuz dan shakshuka dijual Rp15.000 per porsi.
"Pelanggan yang datang ke sini juga ada dari Bogor dan Jakarta," katanya. Kebanyakan pelanggan keturunan Arab Saudi, meskipun ada juga warga setempat yang merupakan mantan pekerja di Arab Saudi.
Menurut dia, omzet jualan khobuz dan shakshuka relatif lumayan, berkisar Rp500.000 sampai Rp650.000/hari.
"Kami memproduksi makanan itu biasanya di Arab Saudi untuk menu majikan sebagai konsumsi sarapan pagi," katanya.
Mantan TKW Lainnya
Begitu juga mantan TKW lainnya, Aminah (45) warga Cisonggom Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak mengaku kini membuka Toko Jedah yang menyediakan keperluan bahan pokok.
Modal usaha diperoleh dari hasil bekerja selama 10 tahun di Arab Saudi.
Saat ini, kata dia, omzet pendapatan relatif lumayan dan bisa meraup keuntungan sekitar Rp1 juta per hari.
"Kami beruntung hasil jerih payah bekerja di Arab Saudi kini bisa membuka usaha cukup besar," katanya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Adit merasa, dari pada bekerja untuk orang lain, lebih baik dia mengembangkan usaha keluarganya agar lebih sukses.
Baca SelengkapnyaKampung Jaha terkenal sebagai sentra pengrajin bawang goreng di Bekasi.
Baca SelengkapnyaSaat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cerita Heru Setiawan rela nekat meninggalkan bangku perkuliahan demi memilih untuk membangun usaha kerupuk kulit sapi.
Baca SelengkapnyaUsaha yang telah dirintis sejak tahun 2009 lalu kini berkembang dan bisa mempekerjakan 10 orang karyawan
Baca SelengkapnyaKelorida merupakan produk UMKM asal Bantul yang mengolah daun kelor.
Baca SelengkapnyaUsahanya membuka peluang lapangan pekerjaan baru bagi teman-teman ataupun lingkungan sekitar.
Baca SelengkapnyaSudah luput dari sorotan, ini deretan potret kesederhanaan Isa 'Bajaj' di kampung halaman
Baca SelengkapnyaPengetatan aturan rokok dalam RPP Kesehatan sebagai aturan turunan UU Kesehatan dinilai akan berdampak bagi masa depan industri kreatif nasional.
Baca Selengkapnya