Cerita Arif di WMM Expo, bikin furnitur dari kardus hingga ke Eropa
Merdeka.com - Arif Susanto menjadi salah satu generasi muda yang berhasil lewat program Wirausaha Muda Mandiri (WMM). Melalui kerajinannya dalam membuat sejumlah furnitur berbahan dasar kardus, dirinya berhasil membuka lapangan pekerjaan dengan pemasaran hingga luar negeri.
Dalam WMM Expo 2017, Arif bercerita, ide usahanya berawal ketika dirinya mendapat tugas kuliah dari dosennya di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS).
"Ada tugas mengenai material. Waktu itu saya bikin kursi kecil dari kardua dan nilainya juga jelek cuma dapat C," kata Arif di Botani Square, Bogor, Kamis (9/3).
Setelah merasa apa yang dikerjakannya membuat barang tak terpakai lebih berguna, Ia pun mengembangkan hasil karyanya tersebut dengan membuka usaha yang diberi nama Dus Duk Duk.
Nama tersebut diambil berdasarkan produk yang Arief buat, yakni kursi dari kardus yang bisa diduduki. "Launching pertama adalah kursi sama meja," ujarnya.
Dari situ, Arief tidak menduga peminat produknya sangat menyukai kursi dan meja tersebut. Akhirnya, Ia berinisiatif untuk membuat benda lain dari kardus.
Semenjak ikut WMM, Arief mengungkapkan, jangkauan pemasarannya semakin luas. Namanya lebih dikenal banyak orang, bahkan teman-teman sesama wirausahawan muda ikut mempromosikan produknya.
"Dampak paling besar ikut WMM yang pasti adalah publikasi semakin bagus. Berkat WMM, makin dikenal banyak orang terus dari WMM juga banyak yang merekomendasikan untuk beli dan dekorasi," terang Arief.
Sudah berjalan sekitar empat tahun, Dus Duk Duk kini sudah merambah dunia internasional. "Sudah kirim ke Italy, Jepang, Korea Selatan dan Australia," jelasnya.
Tak hanya menjual furnitur, Dus Duk Duk juga melayani jasa dekorasi seperti mall, toko, butik dan booth-booth pameran. Arief mematok harga furniture minimal Rp 375 ribu dan dekorasi minimal Rp 10 juta.
"Harga maksimal tak terhingga karena bisa custom jadi disesuaikan harganya sesuai pesanan," jelas Arief.
Usaha yang cuma bermodal awal Rp 5 juta ini kini bisa meraup untung puluhan hingga ratusan juta setiap bulannya. Arief kini sudah mempunyai sekira 15 karyawan.
WMM sendiri merupakan salah satu program CSR Bank Mandiri yang bertujuan membantu pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia. Program ini diwujudkan secara berkesinambungan dan fokus pada generasi muda yang merupakan penerus bangsa.
Program CSR WMM yang sudah bergulir sejak tahun 2007 ini mempunyai juga bertujuan agar anak muda Indonesia menjadi generasi yang mandiri, sehingga bukan hanya menjadi generasi pencari kerja namun mampu menjadi generasi pencipta lapangan pekerjaan.
(mdk/hrs)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaBerkat kerja kerasnya membangun usaha di masa pandemi Covid-19, omzetnya kini mencapai Rp150 juta dan terjual sampai Dubai.
Baca SelengkapnyaAbidin bercerita bisnis tanaman hiasnya di Jalan RM Harsono berkembang sejak ikut KUR BRI.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemuda 30 tahun ini sempat merasakan jatuh bangun saat membangun usaha ternak ayam kampung ini.
Baca SelengkapnyaSaat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca SelengkapnyaAgung yang memiliki modal Rp50.000 membeli 20 ekor ikan mas koki dan membuat kolam di dapur rumah orang tuanya.
Baca SelengkapnyaSiswanto bercerita dia pernah mencoba segala macam usaha dan pekerjaan, namun belum ada yang bertahan lama.
Baca SelengkapnyaKampung Jaha terkenal sebagai sentra pengrajin bawang goreng di Bekasi.
Baca SelengkapnyaSejak lulus sekolah, ia memang tidak mau bekerja menjadi seorang karyawan. Ia kini berhasil menekuni profesi berdagang dengan hasil jutaan rupiah dalam sehari.
Baca Selengkapnya