BPS gelar sensus ekonomi per dekade, Kadin minta tiap lima tahun
Merdeka.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyambut baik pelaksanaan sensus ekonomi tahun ini. Mengingat, itu bisa digunakan pengusaha untuk membuat perencanaan bisnis.
"Kami menyambut baik sensus itu karena pengusaha itu butuh data real yang benar, bukan data yang dibuat di atas meja," kata Ketua Kadin Indonesia, Eddy Ganefo, Jakarta, Selasa (3/5).
Dia melanjutkan, pengusaha bisa mengolah data sensus ekonomi sesuai kebutuhan.
"Untuk marketing, produksi, investasi dan sebagainya. Pokoknya dapat data bahwa di daerah sini ternyata orang butuh banyak barang, tapi justru industrinya nnggak ada, kami kan bisa investasi di sana."
Saking butuhnya, Eddy bahkan meminta Badan Pusat Statistik (BPS) menggelar sensus ekonomi setiap lima tahun. Lebih cepat ketimbang saat ini yang setiap sepuluh tahun.
"Pengusaha nggak perlu takut, data ini kan untuk kami juga," katanya. "Kalau ada yang takut ini pasti ada apa-apanya. Jadilah pengusaha yang baik dan nasionalis."
BPS bakal menggelar sensus ekonomi pada 1-31 Mei 2016. Kegiatan ini diharapkan memberi gambaran terbaru mengenai kondisi ekonomi Indonesia.
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Inflasi YoY 3,00 persen berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).
Baca SelengkapnyaHal ini disampaikan oleh Kepala BPS Sumsel Moh Wahyu Yulianto, Kamis (2/5/2024).
Baca SelengkapnyaKenaikan inflasi Desember 2023 ini disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ini merupakan pertumbuhan triwulan tertinggi sepanjang periode 2019-2024.
Baca SelengkapnyaSecara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaSalah satunya karena berhasil menahan tingkat inflasi di kisaran 2,6 persen.
Baca SelengkapnyaKalau target pertumbuhan ekonomi dipaksakan sampai 7 persen yang terjadi bukan pertumbuhan yang sehat.
Baca SelengkapnyaADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut relatif lebih baik dibandingkan sejumlah negara mitra dagang seperti Amerika Serikat dan Jepang.
Baca Selengkapnya