Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Beragam Tantangan Ekspor Indonesia, Termasuk Bentuk Kemasan yang Masih Biasa Saja

Beragam Tantangan Ekspor Indonesia, Termasuk Bentuk Kemasan yang Masih Biasa Saja Ekspor Indonesia Merosot. ©2019 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho

Merdeka.com - Ku Ka, marketplace khusus produk lokal, berupaya mendorong produk lokal Indonesia bisa bermain di pasar ekspor. Salah satu upaya yang dilakukan dengan menggalakkan promosi.

General Manager PT Ku Ka, Rilia Marina, mengungkapkan terakhir pihaknya menggelar promosi di Jepang. Ada sekitar 3.400 produk lokal Indonesia yang diboyong Ku Ka ke negeri matahari terbit tersebut.

"Bermacam-macam tapi kebanyakan akhirnya lebih banyak kita pilih (produk) makanan dan minuman. Kita bawa coklat, kopi, kerajinan tangan, kain-kain batik juga," ujar dia, saat ditemui, di Area Batik 81, Jakarta, Jumat (15/11).

Dari kegiatan tersebut, pihaknya meraup transaksi senilai Rp 200 juta. Meskipun kecil, dia mengatakan, nilai tersebut cukup memuaskan.

Sebagai pemain yang baru membuat langkah pertama memasuki pasar ekspor, Rilia mengakui ada banyak pelajaran yang diperoleh terkait promosi dan penetrasi produk lokal ke pasar ekspor.

"Cuma mungkin yang jadi challenge kita, harus banyak kolaborasi dengan kedutaan besar, dari atase perdagangan supaya kita mendata untuk negara tertentu mereka butuh produk apa," ungkap dia.

Dia menegaskan, produk lokal Indonesia sesungguhnya mampu bersaing dengan produk dari negara lain. Hanya memang hambatan untuk akses pasar masih ada.

"Kita tidak kalah dengan produk negara lain. Cuma memang akses pasarnya saja. Akses pasar terkait dengan kebijakan pemerintah, mulai dari Undang-Undang, aturan ekspor itu sesuai dengan pengalaman kita kemarin ternyata tidak semudah itu," tegasnya.

"Produk banyak yang berkualitas, tapi ketika bicara kita mau menyasar negara mana itu kan juga bicara kebijakan negara tersebut," imbuh Rilia.

Pengalaman berjualan di Jepang memberikan banyak masukan. Terutama terkait kualitas produk yang memang laik masuk pasar di negara lain.

"Kayak kemarin kita di Jepang, tantangan lumayan besar karena kita harus menyesuaikan dengan standar mereka, bagaimana Jepang melindungi konsumen dengan tinggi dan mereka cukup detail dalam melihat kualitas barang. Itu yang pelan-pelan kita pelajari," terang dia.

"Boleh berbangga produk kita bagus, tapi secara kualitas kita harus mulai beri perhatian dan harus mulai belajar bagaimana cara ekspor dengan baik" kata Rilia.

Selain kualitas produk, lanjut dia, desain kemasan juga mesti diperhatikan. Sebab, memberikan nilai tambah terhadap produk yang dijual.

"Kita masih kalah dari segi kemasan. Di sana (Jepang) kan murah tapi lucu kemasannya. Jadi punya nilai sendiri. Sedangkan kalau di Indonesia menurut kita masih banyak UMKM yang kemasannya masih kurang lah untuk ekspor," tandasnya.

Oktober 2019, Kinerja Ekspor Naik Menjadi USD 14,93 Miliar

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Oktober 2019 mencapai USD 14,93 miliar. Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 5,92 persen dibanding ekspor September 2019. Namun jika dibanding Oktober 2018, angka ini turun 6,13 persen.

Kepala BPS, Suhariyanto menyebutkan kenaikan terjadi pada ekspor minyak dan gas (migas) sebesar 5,56 persen menjadi USS 14,01 miliar.

"Sementara dibanding ekspor nonmigas Oktober 2018, turun 2,48 persen," kata dia, dalam konferensi pers di kantornya, Jumat (15/11).

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Oktober 2019 mencapai USD 139,11 miliar atau menurun 7,80 persen dibanding periode yang sama tahun 2018, demikian juga ekspor nonmigas mencapai USD128,76 miliar atau menurun 5,82 persen.

Adapun peningkatan terbesar ekspor nonmigas Oktober 2019 terhadap September 2019 terjadi pada bahan bakar mineral sebesar USD144,6 juta (8,24 persen).

"Sedangkan penurunan terbesar terjadi pada kapal, perahu, dan struktur terapung sebesar USD74,1 juta (86,68 persen)" ujarnya.

Ekspor Non Migas

Sementara itu, kalau dilihat menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-Oktober 2019 turun 3,74 persen dibanding periode yang sama tahun 2018, dan ekspor hasil tambang dan lainnya turun 16,07 persen. Sementara ekspor hasil pertanian naik 3,40 persen.

Ekspor nonmigas Oktober 2019 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu USD2,77 miliar, disusul Amerika Serikat USD1,53 miliar dan Jepang USD1,24 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 39,55 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (28 negara) sebesar USD1,22 miliar.

Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari-Oktober 2019 berasal dari Jawa Barat dengan nilai USD 25,31 miliar (18,20 persen), diikuti Jawa Timur USD15,56 miliar (11,18 persen).

"Dan Kalimantan Timur USD 13,75 miliar (9,89 persen)," ujarnya.

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Produk Lokal Catat Rekor Penjualan di Tiktok 12.12, Tembus 35.000 Pembeli

Produk Lokal Catat Rekor Penjualan di Tiktok 12.12, Tembus 35.000 Pembeli

Platform video singkat seperti TikTok juga saat ini memiliki peran lebih dalam membantu pertumbuhan brand lokal.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi

Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi

Motif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.

Baca Selengkapnya
15 Pasar Jalanan Tertua di Dunia, Ada yang Sudah Berdiri Ribuan Tahun Lalu

15 Pasar Jalanan Tertua di Dunia, Ada yang Sudah Berdiri Ribuan Tahun Lalu

Banyak sekali pasar jalanan di seluruh penjuru dunia yang sudah berdiri sejak ribuan tahun lalu. Yuk, simak pasar jalanan apa saja yang paling tua di dunia!

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Cukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi

Cukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi

Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.

Baca Selengkapnya
Persaingan Semakin Ketat! Ternyata Berburu Takjil kini Sudah Merambah Skala Internasional

Persaingan Semakin Ketat! Ternyata Berburu Takjil kini Sudah Merambah Skala Internasional

Euphoria pasar ramadan nyatanya tak dirasakan oleh warga pribumi saja. Ternyata, takjil kini sudah merambah skala internasional.

Baca Selengkapnya
Pedagang Pasar Kranggan Ngeluh Kemunculan e-Commerce, Ganjar: Nanti Kita Ajari Cara Jualan Online Ya

Pedagang Pasar Kranggan Ngeluh Kemunculan e-Commerce, Ganjar: Nanti Kita Ajari Cara Jualan Online Ya

Jika terpilih sebagai presiden dia akan coba mengatur bagaimana kehadiran e-commerce tidak mematikan usaha pedagang konvensional.

Baca Selengkapnya
Jual Rokok Ketengan Bakal Dilarang, Apindo: Timbulkan Kegelisahan di Industri Tembakau

Jual Rokok Ketengan Bakal Dilarang, Apindo: Timbulkan Kegelisahan di Industri Tembakau

Sejumlah pedagang sembako juga menolak rencana pelarangan penjualan rokok eceran atau ketengan.

Baca Selengkapnya
Menjelajah Pasar Rawamangun untuk Berburu Takjil, Ada Mi Gomak sampai Lemang yang Jarang Ditemui

Menjelajah Pasar Rawamangun untuk Berburu Takjil, Ada Mi Gomak sampai Lemang yang Jarang Ditemui

Pasar Rawamangun jadi tempat berburu takjil selain Benhil dengan menu-menunya yang unik.

Baca Selengkapnya
Ingin Mengembangkan Bisnis Online? Yuk, Kenali 5 Jenis Iklan Digital Favorit!

Ingin Mengembangkan Bisnis Online? Yuk, Kenali 5 Jenis Iklan Digital Favorit!

Yuk, ketahui beberapa jenis iklan yang bisa dilakukan melalui platform digital.

Baca Selengkapnya