Banyak Negara G20 Ingin Belajar dari Indonesia soal Cara Mengatasi Pandemi Covid-19
Merdeka.com - Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto bercerita bahwa banyak negara di dunia yang bertanya ke Indonesia soal cara mengatasi pandemi Covid-19. Pertanyaan ini muncul saat Indonesia mencatatkan penularan Covid-19 yang rendah dan dinyatakan berhasil melawan pandemi.
Hal ini diungkap Menko Airlangga dalam momen peluncuran buku Penanganan Pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Buku itu sendiri mencakup soal langkah-langkah pemerintah dalam merespons pandemi hingga akhirnya mencapai pertumbuhan ekonomi yang ciamik.
"Ini adalah krisis yang baru pertama dalam 100 tahun terakhir, semua negara mengalami hal yang sama namun keluarnya tak sama," ujarnya dalam seremoni peluncuran buku, di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (20/12).
Menko Airlangga menyebut, lolosnya Indonesia dari badai pandemi ditandai oleh peningkatan pertumbuhan ekonomi. Sebab, mobilitas masyarakat sudah semakin meningkat dan berdampak pada ekonomi yang mulai tumbuh..
"Indonesia hari ini lulus dengan inflasi terkendali 5,42 persen, pertumbuhan ekonomi relatif baik 5,72 persen , dan penanganan Covid kasus harian di bawah 5 ribu (orang). Banyak negara G20 bertanya bagaimana kita sukses tangani hal tersebut," ungkapnya.
Kisah-kisah ini, menurutnya telah terangkum dalam buku tersebut. Di mana linimasa penanganan sejak hari pertama ditemukannya kasus Covid-19, hingga Indonesia disebut-sebut keluar dari dampak negatif pandemi.
"Buku yang mungkin saya lihat ada linimasa baik itu keputusan maupun regulasi untuk keputusan tersebut dan ini kerja sama yang luar biasa seluruh pemangku kepentingan di republik dan tentu kredit kepada pemerintah, masyarakat, TNI/Polri dan juga seluruh pemimpin pemimpin di komunitas masing-masing," tuturnya.
"Itulah rumus keberhasilan kita, di tempat lain tidak ada gotong royong, di tempat lain tidak ada yang sifatnya mikro," imbuhnya.
Gelapnya Ekonomi di Awal Pandemi Covid-19
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap momen saat gelapnya ekonomi Indonesia. Itu terjadi saat awal pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia.
Ekonomi menjadi salah satu sektor yang paling terdampak dari maraknya kasus covid-19. Apalagi di masa-masa awal penyebarannya yang mengharuskan berbagai kegiatan harus dihentikan sementara.
Bagi Airlangga, saat pengumuman kasus pertama covid-19 di Indonesia menjadi saat-saat paling menegangkan. Karena, dampak atas kasus tersebut langsung mempengaruhi pasar saham.
"Bahwa yang paling menegangkan itu di bulan maret di tahun 2020, saat sesudah diumumkan kemudian stock market turun sampai Rp 3.000 naik sampai Rp 16.000 itu adalah satu titik yang gelap, dan disitu belum ada obat-obatan. Belum ada APD, masker hilang," tuturnya dalam Peluncuran Buku Penanganan Pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, di Hotel Fairmont, Selasa (20/12/2022).
Menurut catatan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memang pernah terjun hingga ke angka 3.937 saat Maret 2020. Angka ini turun hampir setengahnya dari tingkat di awal tahun 2022 dengan besaran 6.300 an.
Pada saat yang sama, Airlangga mengatakan pemerintah juga kelimpungan akibat minimnya suplai alat pelindung diri (APD). Pemerintah mengambil keputusan untuk membatasi ekspor APD dari Indonesia.
"APD yang diekspor tidak boleh diekspor, tetapi kita harus mengurus bea cukai dan urusan diplomasi dan itu adalah di awal kita menangani covid, dan itulah yang paling menegangkan," tuturnya.
Reporter: Arief Rahman Hakim
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Artinya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi dan angka inflasi relatif bagus dan rendah.
Baca SelengkapnyaJokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca SelengkapnyaJokowi bakal menggelontorkan anggaran agar populasi produktif S2 dan S3 di Indonesia bisa meningkat drastis.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaKeduanya membahas tentang situasi dan kondisi dunia saat ini, termasuk kepada masalah ekonomi dan keamanan negara.
Baca SelengkapnyaJokowi menekankan pentingnya persatuan dan kerukunan antar masyarakat agar Indonesia menjadi negara maju.
Baca SelengkapnyaSalah satu faktornya adalah kinerja ekspor sepanjang tahun 2023 mampu menembus USD 258,82 miliar.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaTantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.
Baca Selengkapnya