Bank Indonesia Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global Turun Jadi 2,5 Persen
Merdeka.com - Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi global turun menjadi 2,5 persen dari 3 persen di tahun 2020. Lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi 2019 sebesar 2,9 persen.
"Kami revisi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2020 menjadi 2,5 persen dari sebelumnya 3 persen," kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam siaran pers yang ditayangkan secara virtual di akun Youtube Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (19/3).
Kondisi ini merupakan dampak dari penyebaran cepat Covid-19 ke banyak negara di luar China. Akibatnya memberikan tekanan kepada perekonomian dunia.
Sehingga terjadi ketidakpastian yang sangat tinggi dan menurunkan tingkat keuangan global. Menekan banyak mata uang dunia termasuk Rupiah.
"Serta memicu pembalikan modal kepada aset keuangan yang dianggap aman.," sambung Perry.
Rantai Penawaran Terganggu
Prospek pertumbuhan ekonomi dunia juga menurun akibat terganggunya rantai penawaran global, menurunnya permintaan dunia, dan melemahnya keyakinan pelaku ekonomi.
Data Februari 2020 menunjukkan berbagai indikator dini global seperti keyakinan pelaku ekonomi, Purchasing Manager Index (PMI), serta konsumsi dan produksi listrik menurun tajam.
Meski begitu, Bank Indonesia optimis pada 2021 pertumbuhan ekonomi global akan meningkat di angka 3,7 persen
"Pasca berakhirnya wabah COVID-19, perekonomian global diprakirakan kembali meningkat pada 2021 menjadi 3,7persen, lebih tinggi dari prakiraan sebelumnya 3,4 persen," kata Perry optimis.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaDua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.
Baca SelengkapnyaArtinya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi dan angka inflasi relatif bagus dan rendah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Padahal, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula.
Baca SelengkapnyaProyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 utamanya berasal dari konsumsi rumah tangga sebesar 4,91 persen.
Baca SelengkapnyaAdapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit Bank Mandiri tersebut mencerminkan kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang solid
Baca Selengkapnya