Air Laut Disulap Bisa Diminum, Warga NTT Kini Bisa Dapat Air Bersih Murah

Kamis, 16 Juni 2022 13:51 Reporter : Siti Nur Azzura
Air Laut Disulap Bisa Diminum, Warga NTT Kini Bisa Dapat Air Bersih Murah Program Desalinasi Air di NTT. ©2022 Merdeka.com/Azzura

Merdeka.com - Bank Mandiri bersama PT Indra Karya (Persero) menyediakan air bersih di Nusa Tenggara Timur (NTT) lewat program Desalinasi Air, di mana air laut disaring menjadi air tawar yang bisa dipakai oleh masyarakat dan nelayan di NTT. Mengingat, ketersediaan air bersih di NTT masih minim.

Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Manggarai Barat, Mengayung mengatakan, biasanya nelayan harus mengeluarkan uang hingga Rp50.000 per hari untuk mendapatkan air bersih. Sehingga program ini bisa mengurangi pengeluaran masyarakat.

"Biasanya masyarakat di sini beli air bersih Rp5.000 sampai Rp7.000 per jerigen. Karena per KK biasanya membutuhkan 7-8 jeriken per hari. Sehingga rata-rata satu KK mengeluarkan Rp50.000 per hari untuk air bersih. Jadi kalau (program) ini bisa meminimalisir dari pembelian air," kata Mengayung di Labuan Bajo, NTT, Kamis (16/6).

Dia menjelaskan, program ini juga sangat penting karena sumber air yang diambil berasal dari air laut, sehingga tidak merusak alam. Sebab menurutnya, jika terus memanfaatkan air darat dengan sumur bor dikhawatirkan akan terjadi longsor.

"70 persen wilayah Indonesia kan terdiri dari laut. Manggarai barat luas perairannya lebih besar dari daratan. Luas laut sekitar 7.000-an per km2 dengan luas daratan 2.000-an per km2. Jadi kita tidak akan kekurangan air. Kami di Menggarai Barat terdapat 264 pulau, dengan 13 pulau yang baru berpenghuni. Dari 13 pulau tersebut, jumlah nelayan mencapai 1.900. Sehingga jika ini selesai maka program ini bisa dinikmati oleh ribuan nelayan," imbuhnya.

2 dari 2 halaman

Bank Mandiri Investasi Rp 2 Miliar

investasi rp 2 miliar

Kepala Cabang Bank Mandiri Labuan Bajo, I Made Runarta mengatakan, proyek Desalinasi Air ini berada di 4 titik, yakni di Tempat Pelelangan Ikan (TPI), Labuan Bajo; Macang Tanggar, Komodo; Warloka, NTT; dan Desa Warloka Pesisir, NTT dengan nilai investasi mencapai Rp2 miliar.

"Yang di TPI sebenarnya sudah bisa difungsikan. Namun yang di 3 titik lainnya masih tahap pengembangan. Sehingga ditargetkan 2 bulan lagi bisa diserahterimakan ke pemerintah daerah dan bisa dinikmati oleh masyarakat," kata Made.

Dia memperkirakan, kapasitas penampungan air yang disaring bisa mencapai 14 ton per hari, dan masyarakat diharuskan menggunakan e-money untuk mendapatkan 10 liter atau 1 galon air. Meski demikian, pihaknya belum bisa memastikan harga yang harus dibayar, namun bisa dipastikan akan lebih murah dari Rp5.000 per jerigen.

Nantinya, uang dibayar masyarakat akan digunakanan untuk memelihara (maintenance) mesin penyaringan. Mengingat, air laut mengandung garam sehingga kemungkinan terjadinya karat pada mesin akan lebih besar.

"Harga masih diperhitungkan. Karena kita kan melihat pasar di sini seperti apa. Jangan sampai fasilitas yang diberikan justru lebih mahal dari yang sudah berjalan. Ini kan tujuannya untuk meringankan masyarakat sini tapi juga menjaga agar mesin ini tetap berjalan," jelasnya.

[bim]

Baca juga:
PAM Jaya: Embung dan Sungai Belum Penuhi Kebutuhan Air Bersih di Jakarta
Waspada, Krisis Air di Depan Mata
Peningkatan Akses Sanitasi dan Air Minum Belum Dibarengi Standar Kualitas
Pemerintah Ingatkan Pemda Jamin Ketersediaan Air Minum dan Sanitasi
Siapkan Tandon Air Buat Warga, Begini Cara BPBD Cilacap Antisipasi Bencana Kekeringan
Wapres Ma'ruf Amin: Akses Air Minum Aman Baru Dinikmati 11 Persen Penduduk RI

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini