Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

4 Dampak mencengangkan akuisisi Gudang Garam oleh perusahaan Jepang

4 Dampak mencengangkan akuisisi Gudang Garam oleh perusahaan Jepang rokok kretek. ©2014 merdeka.com/fikri faqih

Merdeka.com - Japan Tobacco Inc mengakuisisi atau membeli seluruh saham anak usaha Gudang Garam yaitu PT Karyadibya Mahardhika dan PT Surya Mustika Nusantara seharga USD 677 juta atau setara dengan Rp 9 triliun.

PT Karyadibya Mahardhika (KDM) sendiri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam produksi rokok di Indonesia. Perusahaan ini berdiri pertama kali pada tahun 2007. Beberapa rokok produksi KDM antara lain Apache, Absolute Mild, Absolute Mild Menthol, Absolute Ruby, Minna International, Minna Barokah, Barokah Rejeki, Extreme Mild, Extreme Mild Menthol, Bheta, dan beberapa varian produk lainnya.

Sedangkan PT Surya Mustika Nusantara sendiri merupakan perusahaan penjualan dan distribusi yang memasarkan rokok/cigarette brand Apache dan Extreme hasil produksi PT Karya Dibya Mahardika (KDM).

Japan Tobacco Inc dalam pengumumannya mengatakan, nilai kesepakatan dua perusahaan ini mencapai USD 1 miliar, termasuk utang kedua perusahaan. Selain Indonesia, Japan Tobacco juga tengah dalam proses membeli aset pabrik rokok Filipina yaitu Filipina Mighty Corp Ltd.

Transaksi jual beli ditarget akan selesai pada Oktober-Desember mendatang. Pihak Japan Tobacco masih menunggu dan mengikuti peraturan yang berlaku.

"Kesepakatan ini akan memberi skala dan kehadiran Grup JT di tingkat nasional di pasar kretek Indonesia," kata Japan Tobacco.

Pasar rokok Indonesia merupakan terbesar kedua di dunia setelah China dengan jumlah 316,1 miliar batang terjual tahun lalu.

Langkah akuisisi ini menuai protes, sebab akan menimbulkan dampak yang luar biasa. Berikut uraiannya:

Ratusan buruh terancam di-PHK

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengkritik rencana akuisisi Japan Tobacco Inc terhadap dua anak perusahaan rokok PT Gudang Garam yaitu PT Karyadibya Mahardhika dan PT Surya Mustika Nusantara. Menurutnya, langkah ini menjadi ancaman bagi pekerja di pabrik tersebut.

"Japan Tobacco Inc pasti akan melakukan mekanisasi dengan mengganti tenaga kerja manusia dengan mesin yang secara ekonomi lebih efisien. Satu mesin bisa menggantikan minimal 900 tenaga manusia," kata Tulus dikutip Antara, Senin (8/8).

Tulus mengatakan, hal serupa juga terjadi pada PT HM Sampoerna setelah diakuisisi oleh Philip Morris Internasional. Padahal, PT HM Sampoerna sempat menjanjikan tidak akan melakukan mekanisasi. "Namun, fakta berkata lain. Dalam jangka pendek akan ada rasionalisasi tenaga kerja manusia digantikan mesin dengan melakukan pemutusan hubungan kerja massal setelah diakuisisi," tuturnya.

Hal itu, kata Tulus, akan berimbas pada penambahan angka pengangguran yang pada akhirnya adalah peningkatan angka kemiskinan.

Tulus menduga, aksi korporasi tersebut oleh sebagian kalangan akan dianggap sebagai hal yang positif dari sisi ekonomi dan investasi. Hal tersebut juga dianggap sebagai prestasi bahwa situasi dan kondisi investasi di Indonesia semakin kondusif dan akan semakin menggerakkan sektor riil.

"Padahal, jika dicermati secara mendalam, hal itu justru akan menimbulkan potensi bencana ekonomi dan sosial bagi Indonesia, baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang," ujarnya.

Matikan petani lokal

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, akuisisi Japan Tobacco Inc terhadap dua anak perusahaan rokok PT Gudang Garam berpotensi meningkatkan impor tembakau di Indonesia.

"Peningkatan impor tembakau akan mengakibatkan penurunan penyerapan tembakau lokal. Harga tembakau impor dari China lebih murah dari tembakau lokal," ujar Tulus, Jakarta, Selasa (8/8).

Tulus mengatakan petani tembakau lokal akan menderita dan 'gigit jari' karena serapan daun tembakaunya menurun akibat serbuan tembakau impor. Akuisisi PT Gudang Garam oleh Japan Tobacco Inc juga akan mengancam klaim kretek sebagai rokok khas Indonesia.

Setelah akuisisi, kepemilikan juga akan berpindah. Entitas kretek sebagai milik Indonesia akan tergerus rokok asing.

"Pada akhirnya, rokok kretek adalah rokok asing karena pemilik pabriknya asing. Tidak ada lagi klaim bahwa kretek adalah warisan budaya nasional, walaupun selama ini klaim tersebut sebenarnya sangat konyol dan tidak berdasar," tuturnya.

Tingkatkan perokok RI

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi mengatakan, akuisisi Japan Tobacco Inc terhadap dua anak perusahaan rokok PT Gudang Garam yaitu PT Karyadibya Mahardhika dan PT Surya Mustika Nusantara akan meningkatkan jumlah perokok di Indonesia.

"Pimpinan Japan Tobacco Inc sendiri mengatakan Indonesia merupakan pasar tembakau kedua terbesar di dunia. Mereka akan menggempur Indonesia dengan iklan dan promosi yang lebih masif," kata Tulus dikutip Antara, Selasa (8/8).

Tulus mengatakan, Japan Tobacco Inc, sebagaimana produsen rokok multinasional lainnya, sudah mulai tergencet dengan aturan pembatasan tembakau yang ketat di negaranya. Karena itu, mereka kemudian lari ke Indonesia untuk memasarkan produknya.

Menurut Tulus, mereka memanfaatkan aturan pengendalian tembakau yang rendah dan lemah di Indonesia dan prevalensi merokok di kalangan remaja dan anak-anak yang cenderung meningkat.

"Mereka menyasar remaja dan anak-anak Indonesia sebagai pangsa pasar utama dan investasi jangka panjang industri rokok. Mereka akan menggempur remaja dan anak-anak Indonesia iklan dan promosi rokok," tuturnya.

Peningkatan jumlah perokok, kata Tulus, akan berdampak pada peningkatan penyakit akibat rokok yang harus ditanggung negara melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

"Japan Tobacco Inc akan mengeruk keuntungan berupa devisa Indonesia yang lari ke Jepang, sementara masyarakat dan pemerintah hanya bisa 'gigit jari' dengan sampah produk rokok, yaitu penyakit dan biaya kesehatan yang tinggi," katanya.

Jadi permulaan akuisisi industri rokok

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan tren akuisisi industri rokok multinasional terhadap industri rokok nasional di Indonesia akan terus terjadi. Ini bahkan telah terjadi dengan diakusisinya saham dua anak perusahaan PT Gudang Garam, yaitu PT Surya Mustika Nusantara dan PT Karyadibya Mahardhika senilai USD 677 juta atau setara dengan Rp 9 triliun.

"Industri rokok multinasional tahu betul Indonesia adalah pangsa pasar untuk pemasaran rokok yang paling menggiurkan di dunia. Mereka akan mengincar produsen-produsen rokok nasional untuk diakuisisi," kata Tulus dalam keterangannya.

Menurut Tulus, Indonesia menggiurkan bagi industri rokok multinasional karena mereka tahu regulasi pengendalian tembakau di Indonesia masih sangat lemah. "Sementara itu, di negara asalnya, industri rokok multinasional mulai tergencet dengan aturan pembatasan tembakau yang ketat. Karena itu, mereka lari ke Indonesia untuk memasarkan produknya," tuturnya.

Di sisi lain, prevalensi perokok remaja dan anak-anak di Indonesia cenderung meningkat. Remaja dan anak-anak Indonesia adalah sasaran industri rokok multinasional untuk menjadi pangsa pasar mereka.

Bila hal itu dibiarkan, Tulus mengatakan dalam jangka panjang akan menjadi beban sosial ekonomi masyarakat Indonesia, bahkan bisa menjadi bencana nasional akibat kerusakan generasi yang kecanduan rokok.

"Nilai ekonomi yang diperoleh tidak setara dengan dampak sosial ekonomi yang didapat. Seharusnya pemerintah dan masyarakat Indonesia menyadari tentang hal itu," katanya.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya
Blusukan di Pasar Palembang, Ganjar Pranowo Kaget Harga Daging Mahal
Blusukan di Pasar Palembang, Ganjar Pranowo Kaget Harga Daging Mahal

Ganjar pun membeli beberapa sayuran untuk dibawa pulang. Sontak itu membuat pedagang antusias melayaninya.

Baca Selengkapnya
Mengintip Dapur Produksi Bawang Goreng di Kampung Jaha yang Beromzet Ratusan Juta per Bulan
Mengintip Dapur Produksi Bawang Goreng di Kampung Jaha yang Beromzet Ratusan Juta per Bulan

Kampung Jaha terkenal sebagai sentra pengrajin bawang goreng di Bekasi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jago Lihat Peluang, Kisah TKI Jepang Pulang ke Tulungagung Sukses Budidaya Ikan hingga Diekspor ke Negeri Sakura
Jago Lihat Peluang, Kisah TKI Jepang Pulang ke Tulungagung Sukses Budidaya Ikan hingga Diekspor ke Negeri Sakura

Tinggal di Jepang lebih dari 10 tahun membuka peluang bisnis yang bisa diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Dijual Mahal di Jepang, Belut Ternyata Kaya Zat Gizi dan Punya Manfaat Tersendiri
Dijual Mahal di Jepang, Belut Ternyata Kaya Zat Gizi dan Punya Manfaat Tersendiri

Belut Jepang, juga dikenal sebagai unagi, memiliki harga yang relatif mahal di Jepang.

Baca Selengkapnya
3 Jurus Jitu Ganjar Turunkan Harga Bahan Pokok
3 Jurus Jitu Ganjar Turunkan Harga Bahan Pokok

Dia yakin strategi ini bisa mempermudah kedaulatan pangan di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Gorengan Selalu Menggoda untuk Buka Puasa, Akankah Memicu Asam Lambung?
Gorengan Selalu Menggoda untuk Buka Puasa, Akankah Memicu Asam Lambung?

Sebagai alternatif makanan yang diminati di Indonesia, gorengan sering dijadikan pilihan untuk takjil saat berbuka puasa.

Baca Selengkapnya
Harga Pangan di Jakarta Naik, Ternyata Ini Penyebabnya
Harga Pangan di Jakarta Naik, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada beberapa harga komoditas bahan pangan yang mengalami kenaikan antara lain, beras, telur ayam, daging ayam, dan gula pasir.

Baca Selengkapnya
Blusukan di Pasar Sungai Ringin Sekadau, Jokowi Temukan Kenaikan Harga Bahan Pokok
Blusukan di Pasar Sungai Ringin Sekadau, Jokowi Temukan Kenaikan Harga Bahan Pokok

Jokowi menemukan harga beras di Pasar Sungai Ringin berada pada tingkat yang wajar.

Baca Selengkapnya