Potret Ratna Sari Dewi Istri Soekarno saat Gendong Anak, Cantiknya Enggak Ketulungan

Merdeka.com - Ratna Sari Dewi atau yang dikenal dengan Dewi Soekarno merupakan salah satu istri Presiden Soekarno. Sosoknya selalu menarik perhatian publik karena diusianya menginjak ke 80 tahun masih terlihat sangat cantik.

Perempuan asal Jepang dengan nama asli Naoko Nemoto itu dikenal dengan sebutan Dewi Fujin atau Madame Dewi. Dia dipertemukan dengan Soekarno saat berusia 19 tahun di sebuah tempat hiburan di Tokyo. Keduanya menikah tahun 1962, di usia Soekarno yang ke-57 tahun.

Lama tak pernah terdengar kabarnya, Dewi Soekarno kini diketahui menetap di Jepang. Belum lama ini, putri dari Dewi Soekarno terlihat membagikan potret masa muda sang ibu yang terlihat super cantik melalui Instagram pribadinya. Berikut potretnya:

Unggah Foto Masa Muda Dewi Soekarno

Melalui unggahannya di Instagram, @kartikasoekarnofoundation membagikan potret masa kecilnya bersama sang ibu, Dewi Soekarno.

"Ini Aku, tidak menyukai flash kamera tidak seperti ibuku," tulisnya dalam keterangan fotonya.

Saat ini, Dewi Soekarno diketahui tinggal di Shibuya Jepang. Setelah Orde Lama tumbang, Ratna Sari Dewi terbang ke Eropa tahun 1967 dan hidup di sana. Tahun 2008, dia tinggal di Shibuya Tokyo. Dia dikenal sebagai sosialita, dan beberapa kali tampil dalam acara TV dan kontes kecantikan.

Potret Masa Muda Dewi Soekarno yang Super Cantik

Dalam unggahan tersebut, terlihat potret Dewi Soekarno yang tengah menggendong putrinya. Mengenakan pakaian berwarna putih, ia terlihat sangat cantik alami. Sejak dibagikan, banyak warganet yang lalu memuji kecantikan dari Dewi Soekarno itu. "Bu Dewi Cantik Banget," kata @arungg_"Cantik bangettttt," tulis @suciramadhn_ "Aww so pretty," kata @its.kiranseegers. "Terlalu cantik," kata @adelezlf.

Instagram/@kartikasoekarnofoundation ©2020 Merdeka.com

Disebut Istri Soekarno Paling Kontroversional

Ratna Sari Dewi merupakan salah satu istri Presiden Soekarno yang disebut penuh dengan kontroversi. Dikabarkan, jika ia sengaja dikenalkan dengan Bung Karno oleh sebuah perusahaan Jepang bernama Tonichi, untuk mendapat proyek di Indonesia pada 1958-1960-an.Dikutip dari artikel 'Politik dan Aspek Budaya Kompensasi Perang Jepang ke Indonesia' karya Yoshimi Miyake, proyek-proyek tersebut berasal dari uang pampasan perang alias ganti rugi pendudukan Jepang di Indonesia. Namun, Bung Karno rupanya jatuh hati kepada Ratna Sari Dewi.Hubungan emosional antara Ratna Sari Dewi dengan Soekarno rupanya semakin menguntungkan perusahaan asal Jepang. Melalui Ratna Sari Dewi, sejumlah perusahaan mendapat sejumlah mega proyek.

©blogspot.com

Pernah Dikecam Masyarakat Indonesia

Ratna Sari Dewi rupanya pernah mendapat kecaman dari masyarakat Indonesia karena dianggap telah mencemarkan nama baik sang proklamator, setelah dirinya tampil dengan foto topless dalam sebuah buku berjudul 'Madame De Syuga'. Akibat foto syur tersebut, Ia pun mendapat kecaman dari banyak warga Indonesia. Namun, Dewi Soekarno menanggapi kritik pedas tersebut dengan santai.  Dia berdalih buku yang diluncurkannya itu hanyalah hasil karya seni yang menunjukkan bahwa perempuan dengan usia hampir setengah abad masih memiliki tubuh yang indah.

©blogspot.com

Pernyataan Mengejutkan Tentang Kematian Soekarno

Ratna Sari Dewi juga pernah membuat pernyataan yang cukup kontroversial soal kematian Soekarno . Perempuan Jepang itu menyebut Bung Karno meninggal karena dibunuh secara perlahan-lahan dengan menggunakan obat-obatan hingga overdosis.Tak hanya itu, Ratna Sari Dewi juga menyatakan kematian Bung Karno tidak wajar dan sengaja diatur penguasa Orde Baru, agar pelaksanaan Pemilu 1971 secara politik tidak terkendala. Sebab, saat itu ada dua matahari kembar yakni Soekarno dan Soeharto yang baru saja berkuasa.Dewi juga menyatakan, sebelum Bung Karno meninggal, rezim Soeharto sengaja mengisolasi dan mengucilkan Soekarno di Wisma Yaso. Hal itu dilakukan agar Bung Karno stres. Setelah itu ada alasan untuk membawa Bung Karno ke rumah sakit.Namun, pernyataan itu langsung mendapat bantahan dari istri Bung Karno yang lain dan dokter yang merawat sang Proklamator.

©blogspot.com