Melihat Situs Ken Dedes, Jejak Sang Putri Cantik Diculik oleh Tunggul Ametung

Kamis, 25 Mei 2023 14:50 Reporter : Khulafa Pinta Winastya, Desi Aditia Ningrum
Melihat Situs Ken Dedes, Jejak Sang Putri Cantik Diculik oleh Tunggul Ametung Situs Ken Dedes. Youtube/Kuno Brono ©2023 Merdeka.com

Merdeka.com - Ken Dedes dikenal sebagai permaisuri dari Ken Arok atau Sri Rajasa Bathara Sang Amurwabhumi, pendiri Kerajaan Singasari. Dengan begitu, Ken Dedes merupakan ratu pertama dari kerajaan tersebut.

Sebelum dinikahi Ken Arok, Ken Dedes sendiri merupakan istri dari penguasa Tumapel yakni Tunggul Ametung. Ia adalah sosok yang menculik dan membawa lari Ken Dedes dari ayahnya.

Tempat di mana Tunggung Ametung menculik Ken Dedes hingga kini pun masih ada. Lokasi itu dinamakan Sendang Dedes atau Sumur Windu, Malang, Jawa Timur. Simak ulasannya:

2 dari 5 halaman

Ken Dedes Diculik

Dalam Serat Pararaton yang ditulis pada 1613 masehi tanpa diketahui siapa penulisnya, disebut jika Ken Dedes merupakan putri dari Mpu (Empu) Purwa, seorang pendeta Buddha aliran Mahayana.

Mpu Purwa pindah dan menetap di Desa Panawijen (kini sekitar Malang) di lereng Gunung Kawi dan merupakan wilayah Tumapel yang dipimpin oleh Tunggul Ametung.

Sosok Ken Dedes dikenal sebagai gadis yang sangat cantik. Kabar tentang kecantikan paras Ken Dedes kemudian sampai di telinga Tunggul Ametung. Ia bahkan sampai memutuskan pergi ke Panawijen untuk membuktikan hal itu.

Ternyata, kecantikan Ken Dedes itupun membuat Tunggul Ametung langsung jatuh hati. Karena itu lah ia akhirnya membawa Ken Dedes ke Tumapel dengan paksa. [khu]

Baca juga:
Pasangan Bule Menikah Pakai Adat Jawa, Fotografer Pusing 7 Keliling Ngarahin Gaya
Makan Malam Sederhana Eks Panglima TNI di Kampung Halaman, Atap Rumahnya jadi Sorotan

3 dari 5 halaman

Kutukan Ayah Ken Dedes

Pada saat Ken Dedes diculik, Mpu Purwa sedang tidak ada di lokasi. Ia pun sempat kebingungah mencari keberadaan anak perempuannya.

Setiap orang yang ditanya pun hanya terdiam lantaran takut dengan sang penguasa. Sambil  menahan amarah, Mpu Purwa lalu mengucap kutukan.

"Semoga yang membawa lari anakku tidak akan selamat hidupnya. Semoga ia mati tertikam keris," kutuk Mpu Purwa seperti yang dikutip dari Pararaton dikutip dari laman Liputan6 (25/5).

Karena kesal dengan penduduk desa, ayah Ken Dedes itu juga mengucapkan kutukan agar seluruh daerah di Panawijen mengalami kekeringan.

"Semoga sumur-sumur di Panawijen kering dan sumber-sumber air tidak mengeluarkan air lagi sebagai hukuman karena mereka tidak memberi tahu akan keberadaan anakku," ucapnya.

4 dari 5 halaman

Sumpah Jadi Kenyataan

Ternyata, sumpah yang diucap oleh Mpu Purwa jadi kenyataan. Ken Arok membunuh Tunggul Ametung menggunakan keris demi mendapatkan Ken Dedes lalu mendeklarasikan Tumapel sebagai kerajaan merdeka yang nantinya lebih dikenal dengan nama Singasari.

Tempat pertapaan Mpu Purwa sekaligus lokasi tempat Ken Dedes diculik Tunggul Ametung disebut masih ada hingga kini. Situs Polowijen di Kelurahan Polowijen, Kota Malang ada sumber air yang sudah mengering, penduduk setempat menamainya Sendang Dedes atau Sumur Windu.

situs ken dedes
Youtube/Kuno Brono ©2023 Merdeka.com

5 dari 5 halaman

Potret Situs Ken Dedes

Melansir dari unggahan di kanal Youtube Kuno Bruno, membagikan potret situs Ken Dedes tersebut. Di areal situs masih ada artefak berupa watu kenong dan lumpang batu berbahan batu andesit.

situs ken dedes
Youtube/Kuno Brono ©2023 Merdeka.com

Desa Panawijen ini adalah desa kuno. Pada abad 10 Masehi telah menjadi sebuah desa pertanian yang maju berstatus sima atau bebas pajak.

Desa ini disebut dalam prasasti Wurandungan dan prasasti Kanyuruhan B yang sama–sama berangka tahun 943 masehi. Namun, karena sumpah dari Mpu Purwa sumur di desa ini pun menjadi kering.

Baca juga:
Pasangan Bule Menikah Pakai Adat Jawa, Fotografer Pusing 7 Keliling Ngarahin Gaya
Makan Malam Sederhana Eks Panglima TNI di Kampung Halaman, Atap Rumahnya jadi Sorotan



Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini