Kisah Petinggi Majapahit langsung KO Adu Kesaktian sama Ulama Islam, lalu Syahadat

Selasa, 7 Februari 2023 14:25 Reporter : Billy Adytya
Kisah Petinggi Majapahit langsung KO Adu Kesaktian sama Ulama Islam, lalu Syahadat Bangunan ini Dibangun Raja Hayam Wuruk buat Sang Ibu, Ratu Pembawa Kejayaan Majapahit. ©2023 Merdeka.com/youtube.com/AsliMojokerto

Merdeka.com - Majapahit merupakan salah satu kerajaan yang terbesar dan mengukir banyak sejarah di Indonesia. Ada seorang petinggi Majapahit yang dulu beradu kesaktian dengan ulama Islam.

Namun ia ternyata kalah dan akhirnya memutuskan untuk mengucap syahadat dan memeluk agama Islam. Keduanya akhirnya hidup rukun dan mengembangkan agama Islam bersama-sama.

Bagaimana kisah selengkapnya? Simak lanjutan sejarah petinggi Majapahit yang satu ini.

2 dari 4 halaman

Petinggi Majapahit seorang Tokoh Hindu atau Buddha

Bathara Katong atau Sunan Katong mendarat di Kaliwungu bersama dengan para pasukan untuk memilih tempat di pegunungan Penjor atau telapak kuntul melayang. Ada beberapa tokoh dalam rombongan itu mulai dari Ten Koe Pen Jian Lien (Tekuk Penjalin), Han Bie Yan (Kyai Gembyang) dan Radeng Panggung atau Wali Joko.

Seperti dijelaskan dalam laman resmi Kabupaten Kendal, kendalkab.go.id, penyebaran Islam di sekitar Kaliwungu tidak ada hambatan. Namun memasuki wilayah agak ke barat, ditemui seorang tokoh agama Hindu yang disebut sebagai mantan petinggi Kadipaten di bawah Kerajaan Majapahit guna wilayah Kendal/Kaliwungu, bernama Suromenggolo atau Empu Pakuwojo.

Dalam cerita tutur, Empu Pakuwojo adalah petinggi Majapahit dan ahli membuat pusaka atau empu. Dia pun adalah seorang adipati Majapahit yang pusat pemerintahannya di Kaliwungu atau Kendal.

3 dari 4 halaman

Adu Kesaktian

Bukan hal yang mudah untuk menyebarkan Islam di wilayah sang adipati. Begitu juga menyerukan kepada Pakuwojo agar memeluk agama Islam adalah hal yang sulit. 

Ki Ageng Pandan Aran pun sempat bertarung mengadu kesaktian dengan Pakuwojo. Sebagaimana Ki Ageng Pandan Aran mengislamkan para 'Ajar' diperbukitan Bergota atau Pulau Tirang.

Kesepakatan dan persyaratan dibuat dengan kesadaran di dalam kapasitas kesatria pilih tanding. Pakuwojo sempat mengucapkan sebuah sumpah di depan hadapan Sunan Katong. "Bila Sunan Katong sanggup mengalahkannya, maka ia mau memeluk agama Islam dan menjadi murid Sunan Katong".

4 dari 4 halaman

Pakuwojo Kalah Lalu Mengucap Syahadat

Pertarungan berlangsung dengan seru, bukan hanya adu fisik mereka juga melakukan adu kekuatan batin yang sulit diikuti oleh mata orang awam. Kejar mengejar baik di darat dan juga di air hingga berlangsung lama dan Pakuwojo tidak pernah menang.

Pakuwojo pun lari dan bersembunyi. Namun ia tetap berhasil ditemukan oleh Sunan Katong hingga pada akhirnya menyerahlah petinggi Majapahit tersebut. Seperti janji dan sumpah yang diucapkan sebelumnya akhirnya Pakuwojo mengucapkan dua kalimat syahada sebagai tanda masuk Islam.

Pohon yang dijadikan tempat persembunyian Pakuwojo diberi nama Pohon Kendal yang artinya penerang dan di situlah Pakuwojo terbuka hati dan pikirannya untuk masuk Islam. Hingga pada akhirnya keduanya hidup rukun berdampingan menyebarkan agama Islam.

[bil]
Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini