Kisah Haru Nenek Sebatang Kara Makan Nasi Aking dengan Garam,Ingin Makan Nasi & Tempe
Merdeka.com - Kisah miris datang dari seorang lansia di daerah Kiringan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Ia adalah Surati. Seorang nenek berusia 74 tahun tinggal sebatang kara di rumah sederhana berukuran 2x2 meter.
Selepas suaminya meninggal karena penyakit jantung, Surati pun harus menjalani sisa hidupnya seorang diri. Dia tidak dikaruniai keturunan.
Di usia senjanya, Surati harus hidup dengan segala keterbatasan ekonomi. Keinginannya pun sederhana hanya ingin bisa makan nasi putih dengan lauk tempe setiap hari. Simak ulasan selengkapnya:
Lansia Tinggal Seorang Diri
Melansir dari unggahan di laman amalsholeh, nenek Surati tinggal seorang diri di sebuah gubuk reot. Rumah tersebut dibuatkan oleh masyarakat sekitar di atas tanah milik pemerintah.
Karena bangunan rumah 90% terbuat dari rotan dan kayu, kediaman Surati pun terlihat rapuh dan mudah goyah diterpa angin. Bahkan, saat hujan datang air pun tak jarang ikut masuk ke dalam rumah.
Foto: amalsholeh.com ©2021 Merdeka.com
Selepas ditinggal oleh suaminya 13 tahun lalu karena penyakit jantung, Surati tinggal seorang diri. Ia juga diketahui tidak memiliki anak yang bisa merawatnya.
"Enggak punya anak, suami meninggal, mbah enggak punya apa-apa sekarang," kata Surati dikutip dari laman amalsholeh (21/7).
Sudah Tidak Mampu Bekerja
Foto: amalsholeh.com ©2021 Merdeka.com
Dulunya, Surati disebut memiliki sebuah rumah dan sebidang tanah. Namun, semuanya habis dijual untuk biaya berobat suaminya. Kini, tubuh rentanya juga sudah tidak bisa lagi melakukan pekerjaan berat seperti dahulu. Surati sebelumnya sempat bekerja sebagai buruh tani lepas yang membantu saat musim panen padi datang. Akan tetapi, kini kaki dan tangannya tidak sekuat dulu, ia memerlukan alat bantu untuk berjalan. Kini ia pun sudah tidak bisa lagi turun ke sawah untuk mendapatkan uang.
Punya Keinginan Sederhana
Foto: amalsholeh.com ©2021 Merdeka.com
Paling memprihatinkan, setiap hari Surati hanya bisa makan nasi aking dengan garam untuk mengganjal perutnya. Keinginannya pun sederhana, ia hanya ingin bisa makan nasi putih dengan lauk tahu dan tempe setiap hari."Mbah berharap Allah ngasih kebaikan, Mbah ingin bisa makan nasi sama tahu tempe walaupun sulit," ucapnya.
Foto: amalsholeh.com ©2021 Merdeka.com
Surati mengaku pasrah dan hanya ingin menjalani hidupnya untuk beribadah. Ia pun terdengar tidak menolak ketika memang harus diminta pindah dari rumahnya tersebut. "Tinggal di mana saja mbah manut, asal ada air untuk ibadah," pungkasnya. Pihak yayasan www.amalsholeh.com juga turut mengadakan penggalangan dana untuk membantu nenek Surati agar bisa hidup lebih layak. Berikut link donasinya:
https://www.amalsholeh.com/bantu-mbah-surati-mendapatkan-makanan-layak
(mdk/khu)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Begitu miris, ia hanya bisa memakan menu nasi dan micin serta tinggal di gubuk tak layak
Baca SelengkapnyaDi masa tuanya, ia masih harus bekerja untuk mengisi perut keluarganya.
Baca SelengkapnyaSaat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Saat menerima nasi bungkus, kakek ini sengaja tak menghabiskan sayur dan lauknya lantaran untuk sang istri di rumah.
Baca SelengkapnyaPria tersebut berinisiatif untuk melakukan patungan demi membantu salah seorang temannya yang sedang kesulitan ekonomi.
Baca SelengkapnyaIstilah ‘halo dek’ begitu kental dengan kisah percintaan para prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaBegini kisah seorang wanita sengaja lepas baterai jam miliknya demi bantu kakek servis jam. Bikin terharu warganet.
Baca SelengkapnyaKisah lansia 80 tahun rela berjualan kerupuk demi hidupi anak ODGJ ramai disorot warganet. Begini informasinya.
Baca SelengkapnyaKakek di Gorontalo hanya santap parutan kelapa untuk mengganjal perut lapar hingga disorot warganet.
Baca Selengkapnya