Istri Jenderal Andika Perkasa Bantu Bangun Rumah, Mbah Diono Bilang 'Tengkyu Ya'

Merdeka.com - Mbah Diono salah satu lansia yang tinggal di sebuah gubuk reot di Desa Senden, Kecamatan Mungkid, Magelang, Jawa Tengah. Mendengar kisah pilu Mbah Diono, jajaran TNI pun bermaksud untuk membangun rumah yang layak baginya.

Saat Hetty istri Kasad TNI AD Jenderal Andika Perkasa bertandang, Mbah Diono pun lantas mengucapkan rasa terima kasihnya dengan cukup menggelitik.

Dibantu Anggota TNI

Beberapa waktu yang lalu melalui akun media sosial resmi TNI AD, nampak sebuah video tengah memperlihatkan pembangunan rumah baru bagi Mbah Diono di samping gubuk reotnya dahulu. Rupanya, pembangunan ini dibantu oleh aparat TNI beserta para relawan.

"Danramil dan lain sebagainya itu menempatkan anggotanya berganti tiap hari dan membantu kami supaya rumah itu terwujud dan jadi selama dua puluh enam hari ini," ujar Budi Darmanto selaku Ketua Komunitas Sandal Jepitan Bareng.

Candaan Hetty Andika Perkasa

Bertandang ke kediaman Mbah Diono, Hetty pun terlihat berbincang dengan sosok pria rendah hati tersebut. Tak hanya itu, ia pun sesekali melontarkan candaan agar Mbah Diono tersenyum.

Instagram/@tni_angkatan_darat ©2020 Merdeka.com

"Eh, Pak Tentara lagi bangun Kantor Tentara?" tanyanya.

"Bukan bu," jawab salah satu prajurit.

"Bangun apa?" tanyanya kembali.

"Bangun rumahnya Pak Diono," jawabnya kembali.

Mbah Diono Lontarkan Candaan Kembali

Mbah Diono pun tak tinggal diam. Sosok pria yang diketahui memiliki banyak kambing sebagai peliharaannya ini juga melontarkan pernyataannya yang membuat istri Jenderal Andika Perkasa ikut tertawa.

"Loh, rumahnya Bapak katanya," ungkap Hetty.

"Oh, rumah saya toh. Saya kira Pak Tentara," canda Mbah Diono.

Ucap Terima Kasih

Usai memutari rumah baru Mbah Diono dan berbincang, Hetty pun lantas berpamitan. Saat hendak pulang, istri Jenderal Andika Perkasa tersebut pun mendapat memberikan sejumlah uang kepada Mbah Diono. Hal tersebut sontak membuat Mbah Diono melontarkan pernyataan lucu yang membuat semua orang tertawa.

Instagram/@tni_angkatan_darat ©2020 Merdeka.com

"Mbah, ini cuma rahasia kita aja nih. Biar semua orang nanti enggak kepengen. Ini ada sedikit buat Mbah. Ini kalau saya enggak pakai masker, saya begini mbah," ucapnya sembari menunjukkan foto dirinya di sebuah amplop.

"Ini dari siapa ini?" tanya Mbah Diono.

"Dari ibu ini," ucap Budi.

"Ya, thank you ya," ucapnya pada Hetty.

Gubuk Reot Mbah Diono

Instagram/@tni_angkatan_darat ©2020 Merdeka.com

Sebelumnya, Mbah Diono tinggal di gubuk reot nan kecil bersama dengan 10 ekor kambing miliknya. Bahkan, makan dan minum pun ia lakukan bersama. Ironisnya, tak ada perhatian sama sekali dari warga setempat. Dia sempat dikatakan gila, tidak normal, tertutup, dan sebagainya.

Rawat Kambing Layaknya Anak Sendiri

Karena hidup sendiri, Mbah Diono merawat kambing layaknya anak sendiri. Sehari-hari sepuluh ekor kambingnya itu ia beri minum susu. Dulunya, dia sempat mengalami gangguan psikis. Karena itulah dia sering diejek oleh para tetangganya.

Mata Pencaharian Mbah Diono

Untuk bertahan hidup, Mbah Diono sering dibelikan makanan oleh orang-orang yang peduli padanya. Tapi selama ini, dia bertahan hidup dari uang hasil kambingnya yang dijual.

Saat seekor kambingnya laku terjual, ia akan menyisihkan uangnya untuk membeli kebutuhan sehari-hari.

Instagram/@tni_angkatan_darat ©2020 Merdeka.com

"Kalau dulu saya kerja jadi tukang batu sebelum pelihara kambing. Kalau sekarang, uang dari kambing itu buat makan. Saya sisihkan gitu," terangnya.