Merdeka.com - Dunia sepak bola tanah air tengah berduka. Mantan pelatih Timnas Indonesia, Benny Dollo meninggal dunia.

Salah satu sosok pelatih terbaik itu tutup usia pada Rabu malam (1/2/23). Benny meninggal pada usia 72 tahun.

Menilik ke belakang, ada banyak sepak terjang yang dilalui Benny hingga menjadi sosok pelatih terkemuka. Berikut ulasan selengkapnya.

Benny Dollo Tutup Usia, Banjir Ungkapan Duka

Kabar duka atas kepergian Benny Dollo disampaikan Firman Utina melalui salah satu unggahannya pada Rabu (1/2) silam. Firman Utina berbagi potret sosok pria yang akrab disapa Bendol itu tatkala berpose dengan trofi Copa Dji Sam Soe.

"Selamat jalan om Beni Dollo," tulis Firman dalam unggahan akun Instagram miliknya.

Liputan6.com ©2023 Merdeka.com

Tokoh panutan di dunia sepak bola tanah air itu tutup usia pada 72 tahun. Ungkapan duka pun juga turut disampaikan dari berbagai pihak.

PSSI melalui akun Instagram resmi turut berbagi potret Benny dalam kompilasi hitam putih. Bersama dengan unggahan tersebut, PSSI menyampaikan duka cita mendalam.

"Turut berduka cita atas berpulangnya Coach Benny Dollo. Semoga almarhum diberikan tempat terbaik di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," tulis PSSI dalam unggahan Instagramnya, Rabu (1/2/23).

Sempat Dirawat 4 Hari di RS

Sebelum mendiang berpulang, Jerry Simon kerabat Benny mengungkap, pria kelahiran Manado 22 September 1950 itu telah lebih dahulu mendapatkan perawatan selama empat hari di RS.

Disebut Jerry, Benny mengeluh menderita luka kecil pada bagian kaki. Berawal dari hal tersebut, kondisi mendiang disebutnya terus menurun hingga akhirnya dirawat di RS. Tak berselang lama, Benny dinyatakan meninggal dunia pada pukul 20.45 WIB.

Liputan6.com ©2023 Merdeka.com

"Awalnya ada luka kecil di bagian kaki. Lalu kondisinya terus menurun hingga akhirnya dibawa ke rumah sakit dan dirawat. Tapi, tadi beliau dinyatakan meninggal dunia pada pukul 20.45 WIB," ujarnya, demikian dikutip dari Liputan6.com.

Sebelum tutup usia, Benny diketahui sempat berkumpul dengan orang-orang terdekat. Namun takdir berkehendak lain, eks pelatih Persita Tangerang dan Arema FC itu meninggalkan seorang istri dan dua anak beserta dua orang cucu.

"Sudah sempat berkumpul dengan keluarga. Tapi Minggu lalu, kondisinya menurun dan tidak sadarkan diri selama tiga hari terakhir," Jerry menambahkan.

Sepak Terjang di Dunia Sepak Bola

Semasa hidup, mendiang dikenal sebagai sosok pelatih yang penuh prestasi di level klub tanah air maupun timnas. Kepiawaiannya mengerahkan para talenta muda sepak bola itu berawal pada tahun 1983.

Pertama kali, Benny diketahui melatih klub Jakarta, UMS. Usai menangani Pelita Jaya Jabar selama kurang lebih tujuh tahun, sepak terjangnya pun terus meroket.

Liputan6.com ©2023 Merdeka.com

Di bawah asuhannya, Benny sukses mengantarkan Pelita Jaya dengan tiga gelar juara Galatama. Tak berhenti di sana, Benny juga turut mengasuh Persita Tangerang, Persitara Jakarta Utara, Persma Manado, hingga berakhir di Timnas Indonesia pada tahun 2000 silam.

Selepas bersama Timnas, Bendol diketahui kembali ke klub Persita serta Arema Malang. Selanjutnya, sosoknya didapuk menjadi pelatih Timnas kembali pada tahun 2008 silam.

Pada rentang perjalanan karirnya, ada begitu banyak hasil luar biasa yang ditorehkan. Di antaranya Skuad Garuda yang sukses menyabet Piala Kemerdekaan 2008, Persita menjadi runner up Liga Indonesia 2002, serta masih banyak lagi.

Hal tersebut membuat Bendol banyak dinobatkan sebagai salah satu pelatih klub hingga timnas yang diperhitungkan di dunia sepak bola tanah air.