Dulu Panglima ABRI, Try Sutrisno Ternyata Pernah Gagal Atekad Gara-Gara Postur Tubuh

Kamis, 9 Februari 2023 09:30 Reporter : Khulafa Pinta Winastya
Dulu Panglima ABRI, Try Sutrisno Ternyata Pernah Gagal Atekad Gara-Gara Postur Tubuh Jenderal TNI Try Sutrisno. ©blogspot.com

Merdeka.com - Bagi sebagian orang mungkin sudah tidak asing ketika mendengar nama Try Sutrisno. Dia merupakan mantan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dan Wakil Presiden RI ke-6.

Jenderal bintang empat ini memulai karier militernya sejak mendaftar di Sekolah Perwira Zeni yang kemudian bernama Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad) pada tahun 1956.

Keinginannya untuk menjadi prajurit ternyata sudah ada sejak Try masih kecil. Namun, perjalanannya untuk menjadi tentara tidak selalu mudah. Try disebut pernah gagal seleksi karena postur tubuhnya yang kurang ideal. Simak ulasan selengkapnya:

2 dari 6 halaman

Try Sutrisno Pernah Gagal Daftar Atekad

Try Sutrisno lahir di Surabaya, pada 15 November 1935. Saat berusia 21 tahun dia memutuskan untuk menempuh pendidikan sebagai prajurit tentara. Walau sudah diterima di Fakultas Kedokteran Unair, impiannya menjadi seorang perwira militer rupanya belum hilang.

Try mendaftar Sekolah Perwira Zeni yang kemudian bernama Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad) tahun 1956. Memiliki otak cerdas dan hobinya berolahraga, Try sempat sangat yakin dirinya bisa dengan mudah diterima.

Ternyata, Try justru gagal dalam seleksi lantaran postur tubuhnya yang dianggap kurang ideal. Try Sutrisno disebut memiliki bahu yang tinggi sebelah.

Hal ini kemungkinan disebabkan oleh hobi Try yang sangat menyukai olahraga angkat besi sejak masih duduk di bangku SMA. Maklum, saat itu dia melakukannya tanpa pelatih dan hanya bermodal alat seadanya. [khu]

Baca juga:
Kisah Danjen Kopassus Daki Everest, Makin Semangat Sambil Dengar Lagu Doel Sumbang
Beberapa Kali Bangkrut, Penjual Churros ini Kini Ramai Pembeli Berkat 'Penglaris'
Fakta Perayaan Nahdlatul Ulama 1 Abad di Sidoarjo, Acara Ditutup Konser Slank

3 dari 6 halaman

Dipanggil Kembali

try sutrisno
©2023 Merdeka.com

Tak disangka, setelah dinyatakan tidak lulus dia justru kembali dipanggil oleh Direktur Zeni AD, Brigadir Jenderal GPH Djatikusumo. Try kemudian dipanggil kembali untuk melakukan tes psikologi susulan. Hal ini pun menjadi salah satu kejadian langka.

Biasanya jika calon sudah dinyatakan gugur, tidak akan menerima surat panggilan. Namun rupanya Brigjen Djatikusumo punya penilaian tersendiri pada sosok Try.

Setelah menjalani pendidikan selama satu tahun, Try kemudian mendapatkan pengalaman pertamanya untuk ikut berperang. Saat itulah dia mengawali karier militer sebagai prajurit yang turut bertempur melawan Pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik indonesia (PRRI).

4 dari 6 halaman

Kepemimpinannya Menonjol

Sebagai Taruna, nilai Try terbilang rata-rata dan tidak terlalu istimewa. Namun yang menonjol adalah kepemimpinannya. Sejak awal Try sudah terlihat bisa memotivasi dan mengarahkan kawan-kawan seangkatannya.

Demikian ditulis dalam buku Kasad Jenderal Try Sutrisno, Sosok Arek Suroboyo yang diterbitkan Disjarah tahun 2019. Pendidikan di Atekad cukup berat. Tak cuma latihan militer, sebagai perwira zeni mereka juga mempelajari teknik sipil.

try sutrisno
©2022 Merdeka.com
5 dari 6 halaman

Karier Militer Try Sutrisno

Setelah mengikuti perang pertamanya, lima tahun setelah itu Try kembali terlibat dalam Operasi Pembebasan Irian Barat. Dari tugas lapangan itu, Try kemudian mengenal baik sosok Soeharto yang saat itu sudah menjadi Panglima Komando Mandala berpangkat Mayor.

Saat Soeharto jadi presiden, Try Sutrisno kemudian ditunjuk untuk menjadi ajudannya. Dari situlah karier Try Sutrisno meroket. Tahun 1978, Try diangkat menjadi Kepala Komando Daerah Staf di KODAM XVI/Udayana.

Karir militer Try pun terus mengalami peningkatan. Pada awal 1988 ia dipromosikan menjadi Panglima ABRI (Pangab) menggantikan Jenderal TNI LB Moerdani. Try Sutrisno akhirnya memimpin ABRI selama 5 tahun, sejak 1988 hingga 1993. Ketika itu ABRI masih terdiri dari institusi TNI AD, TNI AL, TNI AU, dan POLRI.

6 dari 6 halaman

Jadi Wakil Presiden

Pada Februari 1993, Try Sutrisno pensiun dari dunia militer dan dicalonkan menjadi wakil presiden. Pencalonan Try itupun disetujui oleh Soeharto dan disahkan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

Dia pun mendampingi Soeharto sejak tahun 1993 sampai 1998. Try Sutrisno tercatat menjadi wakil presiden Soeharto yang ketiga dari kalangan militer. Dia menjabat di kursi RI-2 persis setelah Sudharmono turun tahta.

Baca juga:
Kisah Danjen Kopassus Daki Everest, Makin Semangat Sambil Dengar Lagu Doel Sumbang
Beberapa Kali Bangkrut, Penjual Churros ini Kini Ramai Pembeli Berkat 'Penglaris'
Fakta Perayaan Nahdlatul Ulama 1 Abad di Sidoarjo, Acara Ditutup Konser Slank



Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini