Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

6 Penyebab Trypophobia dari Kejiwaan & Keluarga, Lengkap dengan Cara Mengatasinya

6 Penyebab Trypophobia dari Kejiwaan & Keluarga, Lengkap dengan Cara Mengatasinya Ilustrasi kopi. Shutterstock/amstockphoto

Merdeka.com - Trypophobia adalah rasa takut atau jijik pada lubang yang tersusun begitu banyak. Dalam sekejap, penderitanya akan mengalami rasa mual dan perasaan tidak berdaya. Rasa takut yang bisa membuat jantungnya berdebar kencang dan membekas di benak. Bagi orang normal lain, reaksi itu dianggap tak rasional. Saat melihat kelompok lubang kecil, lingkaran, atau gundukan.

Penyebab trypophobia bisa beragam, ada kemungkinan memiliki anggota keluarga yang menderita hal sama. Sesuai dengan namanya, trypophobia berasal dari kata Yunani "trypta", yang berarti lubang, dan "phobos", yang artinya ketakutan. Ini menjadi salah satu dari banyak ketakutan akan hal-hal yang tidak berbahaya, seperti chaetophobia, ketakutan pada rambut, atau microphobia, ketakutan akan hal-hal sangat kecil.

Orang dengan trypophobia memiliki reaksi fisik dan emosional yang kuat, setiap kali mereka melihat pola yang terdiri dari lubang atau bintik. Semakin besar kelompok lingkarannya, semakin merasa tak nyaman. Meski begitu, trypophobia tidak termasuk dalam fobia sejati menurut menurut American Psychiatric Association (APA).

Tak dapat dipungkiri rasa takut itu, acap kali mengganggu benak Anda. Tanpa menyadari penyebab trypophobia secara pasti. Sehingga ingin segera mengatasi, supaya tidak mengganggu rutinitas sehari-hari. Berikut penyebab trypophobia yang berasal dari kejiwaan dan keluarga, lengkap dengan cara mengatasi yang tepat.

Trypophobia Adalah

Dilansir dari Verywell Mind, trypophobia adalah keengganan atau ketakutan pada kelompok lubang kecil, benjolan, atau pola. Saat penderita melihat cluster jenis ini, mereka mengalami gejala jijik atau ketakutan.

Laporan awal trypophobia pertama kali dijelaskan dalam forum online tahun 2005. Namun dianggap tidak memenuhi standar fobia sejati atau sebagai diagnosis, menurut American Psychiatric Association (APA). Dengan kata lain, trypophobia tidak terdaftar dalam Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5).

Lantaran tidak masuk dalam klasifikasi luas fobia spesifik. Selama gejalanya persisten, berlebihan, dan menyebabkan gangguan atau tekanan yang signifikan, baru bisa. Para ahli mengatakan, trypophobia lebih cenderung merasa jijik daripada ketakutan.

trypophobia

© Dailymail.com

Pemicu umum trypophobia termasuk hal-hal seperti:

Polong biji teratai Bubble wrap Sarang lebah Stroberi Karang Spons laut Busa logam aluminium Buah delima Gelembung Lubang pada daging yang sakit Lubang atau benjolan pada daging Kondensasi Blewah Sekelompok mata Hewan, termasuk serangga, amfibi, mamalia, dan makhluk lain yang memiliki kulit atau bulu berbintik, juga dapat memicu gejala trypophobia.

Penyebab Trypophobia

Melansir dari WebMD, peneliti memiliki beberapa ide tentang apa yang menyebabkan trypophobia. Reaksi yang kuat mungkin merupakan cara untuk melindungi diri Anda dari bahaya.

Penelitian tentang trypophobia masih cukup terbatas, tetapi ada beberapa teori tentang mengapa hal itu bisa terjadi. Berikut penyebab trypophobia dikutip dari Verywell Mind:

1. Respons Evolusioner

Menurut salah satu teori paling populer, berjudul Fear of Holes, Psychological Science oleh Cole GG dan Wilkins. Penyebab trypophobia adalah bentuk respons evolusioner, terhadap hal-hal yang terkait dengan penyakit atau bahaya.

Penyakit kulit, parasit, dan kondisi infeksi lainnya, misalnya, dapat ditandai dengan lubang atau benjolan semacam itu.

Teori ini menunjukkan bahwa fobia ini memiliki dasar evolusioner. Hal ini juga sesuai dengan kecenderungan penderita trypophobia, untuk mengalami rasa jijik yang lebih besar daripada rasa takut saat melihat objek pemicu.

2. Teringat Hewan Berbahaya

Teori lain menunjukkan bahwa lubang berkerumun memiliki penampilan yang mirip dengan pola kulit dan mata pada beberapa hewan. Orang mungkin takut akan pola-pola ini karena asosiasi yang tidak disadari.

Masih dari jurnal yang sama, sebuah studi melihat bagaimana orang dengan trypophobia menanggapi rangsangan tertentu dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami kondisi.

ilustrasi lebah

©shutterstock.com/Tischenko Irina

Saat melihat sarang lebah, orang yang tidak menderita segera memikirkan hal-hal seperti madu atau lebah. Sementara penderita trypophobia, secara tidak sadar mengaitkan pemandangan sarang lebah dengan organisme berbahaya yang memiliki karakteristik visual dasar yang sama, bisa ular derik atau hewan berbahaya lainnya.

Meskipun mereka tidak secara sadar menyadari asosiasi ini, mungkin itulah yang menyebabkan mereka merasa jijik atau takut.

3. Dorongan Orang di Sekitar

Mengutip dari SehatQ, penyebab trypophobia dalam sebuah penelitian. Sekitar 25 persen orang yang mengidap, juga memiliki anggota keluarga dengan kondisi yang sama.

4. Terngiang Patogen Infeksi yang Menular

Sebuah studi tahun 2017 oleh Kupfer TR, menemukan bahwa penderita cenderung mengasosiasikan pola lubang dengan patogen yang ditularkan melalui kulit. Partisipan melaporkan perasaan gatal di kulit dan merinding saat melihat pola lubang.

Rasa jijik atau takut terhadap potensi ancaman merupakan respons evolusioner adaptif. Dalam banyak kasus, perasaan ini membantu menjaga dari bahaya. Namun dalam kasus trypophobia, para peneliti percaya bahwa ini mungkin bentuk yang terlalu umum dan berlebihan dari respons yang biasanya.

5. Tanggapan terhadap Karakteristik Visual

Beberapa penelitian lain, menunjukkan bahwa ketidaknyamanan yang dirasakan, lebih berkaitan pada karakteristik visual dari pola itu sendiri. Sebuah studi yang dipublikasikan Psychological Reports, menemukan bahwa penderita trypophobia mengalami ketidaknyamanan saat melihat pola.

Lebih terkait dengan pola visual itu sendiri, daripada asosiasi dengan hewan berbahaya. Mungkin sekadar respons alami terhadap jenis rangsangan visual tertentu.

Cara Mengatasi Trypophobia

agorafobia

verywellmind.com

Tentu bagi Anda yang menderita trypophobia, ingin bisa merespons normal seperti orang lain. Tak memunculkan perasaan jijik dan ketakutan berlebih pada sekelompok lubang. Berikut beberapa cara mengatasi atau mengobati trypophobia:

1. Terapi Eksposur

Dilansir dari Healthline, bentuk pengobatan trypophobia yang paling efektif ialah terapi eksposur. Terapi eksposur adalah jenis psikoterapi yang berfokus pada perubahan respons Anda terhadap objek atau situasi yang menyebabkan ketakutan.

Secara progresif menunjukkan seseorang pada objek ketakutan mereka. Harapannya, seiring berjalannya waktu, paparan ini akan menyebabkan gejala ketakutan berkurang. Proses ini biasanya dilakukan secara bertahap.

Langkah 1: membayangkan apa yang ditakuti. Seperti menutup matanya dan membayangkan sesuatu seperti sarang lebah atau biji polong.

Langkah 2: melihat gambar dari objek ketakutan tersebut. Mereka akan terus mengerjakan aktivitas ini sampai gejala mulai mereda.

Langkah 3: begitu dia mampu membayangkan objek tanpa respons. Serta melihat objek pemicu, baru memegang gambar.

Langkah 4: terakhir baru menyentuh benda asli yang ditakuti.

Sebaiknya menggabungkan terapi eksposur dengan teknik lain. Untuk membantu Anda mengelola kecemasan dan menjaga pikiran agar tidak kewalahan.

2. Cognitive Behavioral Therapy (CBT)

Terapi perilaku kognitif atau CBT melibatkan seorang terapis untuk mengubah pikiran dan perilaku yang mendasari pada trypophobia. Melibatkan diskusi pemikiran yang tidak realistis. Lalu menggantinya dengan yang lebih realistis, dan kemudian membuat perubahan dalam perilaku.

sendirian

© TheRichest.com

3. Teknik Relaksasi

Strategi relaksasi yang berbeda juga dapat berguna untuk mengurangi perasaan jijik, takut, atau cemas. Visualisasi melibatkan penggambaran gambar atau situasi yang menenangkan.

Cara mudahnya, seseorang dengan trypophobia mencoba membayangkan matahari terbenam yang indah atau ladang bunga, setiap kali menemukan suatu objek pemicu. Pengalihan sederhana juga bisa menjadi teknik mengatasi masalah ini.

Langkah Mudah di Rumah

Pilihan pengobatan lain yang dapat membantu Anda mengelola fobia meliputi:

Terapi bicara umum dengan konselor atau psikiater. Pernapasan dalam dan yoga. Aktivitas fisik dan olahraga untuk mengelola kecemasan. Hindari kafein dan zat lain yang dapat memperburuk kecemasan Hubungi teman, keluarga, atau kelompok dukungan untuk terhubung dengan orang lain yang mengelola masalah yang sama. Hadapi situasi menakutkan secara langsung sesering mungkin.

(mdk/kur)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pengertian Social Anxiety Disorder, Jenis dan Penyebabnya

Pengertian Social Anxiety Disorder, Jenis dan Penyebabnya

Perasaan cemas dan takut ketika menghadapi sesuatu normal terjadi. Namun, harus diperhatikan apabila ketakutan berlanjut.

Baca Selengkapnya
Penyebab Anak Suka Mengisap Jempol dan Cara Ampuh Menghentikannya

Penyebab Anak Suka Mengisap Jempol dan Cara Ampuh Menghentikannya

Salah satu kebiasaan yang dilakukan oleh banyak anak adalah mengisap jari khususnya pada bagian jempol.

Baca Selengkapnya
Penyebab Jari Tangan Kaku saat Bangun Tidur, Ketahui Cara Mengatasinya

Penyebab Jari Tangan Kaku saat Bangun Tidur, Ketahui Cara Mengatasinya

Jari tangan kaku saat bangun tidur bisa menjadi tanda penyakit tertentu.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
6 Gejala Alergi Seafood dan Cara Mengatasinya, Penting Diketahui

6 Gejala Alergi Seafood dan Cara Mengatasinya, Penting Diketahui

Alergi seafood dipicu oleh protein yang dianggap sebagai benda asing oleh sistem kekebalan tubuh.

Baca Selengkapnya
Penyebab Rambut Cepat Bau dan Cara Mengatasinya, Tak Cukup dengan Keramas

Penyebab Rambut Cepat Bau dan Cara Mengatasinya, Tak Cukup dengan Keramas

Penting untuk memahami penyebab munculnya bau pada rambut agar dapat mengambil langkah pencegahannya.

Baca Selengkapnya
Dampak Anak Sering Tidur Larut Malam, Bisa Ganggu Perkembangan si Kecil

Dampak Anak Sering Tidur Larut Malam, Bisa Ganggu Perkembangan si Kecil

Anak yang sering tidur larut malam bisa mengalami berbagai masalah, mulai dari fisik, emosional, hingga akademik. Dampaknya pun bisa memengaruhi perkembangannya

Baca Selengkapnya
Mulai Siapkan Anak Berpuasa, Begini Tips dari Psikolog

Mulai Siapkan Anak Berpuasa, Begini Tips dari Psikolog

Pada orangtua yang mulai mengenalkan dan mengajak puasa anak, terdapat sejumlah hal yang bisa diterapkan.

Baca Selengkapnya
Penyebab Jerawat Punggung dan Cara Mengatasinya

Penyebab Jerawat Punggung dan Cara Mengatasinya

Sama halnya dengan jerawat yang ada di wajah, jerawat punggung dapat merusak penampilan.

Baca Selengkapnya
7 Penyebab Gatal di Kemaluan yang Jarang Diketahui, Begini Cara Mengatasinya

7 Penyebab Gatal di Kemaluan yang Jarang Diketahui, Begini Cara Mengatasinya

Penyebab kemaluan gatal dan cara mengatasinya yang penting diketahui.

Baca Selengkapnya