Merdeka.com - Vendor smartphone asal Tiongkok Xiaomi berkomitmen mengurangi penggunaan plastik. Dimulai dari Eropa, Xiaomi akan mengurangi plastik di kemasan produknya sebanyak 60 persen.
Dilansir GSM Arena via Tekno Liputan6.com, Xiaomi menyampaikan komitmennya itu melalui sebuah twit. Berdasarkan gambar yang diunggah Xiaomi, kemasan atau kotak Mi 10T Lite akan menjadi yang pertama.
Pengurangan plastik tersebut hanya merujuk pada kotak penjualan saja, bukan isinya. Oleh sebab itu, pengguna akan tetap mendapatkan semua aksesoris di dalamnya termasuk charger, kabel USB-C, dan case.
Langkah Xiaomi ini berbeda dengan Apple. Perusahaan asal Negeri Paman Sam itu meniadakan charger dan headset di dalam kotak penjualan dengan alasan lingkungan.
Namun, tidak diketahui seberapa besar pengurangan penggunaan plastiknya.
Xiaomi sendiri sebelumnya turut menyindir Apple karena keputusannya tak menyertakan charger dalam boks. Xiaomi mengunggah video di Twitter yang memperlihatkan seseorang tengah membuka boks smartphone Mi 10T Pro untuk melihat apakah di dalam boks ada kepala charger.
"Jangan khawatir, kami tidak meninggalkan apapun di luar kotak pada #Mi10TPro," tulis Xiaomi.
Video ini diunggah pada pekan lalu, serta memperoleh lebih dari satu juta view dan disukai lebih dari 34.000 kali.
Apple Untung Besar
Keputusan Apple untuk tidak lagi menyertakan adaptor atau kepala charger serta earbuds di dalam kotak iPhone 12, ternyata membuat Apple untung besar. Meski sebenarnya klaim ini adalah untuk penyelamatan lingkungan, menurut pakar, langkah ini lebih banyak menghemat uang Apple ketimbang menyelamatkan lingkungan.
Pernyataan awal muncul dari Angelo Zino yang merupakan analis industri senior di firma CFRA, yang dikutip Phone Arena. Ia menyebut bahwa meski ini adalah sebuah langkah ramah lingkungan yang wajib dilakukan perusahaan besar seperti Apple, pada dasarnya ini adalah tindakan penghematan budget. Hal ini dikarenakan iPhone mengalami transisi ke 5G yang komponennya lebih kompleks dan mahal.
Zino menyebut, komponene frekuensi radio iPhone 12 sudah menelan 30 hingga 35 persen biaya lebih mahal dari sebelumnya. Sehingga, membuang charger dan earbuds tentu tidak semata-mata soal lingkungan, meski soal lingkungan tetap punya andil besar dan membuang sedikit komponen hanya menaikkan sekitar 1 persen laba kotor.
Berdasarkan pernyataan dari Gene Munster yang merupakan mitra pengelola di firma Loup ventures, tidak disertakannya charger dan earphone mungkin punya dampak lingkungan besar, namun jika pengguna memutuskan untuk membeli baru dua aksesoris tersebut, Apple akan untung besar dan soal lingkungan kembali dipertanyakan.
Jika dibandingkan dengan tahun 2018 saja, terdapat 217 juta unit AirPods terjual bersama iPhone, padalah dalam kotak sudah ada erbuds. Hal ini menambah keuntungan Apple hingga 700 juta Dollar (laba kotor) di tahun tersebut.
Bayangkan hal ini terjadi tanpa ada earphone di kotak. Mungkin penjualan justru naik, Apple untung besar. Hal ini terjadi sembari makin banyak potensi sampah di masa depan dan juga pengapalan produk yang hasilkan emisi.
Meski demikian, intensi Apple untuk peduli soal lingkungan layak diacungi jempol. Mungkin kritik yang bisa dilontarkan adalah edukasi lebih ke pengguna soal lingkungna.
Hal ini dikarenakan langkah Apple tidak menyertakan charger sangat mudah diartikan oleh pengguna sebagai arahan untuk beli secara terpisah. Jadi, alih-alih membeli charger dan earphone baru, Apple harusnya mendorong pemanfaatan perangkat yang sudah dimiliki, atau membeli charger 'preloved' milik kolega atau kerabat. [idc]
Baca juga:
Belanja Gadget di Erajaya Group, Pembeli Ini Bawa Pulang MINI Cooper
Harga Realme Narzo 20 dan Narzo 20 Pro, Terjangkau Dengan Spek Mumpuni
Qualcomm Disebut Bakal Kembangkan Smartphone Gaming Bersama Asus
Kamera di Smartphone Berbasis Android Go Kini Punya Night Mode
Samsung Galaxy S21 Tak Akan Usung Kamera Bawah Layar
Semua Produk 'Made By Google' Kini Menggunakan Material Daur Ulang
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami