Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

WhatsApp Berkomitmen Untuk Perangi Hoaks di Platformnya

WhatsApp Berkomitmen Untuk Perangi Hoaks di Platformnya Ilustrasi WhatsApp. ©2019 androidpolice.com

Merdeka.com - Karena popularitasnya yang luar biasa sebagai aplikasi perpesanan, WhatsApp saat ini tidak hanya digunakan untuk berkomunikasi, tapi juga platform menyebarkan informasi.

Sayangnya, ada sejumlah pihak yang menyalahgunakan dengan menyebarkan spam hingga hoaks. Oleh karena itu, WhatsApp APAC Communications Director, Sravanthi Dev, menegaskan komitmen WhatsApp untuk melawan misinformasi dan hoaks.

Menyadari hal tersebut, WhatsApp telah melakukan sejumlah langkah untuk mengurangi peredaran hoaks. Salah satunya dengan mengedukasi orang-orang tentang cara aman menggunakan WhatsApp.

Layanan milik Facebook ini mengklaim telah banyak memblokir akun-akun yang menyebarkan spam dan hoaks. WhatsApp juga membatasi penerusan pesan hanya kepada lima akun dalam satu waktu.

"Kami berusaha untuk menangani penyebaran misinformasi. Salah satunya dengan menandai pesan yang telah diteruskan atau sering diteruskan," ungkap Sravanthi dalam acara Media Roundtable Terkait Keamanan WhatsApp melalui Zoom yang diikuti oleh Tekno Liputan6.com.

Selain itu, saat ini juga telah ada label "forwarded" agar penerima pesan mengetahui bahwa pesan tersebut telah diteruskan dari akun lain.

WhatsApp pun membatasi pesan yang dianggap sering diteruskan hanya kepada satu akun dalam satu waktu. Langkah ini diklaim mengurangi jumlah pesan yang sering diteruskan sebanyak 70 persen.

Diungkapkan Sravanthi, WhatsApp telah memblokir dua juta akun yang menyebarkan spam setiap bulan. WhatsApp menggunakan machine learning untuk mengidentifikasi dan memblokir akun yang mengirimkan pesan secara massal.

Langkah Konkret WhatsApp

Sravanthi mengatakan, WhatsApp juga bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat untuk melawan misinformasi

WhatsApp telah merilis chat bot dengan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) dan International Fact Checking Network untuk melawan misinformasi.

WhatsApp juga memberikan keleluasaan bagi pengguna terkait konten yang diterimanya. Pengguna bisa melaporkan jika menerima konten bermasalah kepada WhatsApp seperti fitnah, pornografi, mengancam, melecehkan, dan kebencian.

"Kami akan menonaktifkan akun yang melanggar ketentuan layanan kami," kata Sravanthi.'

Sumber: Liputan6.comReporter: Andina Librianty

(mdk/idc)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Polisi Ungkap YouTube, Facebook hingga TikTok Jadi Tempat Terbanyak Sebar Hoaks Pemilu 2024
Polisi Ungkap YouTube, Facebook hingga TikTok Jadi Tempat Terbanyak Sebar Hoaks Pemilu 2024

YouTube menjadi tempat penyebaran hoaks terbanyak dengan presentase 44,6 persen.

Baca Selengkapnya
Daftar HP yang Tak Lagi Bisa Pakai WA di 2024
Daftar HP yang Tak Lagi Bisa Pakai WA di 2024

Berikut adalah daftar smartphone yang tidak dapat mengakses WhatsApp pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Klarifikasi Ganjar Beredar Cuitan Hoaks 'Karyawan Dipecat Dapat Bintang Empat'
VIDEO: Klarifikasi Ganjar Beredar Cuitan Hoaks 'Karyawan Dipecat Dapat Bintang Empat'

Ganjar berharap agar perkembangan teknologi tidak digunakan untuk memproduksi hoaks.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Otorita IKN Respons Kabar Sebut Suku Adat Diberi 7 Hari buat Pindah: Itu Hoaks, Enggak Ada!
Otorita IKN Respons Kabar Sebut Suku Adat Diberi 7 Hari buat Pindah: Itu Hoaks, Enggak Ada!

Otorita IKN bertanggung jawab untuk melindungi masyarakat sekitar.

Baca Selengkapnya
Datangi Warga, Polres Kampar Sosialisasi Tahapan Pemilu 2024 dan Ingatkan Jangan Terpancing Hoaks
Datangi Warga, Polres Kampar Sosialisasi Tahapan Pemilu 2024 dan Ingatkan Jangan Terpancing Hoaks

Warga diminta tidak terpancing berita hoaks dan SARA terkait Pemilu.

Baca Selengkapnya
CEK FAKTA: Hoaks Format Debat Capres-Cawapres 2024 Diubah Tanpa Penonton
CEK FAKTA: Hoaks Format Debat Capres-Cawapres 2024 Diubah Tanpa Penonton

Beredar informasi jika KPU telah mengubah format debat tanpa dihadiri pendukung atau penonton.

Baca Selengkapnya