Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Twitter Sahkan Kebijakan Soal Cuitan Pemimpin Dunia, Atur Trump?

Twitter Sahkan Kebijakan Soal Cuitan Pemimpin Dunia, Atur Trump? Donald Trump Twitter. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Platform mikroblogging Twitter baru saja mengungkap kebijakan barunya di posting blog resminya. Ini adalah kebijakan moderasi khusus untuk para pemimpin dunia dalam memanfaatkan platform berlogo burung tersebut.

Twitter menyebut bahwa mereka ingin menjelaskan secara lebih baik mengapa mereka membuat keputusan untuk meregulasi hal ini, mengingat banyak sekali posting kontroversial dari deretan tokoh politik dunia lewat Twitter.

"Ketika menyangkut soal pemimpin dunia di Twitter, kami menyadari bahwa ini sebagian besar merupakan landasan baru yang belum pernah terjadi sebelumnya," tulis Twitter di posting blog tersebut.

"Kami memahami keinginan pengguna agar keputusan kami menjadi antara ya atau tidak, namun tidak sesederhana itu. Tindakan yang kami ambil dan kebijakan yang kami kembangkan akan menjadi regulasi untuk pidato-pidato online. Kami berhutang kepada para pengguna kami, untuk (jadi platform yang) berhati-hati dan penuh pertimbangan dalam apapun yang kami lakukan," tutupnya.

Hal ini bisa jadi merujuk pada banyaknya keinginan untuk memblokir akun Donald Trump beberapa waktu yang lalu. Setelah sang presiden AS dianggap melakukan ancaman terang-terangan. Hal ini merujuk soal cuitan tentang anti pemakzulan dirinya terkait skandalnya dengan Presiden Ukraina.

Nah, kali ini, Twitter mungkin tetap tidak bisa memblokir Trump atau pemimpin dunia lain yang memanfaatkan Twitter untuk melakukan perilaku kontroversial. Namun, Twitter berjanji untuk menegakkan hukum, meski siapapun yang membuat nge-tweet.

Berikut deretan jenis cuitan yang akan ditindak oleh Twitter, meski ini dilakukan oleh pemimpin dunia.

Jenis Cuitan yang Akan Ditindak Oleh Twitter

  • Mempromosikan terorisme
  • Ancaman tindakan kekerasan kepada individu
  • Memposting informasi privasi, seperti alamat rumah atau nomor telepon non-publik
  • Memposting foto atau video intim tanpa konsensus seseorang yang ada dalam konten tersebut
  • Terlibat dalam perilaku yang berkaitan dengan eksploitasi seksual anak
  • Mendorong atau mempromosikan perilaku menyakiti diri atau 'self harm.'
  • Twitter Tidak Menghapus Cuitan Kontroversial

    Twitter sendiri mengungkap bahwa kebijakan baru untuk politisi dan para tokoh influencer lainnya, hanya akan melebeli cuitan yang melanggar kebijakan, alih-alih menghapusnya. Ini berlaku untuk akun Twitter yang minimal berfollower 100.000.

    Twitter sendiri menyebut bahwa tweet kontroversial harus tetap ada agar jadi diskusi, dan publik bisa terlibat dengan pernyataan yang dibuat oleh para pemimpin politik.

    "Misi kami adalah menyediakan forum yang memungkinkan pengguna diberi informasi dan terlibat dengan interaksi para pemimpin mereka secara langsung," ungkap Twitter.

    Sebelumnya pun, Twitter tak pernah mengambil tindakan soal politisi yang melanggar kebijakan Twitter.

    Di kasus cuitan Trump sebelumnya, Twitter menyatakan bahwa mereka memperbolehkan politisi dengan pengikut banyak untuk tetap di Twitter "demi kepentingan publik." Bahkan cuitan bernada rasis yang pernah dicuitkan Trump disebut tidak melanggar kebijakannya.

    Kasus Trump

    Sebelumnya, Twitter diminta untuk memblokir akun presiden Amerika Serikat Donald Trump. Hal ini buntut dari deretan kicauan Trump soal anti pemakzulan dirinya terkait skandalnya dengan Presiden Ukraina.

    Hal ini dilakukan oleh salah satu Senator yang juga calon Presiden AS dari Partai Demokrat, yakni Kamala Harris. Sang senator mengirim surat ke CEO Twitter Jack Dorsey.

    Melansir Business Insider, Harris mengutip deretan kebijakan Twitter soal pelecehan, ancaman, dan hasutan yang mengarah pada kekerasan, yang kesemuanya dilanggar oleh Trump dalam cuitannya.

    Harris juga menyebut, Trump melakukan "ancaman terang-terangan" di dalam cuitannya.

    "Kicauan Presiden dan perilakunya adalah bukti dan fakta, bahwa dia menggunakan kekuatannya untuk menjatuhkan orang," tulis Kamala Harris.

    Semua permintaan untuk Twitter menutup akun Trump, dikarenakan sebuah cuitan Trump yang seakan menarget whistleblower (pengungkap) dan pemberi informasi kasus dirinya dengan presiden Ukraina.

    Selain itu, Trump juga menyebut Ketua House Intelligence Committee Adam Schiff harus ditangkap karena berkhianat pada negara.

    Terlebih lagi, Trump juga menyebut bahwa pemakzulan (pencopotan) dirinya dari posisi presiden akan memicu perang sipil dan kekerasan.

    (mdk/idc)
    Geser ke atas Berita Selanjutnya

    Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
    lihat isinya

    Buka FYP
    Putin Ungkap Alasan Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024
    Putin Ungkap Alasan Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024

    Putin Sebut Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024, Alasannya Tak Terduga

    Baca Selengkapnya
    Kasau Baru Ungkap Pesan Jokowi: TNI AU Harus Kuat, Bukan Berarti Perang dengan Negara Tetangga
    Kasau Baru Ungkap Pesan Jokowi: TNI AU Harus Kuat, Bukan Berarti Perang dengan Negara Tetangga

    Jokowi meminta TNI AU kuat, namun bukan berarti manakut-nakuti musuh dan perang dengan negara lain.

    Baca Selengkapnya
    Beda Sikap dengan Jokowi soal Presiden Boleh Kampanye dan Memihak, Ma'ruf Amin Tegaskan Netral di Pemilu
    Beda Sikap dengan Jokowi soal Presiden Boleh Kampanye dan Memihak, Ma'ruf Amin Tegaskan Netral di Pemilu

    Ma'ruf Amin merahasiakan pilihannya dan bakal menyoblos pada 14 Februari mendatang.

    Baca Selengkapnya
    Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
    video untuk kamu.
    SWIPE UP
    Untuk melanjutkan membaca.
    Pidato Penutup Cak Imin: Tobat Dimulai dari Etika, Jangan Ugal-ugalan dan Mengangkangi Aturan
    Pidato Penutup Cak Imin: Tobat Dimulai dari Etika, Jangan Ugal-ugalan dan Mengangkangi Aturan

    Pidato Penutup Cak Imin: Tobat Dimulai dari Etika, Jangan Ugal-ugalan dan Mengangkangi Aturan

    Baca Selengkapnya
    Intip Harta Kekayaan Mike Pence, Mantan Wapres AS yang Ogah Dukung Donald Trump Maju Pilpres 2024
    Intip Harta Kekayaan Mike Pence, Mantan Wapres AS yang Ogah Dukung Donald Trump Maju Pilpres 2024

    Harta kekayaan Mantan Wapres AS, Mike Pence yang tolak mendukung Donald Trump maju Pilpres AS 2024.

    Baca Selengkapnya
    Ketahui Kapan Pemilu Presiden, Tahapan, dan Para Calon Pemimpinnya
    Ketahui Kapan Pemilu Presiden, Tahapan, dan Para Calon Pemimpinnya

    Kapan Pemilu Presiden? Pemilu presiden 2024 adalah pemilu kelima di Indonesia yang bertujuan untuk memilih presiden dan wakil presiden Republik Indonesia.

    Baca Selengkapnya
    SEMENIT PAHAM: Ajak Orang Golput di Pemilu Bisa Dipidana, Ini Aturannya
    SEMENIT PAHAM: Ajak Orang Golput di Pemilu Bisa Dipidana, Ini Aturannya

    Jangan sembarangan memprovokasi orang untuk tidak memilih di pemilu. Karena hal itu bisa melanggar pidana

    Baca Selengkapnya
    Masa Tenang Pemilu 2024, Jangan Ada Saling Serang dan Fitnah
    Masa Tenang Pemilu 2024, Jangan Ada Saling Serang dan Fitnah

    Dua hari lagi, rakyat Indonesia akan memilih pemimpin baru

    Baca Selengkapnya
    Terungkap, Ini Alasan Luhut Tak Mau Jadi Menteri Jika Ditawari Presiden Terpilih
    Terungkap, Ini Alasan Luhut Tak Mau Jadi Menteri Jika Ditawari Presiden Terpilih

    Meskipun demikian, Luhut mengaku bersedia apabila diminta hanya untuk memberikan saran oleh Presiden yang terpilih nantinya.

    Baca Selengkapnya
    Survei: Mayoritas Pemilih Anggap Joe Biden Terlalu Tua untuk Kembali Maju sebagai Capres
    Survei: Mayoritas Pemilih Anggap Joe Biden Terlalu Tua untuk Kembali Maju sebagai Capres

    Survei: 86% Pemilih Sebut Joe Biden Terlalu Tua untuk Kembali Maju Capres

    Baca Selengkapnya