Topik Covid-19 Dimanfaatkan Hacker Jebak Warganet
Merdeka.com - McAfee sebagai salah satu perusahaan keamanan siber baru saja menerbitkan hasil studi terbaru yang diberi judul McAfee Covid-19 Threat Report: July 2020. Laporan ini membahas aktivitas kejahatan siber selama masa pandemi Covid-19 dan evolusi ancaman siber pada kuartal pertama 2020.
"Sampai saat ini, tema kejahatan siber pada 2020 didominasi topik adaptasi cepat para penjahat siber dalam mengeksploitasi pandemi Covid-19 dan dampak serangan siber ini cukup besar," tutur McAfee Fellow and Chief Scientist, Raj Samani, dalam keterangan resmi yang diterima, Kamis (23/7).
Menurut Raj, dimulai dari serangkaian phishing atau aplikasi jahat, kini telah berevoluasi menjadi tautan berbahaya yang ada di dunia maya. Para penjahat siber memanfaatkan rasa ingin tahun warganet tentang Covid-19 sebagai jalan masuk ke sistem operasi di seluruh dunia.
Beberapa topik yang lumrah digunakan untuk menjebak warganet mengklik tautan hingga mengunduh atau membuka dokumen, menurut peneliti McAfee, adalah informasi soal tes, perawatan, dan pengobatan Covid-19, ditambah topik kerja dari rumah.
Sepanjang kuartal pertama 2020 ini, McAfee Advanced Threat Research juga mengamati pelaku kejahatan siber, terutama untuk ransomware, ternyata lebih fokus pada sektor yang mengutamakan komitmen waktu dan integritas pekerja, seperti perusahaan manufaktur, hukum, dan konstruksi.
"Dengan menggunakan protokol desktop jarak jauh dengan perlindungan lemah yang diperoleh secara ilegal, kami telah mengamati perilaku penjahat siber bergerak sangat cepat dalam mempelajari jaringan milik korban, mencuri serta mengkripsi data tersebut," tutur Senior Principal Engineer and Lead Scientist McAfee, Christian Beek.
Ancaman di Kuartal Pertama 2020
Sementara untuk aktivitas ancaman di kuartal pertama 2020 khususnya malware, McAfee mencatat pertumbuhan kasus malware melambat sekitar 35 persen. Namun jumlah total malware meningkat sebanyak 27 persen selama empat kuartal terakhir.
Lalu untuk kasus malware baru yang menargetkan macOS meningkat hingga 51 persen. Lalu untuk perangkat mobile, ada pertumbuhan temuan malware ponsel mencapai 71 persen dengan jumlah total malware selama empat kuartal terakhir meningkat 12 persen.
Adapun untuk target regional serangan siber, McAfee mencatat insiden yang meningkat hingga 60 persen di benua Amerika. Hal yang sama juga terjadi di Asia Pasifik dengan lonjakan hingga 27 persen, tapi penurunan terjadi di wilayah Eropa sebesar 7 persen.
Khusus untuk Indonesia sendiri, berdasarkan data yang dikumpulkan di laman McAfee Covid-19 Threat Dashboard, ada 2.505 malware yang terdeteksi memanfaatkan isu Covid-19. Data ini dikumpulkan mulai dari 2 Januari hingga 22 Juli 2020.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Agustinus Mario Damar
(mdk/faz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaDunia digital yang semakin terkoneksi telah membuka pintu bagi kejahatan siber yang berkembang pesat.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terdapat berbagai macam virus yang dapat membawa penyakit serius.
Baca SelengkapnyaPerjuangan Pak Slamet yang tetap bekerja meski sakit ini sempat viral dan menyita perhatian. Ia tak menyangka dapat bantuan dari warganet.
Baca SelengkapnyaDi musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaDirektur Cyber Intelligence PT Spentera, Royke Tobing mengatakan Indonesia sebenarnya tidak dapat terlepas dari ancaman perang siber
Baca Selengkapnya