Raksasa Teknologi Dunia Siap Perangi Hoaks Soal Vaksin Covid-19
Merdeka.com - Tiga raksasa teknologi dunia yakni Facebook, Twitter, dan Google menyatakan siap perangi disinformasi soal vaksin Covid-19 di platform mereka masing-masing.
Hal itu ditunjukkan lewat kerja sama dengan agensi fact-checker maupun pemerintah di sejumlah negara.
Lewat kerja sama ini, ketiga perusahaan akan berkolaborasi dengan peneliti dan instansi pemerintah di Inggris dan Kanada untuk menciptakan kerangka kerja merespons misinformasi mengenai anti-vaksin di tengah pandemi saat ini.
Dikutip dari Engadget via Tekno Liputan6.com, upaya ini dilakukan mengingat vaksin Covid-19 diprediksi akan hadir dalam beberapa bulan mendatang dan misinformasi yang beredar dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap temuan tersebut.
"Dengan vaksin corona virus yang berpotensi hadir dalam beberapa bulan mendatang, gelombang informasi baru dapat menurunkan kepercayaan pada ilmu pengobatan saat hal itu benar-benar dibutuhkan," tulis Full Fact dalam pernyataannya.
Adapun dalam upaya ini, Facebook, Google, dan Twitter akan bekerja sama dengan sejumlah organisasi fact-checker di Amerika Serikat, Inggris, India, Spanyol, Argentina, dan Afrika.
Upaya Selama Ini
Di sisi lain, masing-masing perusahaan itu sebenarnya sudah berupaya melawan misinformasi di platformnya selama masa pandemi ini. Salah satunya dilakukan Facebook dengan melarang iklan yang berisi penolakan vaksin.
Sementara itu, YouTube baru-baru ini juga memblokir video yang berisi minformasi soal vaksin Covid-19.
Lalu langkah yang dilakukan Twitter adalah mempromosikan informasi kredibel mengenai vaksin dan pandemi.
Sumber: Liputan6.comReporter: Agustinus Mario Damar
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaHasto PDIP menyindir kalau polusi udara di DKI Jakarta.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaGanjar berharap agar perkembangan teknologi tidak digunakan untuk memproduksi hoaks.
Baca SelengkapnyaDi musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.
Baca SelengkapnyaHingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca SelengkapnyaKecoa dapat membawa banyak bakteri dan virus menyebarkan penyakit.
Baca SelengkapnyaViral aksi pelajar bantu padamkan api di kios pedagang sayuran, tuai pujian warganet.
Baca Selengkapnya