Plagiat itu bagus! Tidak seharusnya Apple tuntut Samsung
Merdeka.com - Beberapa orang bahkan analis ikut mengatakan bahwa tindakan plagiat atau copycat tersebut adalah buruk. Namun, analisa lain mengemukakan bahwa copycat tidak selamanya buruk.
Menurut Kal Raustiala, seorang profesor hukum dan spesialis IP dari UCLA serta Chris Sprigman, seorang profesor peneliti hukum dari University of Virginia mengatakan bahwa tidak selamanya plagiat, meniru atau copycat itu jelek. Semuanya tergantung dari sisi mana memandang dan memanfaatkan inovasi sebelumnya.
Mengambil contoh peperangan antara Apple dan Samsung, perusahaan berlogo buah apel tersebut menuduh perusahaan asal Korea Selatan itu meniru desain dan konten menu produk mereka. Namun, sebelumnya, ketika Steve Jobs masih hidup, mantan CEO Apple ini juga meniru desain dan pola kerja prototype Xerox yang menggunakan mouse dan Graphical User Interface (GUI) di tahun 1979. So, apabila kasusnya seperti tersebut, maka dapat dibilang bahwa keduanya adalah imitator atau plagiat. Samsung meniru Apple, Apple meniru Xerox.
Seperti yang dilansir Forbes (02/09), kedua profesor tersebut sepakat mengatakan bahwa penjiplakan, copycat, plagiat dan sejenisnya tersebut adalah normal dan cenderung bagus untuk diaplikasikan di berbagai bidang terutama dalam dunia elektronik. Yang dapat dijadikan pemikiran utama kenapa dianggap bagus adalah dengan munculnya penjiplakan tersebut maka akan lahir kompetisi.
Selama ini, banyak perusahaan mempatenkan segala hal terkait dengan produknya agar tidak dijiplak oleh pihak lain. Hal tersebut dikarenakan munculnya istilah Trade Dress. Istilah ini kerap digunakan oleh pihak hukum untuk memberikan bantuan kepada pemilik desain, inovasi, ide, pemikiran yang asli dalam melawan sang plagiator.
Memang sampai saat ini, arti Trade Dress sebenarnya masih ambigu, namun mengacu kepada penjelasan di Wikipedia, Trade Dress adalah bentuk dari intellectual property atau istilah hukum terkait dengan masalah seni yang umumnya merujuk kepada tampilan visual dari sebuah produk.
Dalam satu artikel di Inc (29/05), di dunia fashion, aktivitas tiru meniru desain, ide atau produk adalah bentuk dari kreatifitas. Dengan meniru desain lain maka trend suatu tempat, wilayah atau negara akan cepat berubah mengikuti perkembangan zaman. Contohnya, saat ini banyak orang Indonesia sedang gandrung dengan trend yang berasal dari Korea dan Jepang. Tanpa meniru dua negara tersebut, mungkin trend di Indonesia akan tetap dan tak berganti sekaligus monoton.
Sebuah buku karangan Chris Hokanson dari Indiana University dengan judul Copycat Culture: The Role of Memory and Parody in Nineteenth-Century British Information Society di halaman 208 menyatakan bahwa dengan adanya copycat maka ide, inovasi, desain lama akan bermetamorfosis menjadi suatu hal yang baru.
Kembali ke masalah Apple dan Samsung, tidak seharusnya Apple menuduh dan menggugat Samsung karena desain produk keduanya mirip. Menurut salah seorang kontributor Documenting the Emerging Economy Forbes Haydn Shaughnessy mengatakan bahwa desain adalah fashion. Desain atau fashion adalah bentuk 'aneh' dari intellectual property yang secara perlahan berganti sesuai dengan musim atau trend pada saat itu.
Apabila Apple bersikeras mengatakan bahwa Samsung adalah plagiator, yang menjadi pertanyaan adalah apa batasan inovasi, inspirasi dan plagiat? Apakah Apple sengaja ingin memainkan sistem monopoli di Amerika Serikat pada khususnya dan dunia pada umumnya?
sumber:
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Samsung kembali berada di posisi pertama, mengalahkan Apple dalam hal penjualan smartphone di dunia.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah komponen yang disebut-sebut bakal disupport Samsung untuk Apple.
Baca SelengkapnyaBerikut daftar HP selain iPhone 15 yang patut dipertimbangkan untuk di beli.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ditemukan tak sengaja saat sedang bersih-bersih rumah. Tanpa komputer ini tak akan muncul Apple dan Android.
Baca SelengkapnyaSamsung ingin mengembangkan sensor kesehatan yang inovatif untuk perangkatnya agar bisa bersaing dengan Apple.
Baca SelengkapnyaDikutip dari laman CIRP – Apple Report dan GizChina, Kamis (7/3), banyak pemilik Android yang membeli iPhone yang bukan keluaran terbaru.
Baca SelengkapnyaApple terus mengembangkan produk-produk berbasis Artificial Intelligence (AI).
Baca SelengkapnyaMengapa Apple memutuskan hal itu jika mereka benar-benar menghentikan pengembangan iPhone layar lipat?
Baca SelengkapnyaSeorang anak hendak berniat membayar tagihan pembelian iPhone Rp 50 ribu di minimarket.
Baca Selengkapnya