Mengerikannya AI Buat Pria Ini Bunuh Diri
Merdeka.com - Chatbot berbasis artificial intelligence (AI) pada dasarnya dapat membantu meningkatkan aktivitas kehidupan manusia. Namun, belum lama ini ada seorang yang menyalahkan Chatbot lantaran diduga merekomendasikan orang yang dicintainya untuk bunuh diri.
Dilaporkan NYPost, Senin (3/4), seorang pria di Belgia dilaporkan bunuh diri secara tragis setelah percakapan tentang perubahan iklim dengan chatbot. Menurut istrinya, Chatbot tersebut telah mendorong suaminya untuk mengorbankan dirinya demi menyelamatkan planet ini dari perubahan iklim.
"Tanpa adanya Chatbot itu, dia akan tetap ada di sini," kata istri dari pria yang bunuh diri itu.
Menurut keterangan istrinya yang enggan disebutkan namanya itu, enam minggu sebelum kematiannya dilaporkan, ayah dua anak itu diduga berdiskusi secara intensif dan serius dengan chatbot di sebuah aplikasi bernama Chai.
Dikutip dari situsnya, Chai merupakan platform AI percakapan terbesar di dunia bertujuan untuk hiburan semata yang dikembangkan oleh penelitian nirlaba EleutherAI. Mereka mengklaim telah melayani 500 juta pesan yang dihasilkan AI setiap bulan. Misinya adalah membangun AI percakapan yang paling menghibur di dunia. Dasar dari sistem model bahasa yang digunakannya itu memakai OpenAI.
Pria yang bunuh diri itu merupakan seorang peneliti kesehatan. Ia diduga stress lantaran isu-isu perubahan iklim. Demi melampiaskan kegelisahannya, ia pun memutuskan untuk berdiskusi dengan Chatbot Chai yang bernama Eliza.
"Ketika dia berbicara kepada saya tentang perubahan iklim, dia memberi tahu bahwa ia tidak lagi melihat solusi manusia untuk pemanasan global. Dia menaruh semua harapannya pada teknologi dan kecerdasan buatan untuk keluar dari permasalahan tersebut," ungkap istrinya.
"Dia sangat terisolasi dalam kecemasan lingkungannya dan mencari jalan keluar sehingga dia melihat chatbot ini sebagai angin segar," tambahnya.
Pendiri Chai Research, William Beauchamp dan Thomas Rianlan, mengakui kaget atas insiden ini. Ia pun menyatakan bergegas menerapkan fitur khusus jika ada percakapan yang dianggap berbahaya.
"Begitu kami mendengar tentang [bunuh diri] ini, kami bekerja sepanjang waktu untuk menerapkan fitur ini. Jadi sekarang ketika ada yang membahas sesuatu yang mungkin tidak aman, kami akan menyajikan teks bermanfaat di bawahnya dengan cara yang persis sama seperti yang dilakukan Twitter atau Instagram di platform mereka," kata William.
(mdk/faz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu fiturnya mampu mendeteksi bahasa daerah di Indonesia. Begini keunggulannya.
Baca SelengkapnyaTeknologi artificial intelligence (AI) memprediksikan bagaimana wajah manusia 1000 tahun lagi.
Baca SelengkapnyaPenelitian ini mencoba merekam seberapa orang berfantasi seksual dengan robot AI.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ada konsekuensi yang harus ditanggung ketika robot AI mulai memasuki ranah sakral.
Baca SelengkapnyaAnies menduga rekaman suara itu dibuat menggunakan artificial intelligence (AI).
Baca SelengkapnyaLiburan juga memiliki potensi untuk menyegarkan kembali pikiran.
Baca SelengkapnyaDengan AI, kegiatan belajar mengaji yang umumnya mewajibkan pendampingan guru secara langsung atau tatap muka, kini bisa dilakukan di mana pun dan kapan pun.
Baca SelengkapnyaUsai purna tugasnya di tubuh militer tanah air, Mbah Wo memilih tak berdiam diri.
Baca SelengkapnyaDi era Artificial Intelligence (AI) segalanya bisa terjadi, termasuk mengkloning diri sendiri.
Baca Selengkapnya