Keragaman etnik buat konten seluler lokal penting di Asean
Merdeka.com - Negara-negara di Asean yang meliputi Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Singapura, Laos, dan Myanmar menggalang kerja sama pengembangan konten lokal di tengah keragaman etnik dan budaya.
Konten lokal dinilai sangat penting seiring dengan banyaknya etnik dan budaya negara-negara Asean dan kenyataan bahwa hampir 60 persen masyarakat di Asean tidak bisa berbahasa Inggris, demikian rangkuman dalam workshop Asean Local Content Development, Rabu (30/10).
Perwakilan dari Laos misalnya, memandang pengembangan konten lokal sangat peting mengingat 60 persen warganya tidak bisa berbahasa Inggris sehingga sulit bagi mereka mengakses internet, menggunakan komputer, dan ponsel.
Mereka biasanya mengakses beragam gadget dengan bahasa Thai dan kebanyakan gadget tersebut tidak mendukung bahasa Laos, ujar perwakilan dari Kementerian Komunikasi dan Informasi Laos.
Saat ini, tambahnya, pengguna internet di Laos adalah sekitar 500 ribu orang, atau 30 persen dari total populasi.
Hal yang sama dialami Vietnam yang juga mengaku penting mengembangkan konten lokal yang megaku memiliki 5 suku bangsa dengan keragaman budayanya dari jumlah total penduduk 89 juta orang.
Di Vietnam, jumlah pengguna internet sebanyak 31,3 juta orang, pengguna ponsel 131,67 juta orang, atau penetrasi 148,33 persen yang mana 15,7 juta diantaranya merupakan pelanggan 3G, ujar Chu Thai Hoa, Kepala Divisi Proyek dan Perencanaan Kementerian Informasi dan Komunikasi Vietnam.
Adapun, total bandwidth internet di Vietnam sampai saat ini adalah 350,1 ribu Mbps, yang disediakan oleh 57 penyelenggara jasa internet. Vietnam memiliki 6 operator seluler di mana 4 diantaranya operator 3G.
Terkait perkembangan konten, Vietnam memiliki 500 penyedia dan distributor konten digital, dan 40 penyedia games online.
Perkembangan lebih maju ditunjukkan Malaysia yang mana pemerintahnya menyiapkan insentif hingga RM 200 miliar untuk pengembangan industry kreatif seperti film, musik, animasi, dan pengembangan lainnya.
Nilai bisnis industri kreatif multimedia di Malaysia pada 2012 mencapai RM 6,9 miliar atau tumbuh 21,2 persen setiap tahun dan membuka 11.070 lapangan kerja.
(mdk/nvl)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kaesang mendorong para pelaku UMKM untuk memanfaatkan teknologi sebagai wadah untuk memasarkan produk-produknya.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah deretan teknologi terbaru yang cocok dibawa ke kampung halaman.
Baca SelengkapnyaMenguji ketajaman pikiran dan kreativitas, pertanyaan menjebak menawarkan pengalaman interaktif yang tak terduga.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
23 Perwakilan delegasi dari Malaysia tersebut tertarik dengan program PNM.
Baca SelengkapnyaDemi mendukung percepatan transformasi digital dan layanan digital nasional, pemda diminta untuk menerapkan SPBE.
Baca SelengkapnyaTeuku Riefky juga meyakini bahwa manusia yang berkualitas adalah kunci sukses pembangunan nasional.
Baca SelengkapnyaPertamina memberikan dukungannya untuk peningkatan kompetensi para penggiat sosial media di lingkungan BUMN.
Baca SelengkapnyaGugatan Aiman itu terkait penyitaan handphone dan akun media sosialnya.
Baca SelengkapnyaKKIN ini dilaksanakan tidak hanya untuk instruktur dari lembaga pelatihan pemerintah, namun juga dari lembaga pelatihan swasta dll.
Baca Selengkapnya