AI Perlu Ditunjang Sistem Arsitektur TI yang Handal
Merdeka.com - Schneider Electric mengungkapkan pemanfaatan Artifical Intelligence (AI) perlu ditunjang dengan sistem arsitektur TI yang aman dan dapat memproses data secara cepat dan tanpa latensi.
Edge Computing, dalam hal ini, memungkinkan manajer TI dan manajer operasional mengelola dan mengolah data lebih dekat dengan sumbernya, dan mempersingkat proses transmisi data sehingga analisa data secara real time dapat dilakukan dengan lebih akurat, tanpa kendala jaringan.
"Kehadiran AI telah mengubah fungsi komputer menjadi jauh lebih pintar dan mampu memenuhi kebutuhan hidup kita yang selalu berubah. Karena kemajuan ini, banyak industri akan dapat memanfaatkan Machine Learning untuk mempercepat proses dan mengurangi efek bias manusia," kata Yana Achmad Haikal, Business Vice President Secure Power Schneider Electric Indonesia & Timor Leste dalam keterangannya, Sabtu (24/9).
Akan tetapi, lanjut Yana, untuk dapat mengoptimalkan fungsi AI, maka kualitas transmisi dan komputasi data sangat lah penting. Maka dari itu, Chief Information Officer (CIO) perlu memastikan bahwa kompleksitas data dan silo data dapat dikurangi dan memastikan platform yang tepat telah tersedia sebelum menerapkan AI.
"Dan hal terakhir yang sama pentingnya ialah pemrosesan data dan tempat di mana proses itu terjadi," ungkap dia.
Penemuan dari IBM Global AI Adoption Index 2021 mengungkapkan bahwa hampir 90 persen dari profesional di bidang TI mengatakan bahwa kemampuan untuk melakukan pemrosesan data di tempat di mana data tersebut berada merupakan kunci dari adopsi teknologi AI. Di sinilah peran Edge Computing.
Untuk dapat berfungsi secara maksimal, AI membutuhkan Edge Data Center yang tangguh yang berfokus pada penyimpanan data di lokasi untuk pemrosesan yang lebih cepat, keamanan yang lebih baik, dan kinerja yang lebih efisien.
"Penggabungan antara AI dan Edge Computing akan menghasilkan manfaat yang luar biasa bagi pelaku industri. Dengan komputasi yang lebih cepat dalam menghasilkan wawasan, keamanan data yang lebih baik, serta kontrol operasional yang lebih efisien, tentu akan mendatangkan keuntungan kompetitif di era serba digital seperti saat ini. Selain itu, kehadiran jaringan 5G akan semakin menunjang pengalaman operasional yang bebas hambatan," terang Yana.
(mdk/faz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penandatangan kerja sama yang dilakukan pada ajang Mobile World Congress 2024.
Baca SelengkapnyaAI memberikan pengalaman mobile experience yang beda.
Baca Selengkapnya100 pemangku kepentingan utama baik dari regulator maupun perusahaan publik dan swasta dalam event Siemens Indonesia Executive Summit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kemajuan pesat kecerdasan buatan menimbulkan kegembiraan dan kekhawatiran.
Baca SelengkapnyaSaat ini sudah masuk dalam era Artificial Narrow Intelligence (ANI), atau AI yang mengerjakan tugas-tugas yang spesifik.
Baca SelengkapnyaTahun 2024 diharapkan menjadi tonggak sejarah dalam bidang arkeologi dengan kemunculan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang mampu mengartikan teks yang hilang.
Baca SelengkapnyaKedua perusahaan sepakat untuk menjalin kerja sama dalam mengembangkan Smart City di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Baca SelengkapnyaTernyata hal-hal ini sering digunakan gen Z untuk otak=atik AI.
Baca SelengkapnyaPJU pintar ini ke depannya akan dilengkapi dengan fitur unggulan, seperti sensor cerdas terintegrasi yang mampu menghimpun data vital.
Baca Selengkapnya