Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

AI Bisa Deteksi Gejala Batuk Karena Covid-19

AI Bisa Deteksi Gejala Batuk Karena Covid-19 Ilustrasi teknologi. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Selama ini banyak pasien Covid-19 yang tidak mengalami gejala apapun tetapi terjangkit virus corona. Tentu, jika tidak bergejala bagaimana orang bisa sadar untuk melakukan isolasi diri?

Nah, baru-baru ini peneliti MIT menemukan bahwa suara batuk dipercaya bisa mendeteksi kemungkinan seseorang terinfeksi Covid-19. Hal ini tentu bisa menjadi sistem peringatan dini untuk mengetahui persebaran virus.

Selama bertahun-tahun, dokter telah mengetahui bahwa suara batuk seseorang bisa menguak penyakit yang diderita.

Mengutip laman Techcrunch, Selasa (3/11), para peneliti di MIT menggunakan permodelan AI (artificial intelligence) untuk mendeteksi kondisi seperti pneumonia, asma, bahkan penyakit neuromuskuler menggunakan suara batuk.

Peneliti Brian Subirana berpikir, AI mampu memberikan informasi mengenai Covid-19. Bersama timnya, Subirana membuat database berisi ribuan sampel suara batuk untuk melatih model AI yang kemudian didokumentasikan pada jurnal terbuka.

Model tersebut mendeteksi pola halus batuk dalam hal kekuatan suara, sentimen, kinerja paru-paru dan pernapasan, hingga degradasi otot. Hasilnya, model AI tersebut bisa mengidentifikasi 100 persen batuk oleh penderita Covid-19 tanpa gejala, 98,5 persen.

"Kami pikir ini menunjukkan bahwa cara seseorang menghasilkan suara berubah ketika mereka terkena Covid-19, bahkan ketika mereka tidak bergejala," kata Subirana tentang temuan tersebut.

Bukan Alat Diagnosa

Ia mengatakan, meskipun model AI ini cukup baik dalam mendeteksi Covid-19 berdasarkan suara batuk, sistem ini tidak bisa dipakai sebagai alat diagnosis untuk orang dengan gejala tetapi tidak yakin penyebab yang mendasarinya.

"Alat tersebut mendeteksi fitur yang memungkinkannya membedakan subjek dengan Covid-19 dan yang tidak terkena Covid-19," katanya kepada Techcrunch.

Ia juga menyebut, penelitian sebelumnya menunjukkan, deteksi bisa dilakukan dengan metode lainnya.

Dengan kata lain, bagi mereka yang melihat keberhasilan berdasarkan angka statistik, tingkat keberhasilan yang sangat tinggi bisa menimbulkan bahaya.

Pasalnya, model AI memang hebat dalam banyak hal, namun angka 100 persen bukanlah angka yang sering terjadi, sehingga penelitinya harus menggunakan cara lain, jika model tersebut membuat kesalahan.

Selain itu, temuan ini juga perlu dibuktikan dengan kumpulan data lain dan diverifikasi oleh para penelitian. Namun, bukan tidak mungkin model AI ini nantinya bisa diandalkan untuk mendeteksi Covid-19.

Sejauh ini tim peneliti telah bekerja sama dengan beberapa rumah sakit untuk membangun kumpulan data yang lebih beragam.

Mereka juga bekerja sama dengan perusahaan swasta untuk menyusun aplikasi, guna mendistribusikan penggunaan yang lebih luas, jika nantinya mendapat persetujuan dari FDA.

Sumber: Liputan6.com

Reporter: Agustin Setyo Wardani

(mdk/faz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Kembali Muncul di Solo
Kasus Covid-19 Kembali Muncul di Solo

Meskipun Covid-19 yang muncul saat ini sudah tidak berbahaya seperti dulu.

Baca Selengkapnya
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Penjelasan Polisi Soal 9 Petani Digunduli Usai Jadi Tersangka Mengancam Pekerja IKN
Penjelasan Polisi Soal 9 Petani Digunduli Usai Jadi Tersangka Mengancam Pekerja IKN

Tahanan digunduli guna pemeriksaan identitas, badan atau kondisi fisik dan menjaga atau memelihara kesehatan serta mengidentifikasi penyakit.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Begini Cara Agar Anak Tak Gampang Sakit di Musim Hujan, Orangtua Wajib Tahu
Begini Cara Agar Anak Tak Gampang Sakit di Musim Hujan, Orangtua Wajib Tahu

Di musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal
Kasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal

Kemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.

Baca Selengkapnya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Cara Mencegah Penularan Virus Nipah, Kenali Gejalanya
Cara Mencegah Penularan Virus Nipah, Kenali Gejalanya

Infeksi virus Nipah dapat dicegah dengan menghindari paparan terhadap babi dan kelelawar serta menerapkan kebiasaan bersih.

Baca Selengkapnya