7 Tragedi yang Muncul Karena Kegagalan Fungsi GPS
Merdeka.com - Salah satu teknologi yang paling mempermudah umat manusia adalah GPS. GPS adalah sistem navigasi berbasis satelit yang bisa melacak posisi kita dan menunjukkan arah berdasarkan peta.
Dengan adanya GPS, tak bisa dimungkiri kalau kita cukup tergantung pada katakanlah Google Maps atau Waze untuk pergi ke mana-mana. Terlebih lagi kini ada Ojek dan Taksi Online yang bekerja berdasarkan teknologi ini.
Meski perjalanan kita jadi terasa lebih mudah, ternyata teknologi canggih pun tak bisa terhindar dari cacat. Terdapat beberapa kasus kegagalan GPS yang justru berujung ketidak beruntungan. Nah, berikut deretan tragedi yang muncul karena kegagalan fungsi GPS, seperti dilansir dari Listverse.
Tersesat 1500 Kilometer
Setelah dilaporkan oleh anaknya kalau dirinya menghilang, seorang wanita berkebangsaan Belgia berumur 67 tahun bernama Sabine Moreau muncul di hampir 1.500 kilometer dari tempat asalnya. Hal ini dikarenakan ia sekadar mengikuti anjuran GPS.
Melansir dari laporan Telegraph.co.uk, sebenarnya, ia hanya butuh pergi sejauh 61 kilometer untuk pergi ke Brussels, ibukota Belgia. Namun entah karena salah input atau kesalahan GPS, dirinya justru pergi ke Zagreb, Kroasia yang jauhnya hampir 1.500 kilometer.
Tersesat ke Tempat Bernama Sama
Pada 2009 lalu, dua orang asal Swedia pergi ke Italia untuk liburan, tepatnya ke kepulauan indah Capri. Namun ternyata di aplikasi GPS, Capri yang dia input adalah Capri yang berbeda. Melansir Telegraph, keduanya justru mendatangi kota Capri yang merupakan kota industri di utara Italia. Sialnya, kota tersebut berada sejauh 640 kilometer dari pulau Capri dan mereka telah sampai.
Padanan kejadiannya jika di Indonesia mungkin begini, Anda ingin pergi dari Jakarta Pusat ke Depok, lalu GPS menunjukkan Anda arah ke Depok, Sleman, Yogyakarta.
Ikuti GPS Tenggelam ke Danau
Pada Juni 2011, 3 orang wanita akhirnya berhasil keluar dari mobil Mercedez-Benz yang tenggelam di danau, setelah GPS secara tidak disadari mengarahkannya ke dermaga dan menceburkannya ke danau Mercer Slough di negara bagian Washington, AS. Dari berita yang ditulis Seattle Times, mereka berkendara di malam hari dan di gelapnya malam tersebut mereka hanya bisa mengandalkan GPS. Tanpa sadar, mereka masuk ke danau.
Turis yang Mengendara Mobil Menuju Laut
Jika tadi korban GPS hingga masuk danau, di Australia, tiga orang turis Jepang berkendara menuju laut ketika road trip. Hanya mengandalkan GPS, mereka ingin pergi dari Queensland ke pulau North Stradbroke. GPS tak menyebut antara daratan dan pulau, terdapat selat sepanjang 15 kilometer yang merupakan perairan lumpur.
Sialnya, ketika sudah masuk ke lumpur mereka tetap percaya pada GPS dan justru berjalan 500 meter di atas laut yang berlumpur, ditambah terdapat air pasang. Akhirnya mereka meninggalkan mobil rentalnya untuk berenang ke daratan.
Salah Jalur Hingga Terjun Dari Jembatan
Pada Maret 2015, sepasang suami istri pergi dari Chicago ke Indiana, mengikuti arahan GPS. Ketika mendekati jembatan, GPS menyarankan mereka untuk tetap lanjut, padahal jembatan tersebut sudah ditutup untuk renovasi sejak 2009. Percaya GPS, mereka mengabaikan imbauan untuk stop dan akhirnya terjun setinggi 11 meter dari jembatan tersebut.
Ini adalah contoh kegagalan GPS untuk memutakhirkan kondisi jalan. Jangan terlalu terpaku pada GPS dan percaya insting Anda jika bepergian.
Tersesat Hingga Meninggal
Karena kesalahan GPS yang mengantar seorang perawat berusia 28 tahun dan anaknya yang berumur 6 tahun ke Death Valley National Park di California, AS, mereka tersesat di tengah-tengah gurun yang kering dan panas tersebut. Setelah ditemukan petugas taman nasional satu minggu kemudian, sang ibu tengah pingsan karena dehidrasi, dan sang anak telah meninggal 2 hari sebelum mereka diselamatkan.
Kejadian serupa terjadi di Kanada, di mana sepasang suami istri yang ingin road trip ke AS mengikuti GPS yang mengantarkannya ke jalan pintas yang salah. Sebenarnya jalan pintas tersebut tidaklah salah namun di musim tertentu jadi berbahaya. Mereka tersesat sejauh 9 kilometer tanpa bisa berjalan ke depan maupun kembali. Sang suami yang mencari jalan ke depan akhirnya meninggal sementara sang istri berhasil selamat setelah bertahan di mobil selama 49 hari.
Wanita yang Dibunuh Gangster Karena Masuk Area Bahaya
Sepasang suami istri tengah menjalani hari santainya dan memilih untuk berlibur di pantai Niteroi di Rio de Janiero. Naas, mengikuti saran GPS, mereka dilewatkan favela yang terkenal dikuasai oleh gangster, yakni Caramujo favela. Favela sendiri merupakan perkampungan di area kota Rio de Janiero yang citranya kini sedang dikembalikan dari stigma kriminalitas.
Di Caramujo, mobil mereka terjebak di antara para gangster penjual narkoba dan tanpa ampun sang istri ditembak mati oleh seorang gangster.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jembatan ini memang tidak layak untuk dilewati kendaraan seukuran mobil. Tak ayal jika kenekatan sang sopir berakibat tragedi tak diduga.
Baca Selengkapnyatahukah kalian bahwa penggunaan gadget pada anak memiliki dampak yang berbahaya?
Baca SelengkapnyaSatu keluarga itu diduga kerap melintasi jalur alternatif tersebut untuk mengunjungi kerabatnya di Jambi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tagar nazar Pemilu atau #nazarpemilu tengah trending di media X
Baca SelengkapnyaKondisi seseorang yang secara konsisten kesulitan untuk melacak perjalanan waktu adalah kebutaan waktu.
Baca SelengkapnyaGatal di jari tangan bisa dipengaruhi oleh beberapa kondisi.
Baca SelengkapnyaSetelah puas melakukan aksi bejatnya itu, tersangka kemudian mengembalikan kunci sepeda motor dan handphone milik korban.
Baca SelengkapnyaMeski penyebabnya sepele, namun wanita ini mendapati kejadian apes ketika handphone-nya terbakar saat ditaruh di atas kulkas.
Baca SelengkapnyaIkuti tren 'google maps' sambil ceritakan perjalanan hidupnya yang sulit, wanita ini kini sukses jadi dosen.
Baca Selengkapnya