7 Pulau Terancam Hilang Akibat Global Warming, Salah Satunya di Indonesia
Merdeka.com - Global warming atau pemanasan global adalah proses peningkatan suhu rata-rata bumi yang diukur melalui suhu atmosfer, daratan hingga lautan. Kini, setidaknya tercatat lebih dari 20.000 spesies flora maupun fauna terancam punah.
Natural Resources Defense Council (NRDC) menyatakan, global warming merupakan krisis lingkungan serta kemanusiaan terbesar yang terjadi saat ini. Krisis lingkungan ini menimbulkan bencana pada permukaan bumi. Salah satu bencana yaitu semakin tingginya permukaan air laut dan membuat beberapa pulau terancam hilang secara perlahan.
Sejumlah ahli telah memprediksikan beberapa pulau terancam hilang dalam kurun waktu 80 tahun mendatang. Pulau mana sajakah itu? Berikut datanya dikutip dari Reader's Digest.
-
Apa dampak kenaikan suhu global terhadap lingkungan? Kenaikan suhu global memiliki dampak yang luas dan serius terhadap lingkungan serta kesehatan manusia.
-
Apa yang terjadi pada suhu global? Data menunjukkan bahwa suhu rata-rata global telah meningkat sekitar 1,2 derajat Celsius sejak era pra-industri.
-
Apa dampak perubahan iklim bagi bumi? Hasil simulasi tersebut menyimpulkan bahwa dalam waktu 250 juta tahun, atmosfer bumi akan terkandung penuh oleh gas CO2. Kondisi ini ditambah dengan panas yang tak tertahankan dari sinar matahari yang akan membuat bumi tidak lagi menjadi tempat layak untuk mendukung kehidupan, termasuk bagi umat manusia.
-
Apa saja penyakit akibat pemanasan global? Penyakit Akibat Pemanasan Global 1. Penyakit Pernapasan Pemanasan global menyebabkan peningkatan alergen, polusi udara, dan gas berbahaya lainnya yang terperangkap di atmosfer Bumi. Ini berakibat pada peningkatan risiko penyakit pernapasan seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) dan asma. Anak-anak sangat rentan terhadap dampak ini karena polusi udara dapat merusak fungsi paru-paru dan menghambat pertumbuhannya. Selain itu, peningkatan suhu juga dapat memperburuk kondisi orang dengan penyakit pernapasan karena mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur suhu dan memperparah gejala penyakit. 2. Penyakit Menular Pemanasan global juga meningkatkan suhu udara dan curah hujan, yang berkaitan dengan peningkatan jumlah dan perluasan penyebaran hewan pembawa penyakit, seperti nyamuk. Ini menyebabkan peningkatan risiko penyakit menular seperti malaria, demam berdarah, dan kaki gajah. Di daerah tropis, seperti Indonesia, perubahan iklim ini sangat berpengaruh pada siklus hidup dan penyebaran vektor penyakit ini. 3. Penyakit Mental Perubahan iklim dan pemanasan global dapat memicu bencana alam yang berkaitan dengan iklim dan cuaca, seperti badai, banjir, kekeringan, dan gelombang panas. Menghadapi bencana ini dapat menyebabkan stres, gangguan kecemasan, depresi, gangguan stres pascatrauma, bahkan percobaan bunuh diri. Dampak ini biasanya lebih parah pada orang yang sebelumnya mengalami gangguan kesehatan mental karena beberapa jenis obat psikiatrik dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk mengatur suhu tubuh dan meningkatkan sensitivitas terhadap udara panas. 4. Heat Stroke Pemanasan global dapat menyebabkan gelombang panas, yaitu kondisi di mana cuaca menjadi sangat panas dengan suhu 40°C atau lebih. Ini dapat menyebabkan heat stroke, suatu kondisi medis serius di mana tubuh tidak mampu mengatur suhu sendiri, yang dapat menyebabkan kerusakan pada otak dan organ vital lainnya. 5. Kanker Kulit Pemanasan global menyebabkan penipisan lapisan ozon, yang berfungsi sebagai pelindung Bumi dari sinar ultraviolet yang berbahaya. Akibatnya, paparan sinar UVA dan UVB yang meningkat dapat merusak sel kulit dan meningkatkan risiko kanker kulit.Sinar UV ini dapat menyebabkan mutasi DNA sel kulit, yang dapat berkembang menjadi kanker. 6. Kolera Kolera adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan dapat menyebabkan dehidrasi yang parah. Pemanasan global meningkatkan suhu Bumi, yang dapat meningkatkan penyebaran bakteri penyebab kolera, terutama di air hangat. Oleh karena itu, kebersihan lingkungan sangat penting untuk mencegah penyebaran kolera. 7. Penyakit Lyme Penyakit Lyme disebabkan oleh bakteri yang ditularkan melalui gigitan kutu. Peningkatan suhu Bumi mempercepat perkembangan dan penetasan telur kutu, yang meningkatkan risiko infeksi penyakit Lyme. Pencegahan penyakit Lyme melibatkan menjaga kebersihan diri dan menggunakan pakaian tertutup saat beraktivitas di luar ruangan.
-
Bagaimana pemanasan global memengaruhi kesehatan? Perubahan iklim dapat memengaruhi kesehatan manusia melalui berbagai cara, dan berikut adalah beberapa alasannya: 1. Ekstrem Cuaca Perubahan iklim meningkatkan frekuensi dan intensitas peristiwa cuaca ekstrem seperti gelombang panas, badai, dan banjir. Ini dapat menyebabkan kematian langsung, cedera, dan stres psikologis, serta memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan manusia.2. Polusi Udara Peningkatan suhu akibat perubahan iklim dapat memperburuk kualitas udara, meningkatkan polusi udara, dan meningkatkan alergen seperti serbuk sari. Ini dapat memicu atau memperparah penyakit pernapasan seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). 3. Penyebaran Penyakit Perubahan iklim mempengaruhi distribusi dan penyebaran vektor penyakit seperti nyamuk dan kutu, yang dapat menyebarkan penyakit seperti malaria, demam berdarah, dan penyakit Lyme. Perubahan suhu dan pola curah hujan dapat menciptakan kondisi yang lebih menguntungkan bagi vektor ini untuk berkembang biak dan menyebar ke daerah baru.4. Gangguan Mental Bencana alam yang terkait dengan perubahan iklim, seperti banjir dan kekeringan, dapat menyebabkan trauma psikologis dan gangguan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan stres pascatrauma. 5. Keamanan Pangan dan Air Perubahan iklim dapat mempengaruhi ketersediaan dan kualitas sumber air dan pangan. Kekeringan dan perubahan pola curah hujan dapat mengurangi produksi pangan dan menyebabkan kelaparan. Peningkatan suhu juga dapat meningkatkan risiko kontaminasi makanan dan air, yang dapat menyebabkan penyakit seperti diare dan kolera.6. Kesehatan Kardiovaskular Perubahan iklim juga dapat mempengaruhi kesehatan jantung. Misalnya, gelombang panas dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular karena stres panas pada tubuh. 7. Zoonosis Peningkatan suhu dan perubahan ekosistem dapat meningkatkan risiko zoonosis, yaitu penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia, seperti flu burung atau penyakit virus Ebola.8. Kesehatan Anak dan Lansia Anak-anak dan lansia adalah kelompok yang paling rentan terhadap dampak kesehatan dari perubahan iklim. Anak-anak masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan, sedangkan lansia mungkin memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya yang dapat diperburuk oleh perubahan iklim.
-
Kenapa kenaikan suhu global menyebabkan perubahan iklim? Kenaikan suhu global menyebabkan perubahan iklim yang ekstrem.
Pulau Solomon
Akibat pemanasan global, Pulau Solomon yang terdiri hampir 1.000 pulau dan atol ini perlahan-lahan akan tenggelam. Pulau yang berada di Pasifik Selatan, sejak tahun 1993 permukaan air lautnya telah naik sekitar 8 milimeter setiap tahunnya.
Saking cepatnya, ibu kota provinsi Choiseul saat ini hanya berjarak 6,6 kaki dari permukaan laut. Dalam Environmental Research Letters 2016 menyatakan, setidaknya 5 pulau karang dan beberapa desa yang berdiri sejak 1935 telah menghilang.
Dengan fakta tersebut membuat pemerintah provinsi sedang membangun kota baru untuk nantinya dijadikan sebagai tempat tinggal baru bagi penduduknya. Padahal, Pulau Solomon dikenal memiliki habitat terumbu karang yang sangat menakjubkan dan begitu eksotis.
Maka dari itu, sebelum pulau ini tenggelam oleh lautan lepas lebih baik segeralah berkunjung ke Pulau Solomon untuk menikmati pemandangan alam yang mengagumkan.
Pulau Maladewa (Maldives)
Siapa yang tidak mengenal Pulau Maladewa? Pulau yang lebih sering disebut dengan Maldives ini ternyata masuk ke dalam daftar deretan pulau yang akan hilang. Resor-resor mewah serta hotel bawah laut nantinya secara perlahan akan tertutup oleh air laut. Menurut Central Intelligence Agency (CIA), rendahnya ketinggian pada pulau-pulau di Maladewa membuatnya lebih sensitif terhadap kenaikan permukaan laut.
Pulau Palau
Sejak tahun 1993, Pulau Palau tercatat telah mengalami peningkatan permukaan laut setiap tahun sekitar 0,35 inci. Angka tersebut sekitar tiga kali lebih tinggi rata-rata peningkatan permukaan laut global.
Data itu dikeluarkan oleh sebuah makalah kolaborasi antara Palau National Weather Service Office dan the Pasific Climate Change Science Program. Kenaikan tersebut juga diperkirakan akan terus meningkat sekitar lebih dari 24 inci pada tahun 2090 mendatang. Public Radio International juga melaporkan, penduduk Pulau Palau telah merasakan kenaikan permukaan laut tersebut pada beberapa kondisi tertentu. Mereka mengatakan pada saat terjadi bulan purnama, pekarangan rumah akan diterjang banjir akibat pasang air laut dan mereka sudah mempertimbangkan untuk pindah ke negara baru.
Buruknya, ubur-ubur tidak menyengat yang terkenal dan populer di pulau itu juga akan menghilang secara perlahan akibat adanya perubahan iklim yang semakin memburuk.
Micronesia
Micronesia merupakan sebuah negara yang terdiri atas 607 pulau di dalamnya. Negara yang terletak di 2.500 mil barat daya Hawaii ini juga masuk ke dalam deretan pulau yang akan hilang di masa mendatang. Micronesia hanya memiliki luas sekitar 279 mil persegi. Kendati demikian, negara ini dipenuhi oleh beragam gunung, laguna, bakau serta pantai yang begitu indah. Sayangnya, dari sekian banyak pulau yang ada di Micronesia tercatat beberapa di antaranya telah menghilang. Menurut Journal of Coastal Conservation, adanya peningkatan permukaan laut membuat beberapa pulau menghilang dan sisanya telah berkurang ukurannya, baru-baru ini.
Pulau Bali
Tak hanya di luar negeri saja, ada beberapa pulau di Indonesia yang terancam akan hilang akibat keganasan global warming. Dari sekian banyak pulau yang ada di nusantara, Pulau Bali menjadi salah satunya. Selain akibat global warming, Pulau Bali terancam tenggelam karena adanya peningkatan proyeksi hujan jangka panjang. Bahkan, curah hujan di kawasan Pulau Bali semakin bertambah setiap lima tahun. Pulau Nusa Penida terancam menjadi pulau pertama yang akan tenggelam nantinya.Fakta ini membuat Pulau Nusa Penida menjadi perhatian khusus dalam United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) yang digelar di Bali, 2007 silam. Diperkirakan, pada 2050 nantinya Pulau Bali akan terendam air laut seluas 489 km persegi. Lebih mengejutkannya lagi, nantinya hal tersebut akan terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya. Buruknya, peristiwa ini juga dapat menyebabkan Pulau Bali terpisah menjadi dua sisi. Untuk informasi, saat ini Pulau Bali memiliki luas setidaknya 5632 km persegi.
Pulau Fiji
Kepulauan Pasifik Fiji dikenal dengan keindahan dan keeksotisan pemandangan alamnya. Memiliki suasana dan nuansa seperti di Hawaii, membuat pulau ini diburu oleh para wisatawan hingga selebriti terkenal dunia. Sayangnya, Pulau Fiji termasuk ke dalam deretan pulau yang akan hilang sebab pulau ini memiliki dataran yang begitu rendah serta sangat rentan terhadap perubahan permukaan laut. The United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) mengatakan, penduduk desa Vunidogoloa inilah yang pertama kali mulai pindah akibat kenaikan permukaan laut yang sangat cepat. Bahkan, The World Bank juga melaporkan, beberapa desa tercatat telah kehilangan garis pantai sekitar 15-20 meter dalam beberapa dekade terakhir. Selain itu, diperkirakan di 2050 nantinya permukaan laut akan naik hingga 43 sentimeter.
Buruknya, peningkatan suhu bumi dan lautan akan mempengaruhi habitat terumbu karang di dalam laut. Secara perlahan, terumbu karang akan mengalami pemutihan karang yang rentan terhadap penyakit.
Pulau Polinesia Prancis
Bora Bora, Kepulauan Society serta Tahiti sangat populer bagi wisatawan. Ketiga peristirahatan tropis tersebut terletak di Polinesia Prancis. Sayangnya, kecantikan pulau tropis tersebut tidak mampu bertahan lama.
Dalam 100 tahun ke depan, pulau-pulau terkenal tersebut tidak bisa lagi menjadi pilihan destinasi peristirahatan tropis bagi kalian. Sebabnya, Polinesia Prancis merupakan salah satu di antara beberapa pulau yang akan hilang di masa yang akan datang. Menurut makalah Nature Conservation, diperkirakan setidaknya 30% dari pulau yang ada di Polinesia Prancis akan dikuasai oleh air laut di akhir abad ini. Fakta tersebut membuat pemerintah Polinesia Prancis mulai mempertimbangkan untuk membangun pulau-pulau terapung lainnya bagi penduduk terutama di dekat Tahiti.
Semua fenomena ini merupakan dampak dari adanya global warming yang masih sulit untuk diatasi oleh setiap negara di dunia. (mdk/tan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perubahan iklim juga berpengaruh terhadap ketahanan air di sebagian besar wilayah Indonesia yang diperkirakan akan mengalami penurunan tingkat curah hujan.
Baca SelengkapnyaCuaca panas ekstrem dapat mengancam kehidupan di bumi.
Baca SelengkapnyaJokowi mengingatkan dampak perubahan iklim sudah dirasakan, termasuk di pulau-pulau kecil Indonesia.
Baca SelengkapnyaDampak ini menunjukkan betapa pentingnya tindakan mitigasi dan adaptasi untuk melindungi lingkungan dan kesehatan dari efek negatif kenaikan suhu global.
Baca SelengkapnyaNilai kerugian Indonesia akibat perubahan iklim setara 0,5 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil pemantauan BMKG di sejumlah daerah di Indonesia, suhu maksimum harian berkisar 35 sampai 36,7 derajat Celsius dari 2 sampai 3 Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaKekeringan sudah melanda sebagian wilayah Indonesia.
Baca SelengkapnyaKenaikan suhu dapat mempengaruhi produktivitas tanaman pangan.
Baca SelengkapnyaPerubahan lingkungan adalah salah satu isu paling mendesak yang dihadapi dunia saat ini.
Baca Selengkapnyaempat kota di Indonesia masuk dalam kota dengan suhu tertinggi atau terpanas di Asia Tenggara dalam periode Juni sampai Agustus 2024
Baca SelengkapnyaFenomena ini berdampak besar terhadap aspek kehidupan di wilayah tersebut.
Baca SelengkapnyaDengan nada bercanda, Sri Mulyani mengungkap bahwa suhu panas yang terjadi itu bukan dari tahun politik.
Baca Selengkapnya