Tak Boleh Sembarangan, Pasien Stroke Diimbau Tak Ditangani Secara Mandiri
Merdeka.com - Sejumlah penyakit tertentu membutuhkan penanganan yang tepat dan tidak bisa dilakukan secara asal-asalan. Hal ini termasuk penyakit stroke yang dianggap oleh ahli tak boleh ditangani secara mandiri.
Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Jakarta, dr. Mursyid Bustami, Sp.S (K), KIC, MARS mengatakan bahwa tidak ada tindakan penanganan yang dapat dilakukan masyarakat awam untuk pasien stroke.
“Kami selalu berpesan bahwa tidak ada tindakan lain yang bisa dilakukan masyarakat seperti dipijat, ditusuk di kuping atau dari ujung jari agar keluar darah itu suatu tindakan yang tidak tepat. Tidak ada manfaatnya sama sekali terhadap penanganan stroke,” ujar Mursyid beberapa waktu lalu.
Mursyid mengimbau, jika terjadi stroke maka langkah paling tepat adalah membawa pasien ke rumah sakit.
“Jadi kalau terjadi stroke segera lah ke rumah sakit, tidak ada cerita lain. Pergi ke rumah sakit kapan pun, jangan tunggu besok,” jelasnya.
Lebih Cepat Lebih Baik
Pada pasien stroke, penanganan yang cepat sangat berpengaruh pada hasil pengobatan, lanjut Mursyid.
Maka dari itu, pasien secepat mungkin perlu dibawa ke unit gawat darurat (UGD) rumah sakit agar segera mendapat penanganan.
“Kalau terjadi gejala stroke, pergi ke UGD, mau tengah malam, pagi, subuh, siang ketika bekerja, segera. Kenapa? Karena semakin cepat ditangani, makin baik hasilnya.”
Datang Mendadak
Ketika ditanya terkait deteksi dini penyakit stroke, Mursyid menyampaikan bahwa penyakit ini selalu datang tiba-tiba atau mendadak.
“Stroke itu mendadak, tidak ada stroke yang terjadi pelan-pelan. Jadi orang sedang aktivitas tiba-tiba lengan lemas sebelah, tiba-tiba ngomongnya cadel, tiba-tiba wajahnya turun sebelah.”
Jadi, lanjut Mursyid, gejala stroke yang paling sering ditemukan di masyarakat ada 3. Ketiga gejala itu berkaitan dengan kondisi wajah, anggota gerak, dan kemampuan bicara.
Wajah seperti turun sebelah, anggota gerak seperti tangan ketika diangkat tidak simetris, dan gangguan komunikasi seperti cadel, bicara tidak jelas, atau bahkan tidak bisa bicara sama sekali.
“Ketika salah satu gejala itu terjadi, datang lah ke rumah sakit. Dengan mengenal 3 gejala itu saja sudah bisa menolong pasien walau ada gejala lainnya seperti pusing yang parah, tiba-tiba tidak bisa melihat, dan kehilangan kesadaran,” tandasnya.
Reporter: Ade Nasihudin Al AnsoriSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aryuni mengungkap, Bripka Herman yang tengah menderita stroke begitu merasa bersalah.
Baca SelengkapnyaStroke terjadi apabila pembuluh darah otak mengalami penyumbatan atau pecah.
Baca SelengkapnyaStroke pada anak adalah kejadian yang relatif jarang terjadi, tetapi dapat memiliki dampak serius pada kesehatan dan perkembangan anak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Yastroki memberikan bantuan dalam program Yastroki bagi-bagi 1.000 kursi roda bagi penderita stroke.
Baca SelengkapnyaHamdan ATT kini harus duduk di atas kursi roda. Tantowi Yahya dan Ikke Nurjanah ikut mendoakan kesembuhan Hamdan ATT.
Baca SelengkapnyaSetelah diperiksa, ternyata Pak Slamet didiagnosa terkena stroke.
Baca SelengkapnyaPemerintah telah mengirimkan alat-alat laboratorium di Puskesmas untuk mengatasi penyakit-penyakit tersebut.
Baca SelengkapnyaSeorang ibu di Tiongkok terkena serangan jantung dan stroke saat menemani putranya belajar. Yuk, simak fakta lengkapnya!
Baca SelengkapnyaMenurut Prabowo, penyebab kematian terbesar karena stroke dan serangan jantung.
Baca Selengkapnya