Suhu Udara Panas, Virus Corona Bakal Kesulitan Berkembang Biak di Indonesia
Merdeka.com - Belum merebaknya wabah infeksi novel coronavirus (2019-nCoV) atau lebih dikenal dengan virus corona disebut terjadi karena kondisi geografis Indonesia. Hal ini disebut terjadi karena virus tersebut bakal mati pada suhu tertentu.
Ketua Umum Pokja Infeksi Pengurus Pusat (PP) Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan mengatakan, virus corona tidak menular hanya lewat udara.
"Saya sudah sampaikan, virus ini menjadi tidak aktif kalau ada sinar ultraviolet dari matahari," kata Erlina di Cikini, Jakarta.
Dalam sebuah temu media pada Kamis pekan lalu, Erlina mengemukakan bahwa kemungkinan, ada pengaruh suhu di Indonesia terhadap berkembang biaknya virus corona.
"Virus ini berkembang biak pada suhu yang dingin dengan kelembapan yang rendah. Kalau Indonesia dingin atau enggak? Indonesia enggak ya. Kelembapannya rendah atau tinggi, tinggi ya, 80 persen lah. Ini bukan tempat yang baik untuk virus berkembang biak," kata Erlina.
Bukan Berarti Bebas dari Risiko
Walaupun begitu, bukan berarti Indonesia benar-benar bebas dari ancaman virus. Mereka tetap bisa hidup di Indonesia.
Ketua Umum PP PDPI Agus Dwi Susanto mengatakan, novel coronavirus merupakan salah satu jenis virus corona yang juga menjadi penyebab SARS.
"Kalau dari data SARS, virus corona SARS itu bisa bertahan sekitar dua hari. Tapi kalau di pemanasan, biasanya cepat mati," kata Agus dalam kesempatan yang sama.
Sehingga, Erlina mengatakan bahwa risiko tetap ada dan masyarakat tetap harus melakukan pencegahan penyakit. Beberapa cara mencegah penyakit yang disarankan adalah rutin mencuci tangan dan menggunakan masker.
Selain itu, penting juga memperkuat imunitas tubuh. Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Daeng M. Faqih meminta masyarakat untuk mengonsumsi buah dan sayur minimal tiga kali sehari dan makan makanan bergizi.
Reporter: Giovani Dio PrasastiSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaVirus DBD di Jepara menyebar cepat. Lima belas warga sudah jadi korban. Sebelas di antaranya anak-anak
Baca SelengkapnyaPetugas Damkar akhirnya berhasil melepas kaleng tersebut dalam waktu 5 menit. Aksi tersebut disambut histeris orang tua bocah itu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaKemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaPada kelas terakhirnya itu, rupanya Pak Edi juga menyiapkan surat kecil untuk para mahasiswanya.
Baca SelengkapnyaSeorang bocah terjatuh ke dalam sela peron di Stasiun Manggarai.
Baca Selengkapnya