4 Hal yang perlu diwaspadai dari kanker paru-paru
Merdeka.com - Meninggalnya istri Indro Warkop membuat publik ikut berduka dan kembali tersadar akan bahaya kanker, terutama kanker paru-paru. Menurut data WHO, kanker menjadi dalang di balik 7,6 juta kematian di dunia. Di antara semua jenis kanker yang dikenal dunia medis, kanker paru termasuk pembunuh terbanyak.
Penyakit ini menjadi pembunuh wanita tertinggi kedua di Amerika Serikat. Sebagian besar menganggap kanker paru hanya bisa disebabkan oleh kebiasaan merokok. Namun ada banyak faktor lain yang juga bisa memicu kanker pada wanita.
Berikut ini kami suguhkan berbagai fakta mengenai kanker paru-paru, agar kita semua bisa lebih berhati-hati dalam menghindari penyakit tersebut.
Jenis-jenis kanker paru
Dilansir HealthMeUp, ada dua jenis kanker paru-paru yang dikenal dunia medis. Jenis yang pertama adalah tipe non-small cell. Kanker paru tipe ini memiliki pertumbuhan yang lambat dan cenderung tidak menyebar ke organ lain.
Jenis kanker paru yang kedua adalah small cell carcinoma. Kanker paru yang satu ini cenderung tumbuh lebih cepat dan bisa menyebar ke organ tubuh yang lain.
Gejala umum dan gejala yang tak biasa
Beberapa gejala yang umum ditunjukkan penderita kanker paru sebenarnya bisa dideteksi sejak dini. Tanda-tanda yang mudah terlihat antara lain batuk yang sering, sesak napas, penurunan berat badan, atau batuk yang disertai darah.
Walaupun begitu, ada beberapa gejala tak biasa yang juga menandakan kanker paru-paru. Dilansir The Health Site, tanda-tanda ini antara lain jari-jari membengkak, leher dan wajah bengkak, nyeri tulang, kelelahan, dan kadar kalsium yang tinggi.
87% disebabkan kebiasaan merokok
Perokok adalah faktor utama pencetus risiko kanker paru-paru. Hampir 87% kasus kanker paru-paru berhubungan dengan kebiasaan merokok. Pasalnya rokok mengandung 70 bahan kimia bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker).
Risiko terkena kanker paru-paru juga tergantung pada usia perokok, berapa lama mereka merokok, dan berapa jumlah tembakau yang diisap per hari.
Non-perokok juga bisa terkena kanker paru
Walaupun penyebab utama kanker paru-paru adalah rokok, mereka yang tidak menjadi perokok aktif maupun pasif juga bisa menderita penyakit ini.
Faktor lingkungan memegang peranan utama munculnya kanker paru-paru dalam tubuh seseorang. Terutama gas radon yang bisa muncul di rumah. Gas ini memiliki karakteristik radioaktif yang tinggi.
Pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat juga membuat seseorang lebih rentan terhadap risiko kanker paru-paru. Dalam beberapa kasus, risiko kanker diturunkan secara genetik. Mereka yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat kanker biasanya juga lebih berisiko.
Demikian hal-hal yang perlu diketahui mengenai kanker paru-paru, penyakit ganas yang mengantar istri Indro Warkop menghadap Sang Pencipta.
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gaya hidup kurang gerak atau sedentari bisa berujung berbagai masalah kesehatan termasuk munculnya kanker pankreas di usia muda.
Baca SelengkapnyaKanker adalah penyakit berbahaya yang bisa menyerang siapa saja. Tapi, dengan kebiasaan yang sehat, kita bisa menurunkan risiko terkena penyakit ini.
Baca SelengkapnyaKanker adalah penyakit yang ditakuti oleh banyak orang, terutama orang tua yang memiliki anak. Ya, kanker bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Semakin dini mengetahui dan menangani berbagai gejala kanker serviks, maka tingkat kesembuhannya pun juga bisa lebih meningkat.
Baca SelengkapnyaMenurut Yayasan Kanker Indonesia (YKI), penerapan gaya hidup yang tidak sehat dan cenderung mengikuti negara barat menjadi penyebab meningkatnya kasus kanker.
Baca SelengkapnyaSakit kepala yang berdenyut sampai ke mata disebabkan oleh beberapa faktor.
Baca SelengkapnyaSebelum dan sesudah berolahraga, kulit membutuhkan perawatan yang tepat.
Baca SelengkapnyaKanker dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dan salah satunya bisa berasal dari gaya hidup tidak sehat.
Baca SelengkapnyaKanker merupakan penyakit yang identik dengan orang tua, walau begitu, masalah kesehatan ini juga dapat dialami oleh anak-anak.
Baca Selengkapnya