Sosok Kontroversi Immanuel Ebenezer, Loyalis Jokowi yang Dicopot dari Komisaris
Merdeka.com - Ketua Jokowi Mania (JoMan) Immanuel Ebenezer dicopot dari komisaris utama PT Mega Elektra, anak usaha PT Pupuk Indonesia. Noel, sapaannya, menduga pencopotan dari kursi komisaris lantaran menjadi saksi meringankan mantan Sekretaris FPI Munarman dalam sidang kasus terorisme.
"Iya sepertinya itu (bela Munarman), karena pemecatan saya ini tidak ada keterangannya karena kenapa," kata Noel saat dihubungi merdeka.com, Rabu (23/3).
Noel diangkat Menteri BUMN Erick Thohir sebagai Komisaris PT Mega Eltra pada 4 Agustus 2020.
Pria kelahiran Riau, 22 Juli 1975 itu aktif mendukung Presiden Joko Widodo sejak Pilpres 2019 lalu. Noel mendirikan kelompok relawan bernama Jokowi Mania (JoMan).
Sosoknya memang kontroversial. Bahkan dia disebut pendukung garis keras Jokowi. Berikut sejumlah kontroversi yang pernah dilakukan Noel:
Bela Putra Jokowi
Noel pada Januari 2022 lalu melaporkan Ubedillah Badrun ke Polda Metro Jaya. Pelaporan tersebut terkait laporan dosen UNJ itu terhadap dua putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep ke KPK. Noel menilai Ubedillah telah menyebarkan fitnah dan kabar bohong.
Dukung Ganjar
Setelah Pilpres 2019 usai, JoMan terlihat siap-siap pindah perahu. Noel terang-terangannya mendeklarasikan mendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024.
Padahal PDIP sendiri belum memiliki calon. Sebab di internal ada dua calon kuat, selain Ganjar, ada Ketua DPR RI Puan Maharani. Cucu biologis Soekarno.
"Ada sesuatu hari ini yang tren di masyarakat bahwa sosok Ganjar adalah sosok yang dilihat, dirasakan. Pertama dirasakan dan dilihat hasil kerjanya, ini lah menjadi pertimbangan kita untuk kita mendukung Ganjar ini untuk di 2024," katanya, Minggu (30/5/2021).
Bela Munarman
Meski Munarman berada di kubu berseberangan dengan Jokowi, Noel mau menjadi saksi meringankan mantan Sekretaris FPI itu. Jadi saksi kasus terorisme ini diduga menjadi alasan pencopotannya dari kursi komisaris.
Menurut pengakuan Noel, ia menjadi saksi bukan karena diminta oleh Munarman. Noel percaya kawannya itu tidak terlibat dalam kasus terorisme.
"Saya meminta kepada Munarman untuk menjadi saksi beliau. Saya yang minta ya, bukan Munarman yang minta. Kemudian Munarman sepakat karena saya punya hubungan perkawanan," ujar Immanuel saat ditemui wartawan di PN Jaktim, Rabu (23/2).
Immanuel lantas mencontohkan momen bersama Munarman pada 2016 silam saat menjadi koordinator acara 212 di Monas, Jakarta Pusat. Kala itu, Munarman berdiri bersama sejumlah tokoh, mulai dari Presiden hingga menteri-menteri.
"Kalau seandainya Munarman teroris, Munarman punya kesempatan untuk menyakiti kepala negara kita, Presiden Jokowi," ucap dia.
Bahkan, Immanuel juga sempat menyinggung soal Munarman yang pernah membantu pembangunan gereja di Cinere. Saat itu, kata dia, Munarman memerintahkan anggota FPI untuk mengawal pembangunan tersebut.
Dilaporkan ke Polisi
Jauh sebelum sidang Munarman, Noel pernah membuat kelompok alumni 212 geram pada 2019 silam. Sebabnya, Noel menyebut alumni 212 sebagai 'penghamba uang'.
Atas ucapannya tersebut Noel pun dilaporkan ke Polda Metro Jaya. Namun hingga kini kasusnya tidak sampai ke pengadilan.
Laporan ke polisi bukan cuma kali itu saja diterima Noel. Pada 2019 lalu, dia juga pernah dilaporkan ke polisi akibat komentar kerasnya dalam diskusi di stasiun televisi.
Kala itu, Noel menduga keterlibatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam aksi ambulans bawa batu saat demo besar di Jakarta beberapa waktu lalu.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengundang 30 relawannya untuk buka puasa bersama (bukber) di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (1/4).
Baca SelengkapnyaGibran menampik jika Presiden Joko Widodo menitipkan nama di kabinte pemerintahan selanjutnya.
Baca SelengkapnyaMaruarar Sirait mengatakan langkah politiknya mengikuti Joko Widodo
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Maruarar memutuskan keluar dari PDIP dan memilih sejalan dengan arah politik Jokowi.
Baca SelengkapnyaPada huruf a dokumen itu disebutkan tiga pertimbangan yang melatarbelakangi keputusan tersebut
Baca SelengkapnyaIstana menegaskan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak terganggu dengan munculnya wacana pemakzulan Jokowi.
Baca SelengkapnyaSebelumnya Kapolri mengatakan kriteria pemimpin selanjutnya harus mampu meneruskan estafet kepemimpinan Jokowi
Baca SelengkapnyaIa menduga, wacana pemakzulan mungkin adalah taktik pengalihan isu atau refleksi kekhawatiran pendukung calon lain akan kekalahan.
Baca SelengkapnyaKoordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menyebut, desas-desas Jokowi akan menjadi ketum parpol sudah lama digulirkan.
Baca Selengkapnya