Seniman Jepara aksi teatrikal kritik Bibit Waluyo
Merdeka.com - Sekelompok seniman Jepara menggelar aksi teatrikal di Car Free Day Simpanglima Semarang, Minggu (19/5). Mereka mengkritik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) era Bibit Waluyo yang dinilai gagal menyejahterakan rakyat.
Aksi yang dimulai di depan Hotel Ciputra Lima orang yang sekujur tubuhnya dilumuri cat putih merepresentasikan diri sebagai rakyat yang menderita.
Ada yang menjadi nelayan dengan jaringnya yang rombeng, petani membawa padi yang tak berbulir, pekerja proyek dengan sekop rusak, perempuan miskin dengan panci bolong, dan seniman dengan gong yang tak bisa berbunyi.
Meski menderita, kelimanya tak bisa bersuara alias bisu. Teriakan batin mereka hanya diwakili oleh poster yang digantungkan di leher. Poster itu bertuliskan; "Bali ndeso mbangun opo", "Bansos untuk rakyat bukan pejabat", "Jutaan rakyat masih miskin kok BISSA?", "Jaran kepang kok dihina, siapa yang gila?", dan "Jangan biarkan koruptor jadi pemimpin."
Mengitari Lapangan Pancasila Simpanglima, lima orang itu digiring oleh sosok bertopeng seram dengan cambuk di tangan. Pada punggung pria berjas dan berdasi layaknya pejabat itu terdapat sebuah poster bertuliskan "Pemimpin Lama."
"Ayo itu proyeknya digarap, ben ndang rampung dan aku dapat bagian. Duite mau tak buat kampanye," kata sang Pemimpin Lama. Beberapa kali, pejabat bercambuk itu juga menerima amplop berisi uang dari orang-orang yang menjadi simpatisannya. "Terimakasih sumbangannya, doakan saya jadi lagi ya," katanya.
Didin Ardiansyah yang berperan sebagai Pemimpin Lama mengatakan, ia dan teman-temannya berasal dari Sanggar Sinau Seni Sekar Gandrung Jepara. Ia khusus datang ke Semarang untuk menyuarakan penderitaan rakyat Jepara yang tak pernah didengar pemerintah.
"Kami merasa berkewajiban untuk membawa aspirasi masyarakat Jepara tentang kondisi Jawa Tengah," ujar koordinator aksi teatrikal.
Berbagai bukti kegagalan pemerintahan Bibit ia paparkan. Diantaranya, petani yang ditindas tengkulak dengan harga padi sangat rendah, nelayan yang kesulitan mendapat solar dan area tangkapan terbatas akibat pendirian PLTU.
"Kebijakan pemerintah saat ini tidak memberdayakan rakyat tetapi malah memperdaya," tegasnya.
Maka, momentum pemilihan gubernur (Pilgub) Jateng 2013 diharapnya mampu melahirkan pemimpin baru. Pemimpin yang benar-benar berpihak pada rakyat, bersih, dan tidak korupsi.
"Kami merindukan pemimpin yang bersih dan amanah, yang bisa mewujudkan perubahan untuk Jawa Tengah," harapnya.
Disinggung apakah aksinya merupakan pesanan calon tertentu, Didin membantah. Menurutnya ia bukanlah pendukung calon gubernur manapun, melainkan hanya sekelompok seniman yang mencoba bersuara melalui media seni budaya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Siapa sangka Kabupaten Jepara pernah memiliki wanita perkasa yang disegani Bangsa Portugis. Ini informasinya.
Baca SelengkapnyaGanjar mengaku tetap realistis untuk posisinya di Jawa Barat dengan menargetkan 40 persen suara.
Baca Selengkapnya446.219 prajurit TNI secara serentak di seluruh Indonesia dikerahkan untuk mendukung kelancaran pesta demokrasi jelang hari pencoblosan 14 Februari.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaCerita Prabowo Subianto saat masih menjadi Danjen Kopassus dan memimpin operasi penting di Papua.
Baca SelengkapnyaJawa Barat merupakan provinsi yang mencatat sejarah bahwa Gerindra menang dua kali berturut-turut di Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaPembacaan proklamasi kemerdekaan oleh Soedarsono dihadiri oleh sekitar 100 sampai 150 orang dari berbagai penjuru di kota pesisir Jawa Barat itu.
Baca SelengkapnyaPenemuan kedua jenazah ini bermula ketika pembantu mengetuk pintu namun tidak ada jawaban dari kedua korban.
Baca SelengkapnyaKerusuhan itu sempat mengakibatkan Pj Gubernur Papua M Ridwan Rumasukun mengalami luka akibat terkena lemparan batu.
Baca Selengkapnya