Reaksi Santai Anies soal NasDem Bisa Cabut Surat Rekomendasi untuk Pilkada Jakarta
Walaupun NasDem sempat menyatakan dukungan kepada Anies, namun tidak menutup kemungkinan rekomendasi tak diterbitkan.
Bendahara Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Ahmad Sahroni mengaku belum melihat surat rekomendasi yang diberikan partainya kepada Anies Baswedan terkait Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta.
Bahkan, surat rekomendasi boleh saja diberikan akan tetapi bisa saja tidak didaftarkan.
Menanggapi hal itu, Anies mengatakan, dirinya mempercayakan semuanya kepada proses.
"Kita mengalir saja. Kita mengalir, kita percayakan pada proses. Kami yakin pada akhirnya semua memberikan buat warga Jakarta," kata Anies di Jakarta, Selasa (30/7).
Sebelumnya, Bendahara Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Ahmad Sahroni mengaku belum mengetahui dan membaca surat rekomendasi dukungan partainya kepada Anies Baswedan untuk maju di Pilkada Jakarta 2024.
Dia pun menyatakan rekomendasi itu pun bisa saja dicabut dan tidak diikuti dengan pendaftaran ke KPU.
"Sampai hari ini semua orang bertanya, mana sih suratnya (rekomendasi dukungan ke Anies), mana sih suratnya. Kita sebagai orang NasDem aja belum tahu, gue sebagai orang NasDem belum tahu karena bukan di Bappilu gue. Jadi semua sangat dinamis," kata Sahroni kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (29/7).
Sebelumnya, Anies dinyatakan telah diusung oleh NasDem menjadi Bakal Calon Gubernur (Bacagub) Jakarta pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2024 mendatang.
Menurut Sahroni, rekomendasi bisa saja diberikan partai. Akan tetapi belum tentu didaftarkan dan rekomendasi tersebut bisa dicabut.
"Jadi ini jangan kecele, rekomendasi bisa aja dikasih, tapi tahu-tahu enggak didaftarin. Bisa dicabut, bisa saja tidak dilanjutkan untuk pendaftaran," ujarnya.
Politikus NasDem ini menegaskan, keputusan partainya untuk mendukung calon tetap ditentukan oleh pimpinan partainya, Surya Paloh.
"Pertimbangannya ada di ketua umum, bukan di saya, tapi semua ketua umum. Mau lanjut tetap sampai pendaftaran atau ada yang ganti, atau ada proses yang lain," tegasnya.
"Tapi yang pasti pendalaman harus disadari bahwa ini proses dinamika politik sangat dinamis. Jadi naik turun kadang dia, mudah-mudahan kalau sampai ujung sampai daftar ya berarti dia menjadi calon kepala daerah di tempatnya," pungkasnya.