Puan: PDIP tidak pernah bahas wacana jual pesawat kepresidenan
Merdeka.com - Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Puan Maharani menilai ucapan koleganya, Maruarar Sirait terkait wacana penjualan pesawat kepresidenan yang menjadi salah satu opsi menutup defisit anggaran merupakan pendapat pribadi.
"Itu menurut saya sikap atau pernyataan pribadinya Pak Ara, karena dari fraksi ataupun partai tidak ada pernah mendiskusikan atau membahas hal tersebut," kata Puan di Hotel Darmawangsa, Jakarta, Minggu (7/9).
Puan menilai, persoalan pesawat kepresidenan merupakan kebijakan di wilayah pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Buat saya hal itu sudah selesai di pemerintahannya Pak SBY, kan itu yang beli pemerintahannya Pak SBY dan apapun ya pesawat itu udah dibeli resmi milik negara, jadi kita belum pernah membahas hal itu," tegas Puan.
Puan menilai masih banyak bahasan lain selain opsi penjualan pesawat kepresidenan. Bahasan-bahasan tersebut, lanjut Puan, dianggap lebih besar dari sekedar menjual pesawat kepresidenan. "Kita juga masih banyak hal yang perlu kita bahas, berkaitan hal-hal yang lebih besar dalam membangun bangsa," imbuh Puan.
Puan meminta masyarakat untuk bisa memilah opini yang beredar di publik. Selain itu, meminta masyarakat tidak menanggapi opini tersebut.
"Jadi saya juga minta kepada masyarakat, kalau kemudian membaca wacana atau statement dari siapa pun yang menyatakan dirinya siapa, selama itu bukan pernyataan resmi enggak perlu juga kita menanggapi hal itu," tutup Puan.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Langkah politik keluar dari PDI Perjuangan Maruarar ia sebut mengikuti Jokowi
Baca SelengkapnyaAra menegaskan, pilihan yang sudah ditentukan olehnya dalam mendukung salah satu paslon capres-cawapres bukan atas instruksi dari Jokowi.
Baca SelengkapnyaMaruarar memutuskan keluar dari PDIP dan memilih sejalan dengan arah politik Jokowi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Suara PDIP pada pemilu ini turun dibanding raihan 2019 yaitu 27.053.961 atau 19,33 persen dari total 139.971.260 suara sah.
Baca SelengkapnyaSalah satu alasan keluar dari PDIP, Maruarar ingin mengikuti langkah Jokowi
Baca SelengkapnyaHasto mengingatkan menjadi anggota partai pada dasarnya disandarkan pada prinsip kesukarelaan.
Baca SelengkapnyaMaruarar memutuskan keluar dari PDIP untuk mengikuti arah politik Jokowi.
Baca SelengkapnyaLangkah politik ini diakui Maruarar Sirait mengikuti Joko Widodo
Baca SelengkapnyaKepala BPIP Yudian Wahyudi berharap pihaknya bisa ikut menjaga suasana damai dan kondusifitas Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya