Puan Maharani Minta Maaf Pernah Cemberut saat Bagi-Bagi Kaus: Situasi Panas Banget

Merdeka.com - Ketua DPP PDIP Puan Maharani meminta maaf raut wajahnya cemberut ketika membagikan kaus di Pasar Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat pada September 2022 lalu. Aksi Puan bagi-bagi kaus dengan wajah cemberut itu sempat viral di media sosial.

Ketika itu, Puan dikelilingi petugas pengamanan melemparkan satu per satu kaus ke kerumunan massa di sekitarnya. Namun, yang menjadi sorotan adalah wajah Puan yang tanpa senyum dan cemberut. Video Puan tersebut mendapatkan komentar negatif dari netizen.

"Pokoknya pada kesempatan itu saya minta maaf kalau kemudian kok judes banget sih, kok cemberut banget sih. Saya minta maaf," kata Puan dalam wawancara khusus Kompas TV dikutip merdeka.com, Sabtu (14/1).

Puan menjelaskan alasan memasang wajah cemberut saat bagi-bagi kaus. Dia mengungkapkan, cuaca di lokasi acara tersebut sedang panas terik.

Lalu, kata Puan, banyak masyarakat yang berebut bersalaman dengan dirinya. Akan tetapi, dia menyebut petugas di lapangan tidak sigap membantunya membagikan kaus.

"Karena apa? Situasi pada saat itu panas banget, panassssss banget, terik. Kemudian rakyat banyak ada yang mau salaman, minta kaus tapi kemudian tim yang ada di lapangan harusnya lebih sigap membantu saya dalam bagi2 kaos itu, tapi ternyata tidak sesuai harapan," ujar Puan.

"Jadi kemudian, terjadilah hal seperti itu. Ya sebagai manusia ada kalanya kan ya jadi badmood lah, karena panas, rakyat banyak kemudian situasi tidak mendukung dan lain-lain," sambung dia.

Ketua DPR RI ini menegaskan, sama sekali tidak marah dengan rakyat. Ekspresi kesal tersebut, kata Puan, ditujukan kepada petugas yang membantunya. Dia mengaku hanya ingin kegiatan bagi-bagi kaus tersebut dibuat lebih cepat karena cuaca panas.

"Kalau lihat di video saya enggak marah sama rakyat, saya enggak cemberut sama rakyat, saya mau ayo cepetan ini panas, rakyat mau segera mendapat kaus karena mau salaman juga karena sebelumnya salaman-salaman," tegas dia.

Puan menyebut kejadian tersebut menjadi pelajaran berharga agar tidak terulang di kemudian hari.