Kubu Prabowo akui banyak terima celaan di media sosial
Merdeka.com - Semangat kubu pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto - Hatta Rajasa untuk menggugat Komisi Pemilihan Umum ( KPU ) masih terus digencarkan. Mereka masih anggap hasil rekapitulasi penyelenggara pemilu banyak diisi kecurangan.
Juru bicara Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Tantowi Yahya menuding kecurangan yang terjadi bersifat masif dan terstruktur, oleh karena itu pihaknya belum bisa menerima kenyataan. Padahal, pihaknya mengklaim sudah ikuti aturan main.
"Kejanggalan ini kasat mata dan sulit ditelisik. Tadi capres nomor urut 1 menarik diri dari rekapitulasi dari KPU . Artinya kami tidak bertanggung jawab dan tidak mengakui hasil rekapitulasi. Alasannya karena banyak kecurangan, masif dan terstruktur. Pasangan Prabowo-Hatta adalah pasangan taat hukum, maka itu kami berkomitmen tinggi, sesuai deklarasi damai KPU beberapa waktu lalu. Tapi dalam pelaksanaannya tidak terjadi. Pilpres tidak dilaksanakan dalam tidak adil, tidak jujur, tidak transparan dan tidak independen," kata Tantowi saat jumpa pers di Rumah Polonia, Jakarta, Selasa (22/7) malam.
Menurut Tantowi, pihaknya saat ini banyak mengalami celaan di media sosial. Melihat hal itu, dia pun menuding bahwa perilaku tersebut merupakan ciri khas pesaingnya, Jokowi - Jusuf Kalla.
"Kami hanya ingin pilpres adil jujur. Kami kerja secara spartan. Jangan ragu, kita bicara gentleman, legowo, kalau yang diplesetkan atau mem-bully kami itu merupakan trademark pasangan nomor 2 (Jokowi-JK)," jelasnya.
Di sisi lain, kata Tantowi, pihaknya mengklaim sudah menyediakan hingga 600 ribu relawan. Sebab, pihaknya terus awasi tiap TPS.
"Kami punya relawan 685.000 orang bertugas militan disiplin 479 ribu di Indonesia dan di luar negeri. Tak satu pun TPS yang tidak kami awasi. Kami militan, disiplin, tidak tidur mengawal suara," ujarnya.
Terkait adanya temuan 21 juta suara yang diklaim pihaknya, Tantowi akui bahwa itu memang bukan hanya suara kubunya saja. Namun, dia meyakini bahwa Prabowo akan menjadi orang paling pertama mengucapkan selamat kepada pesaingnya bila kalah secara terhormat.
"Belum tentu semua suara itu punya kami, itu bisa juga Jokowi . Isu yang kami itu masalahkan prosesnya ( KPU ). Salah kalau orang buat opini kita tak siap kalah. Kalau kalah 7 persen tapi jurdil, orang yang pertama yang datang ke Jokowi itu Prabowo ," terangnya.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi mengirim utusan untuk mengajak rekonsiliasi, hingga akhirnya Prabowo masuk kabinet.
Baca SelengkapnyaSetelah terpilihnya Jokowi menjadi orang nomor satu di Indonesia, lalu mengajak Prabowo ke dalam susunan kabinet.
Baca SelengkapnyaJokowi juga memuji sejumlah peralatan media yang diklaim tercanggih yang terpasang di dalamnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi tidak memberi arahan khusus kepada pasangan nomor urut 02 itu.
Baca SelengkapnyaPrabowo menyebut kekayaan Indonesia juga sudah pernah diperas selama masa penjajahan.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto mengakui kehebatan Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaWajar jika Presiden Jokowi akan mendapat peran penting di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaUsulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca SelengkapnyaPrabowo menyatakan bahwa julukan ini merupakan suatu kehormatan baginya.
Baca Selengkapnya