Kubu Jokowi tak yakin rekomendasi Ijtima Ulama pengaruhi hasil Pilpres
Merdeka.com - Kubu pasangan capres-cawapres Jokowi Widodo dan KH Ma'aruf Amin tak khawatir bila ijtima ulama mendukung capres pesaingnya yakni Prabowo-Sandiaga Uno. Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani menyikapi santai. Dia menyebut dukungan ijtima ulama tidak berpengaruh untuk memenangkan Pilpres 2019.
"Ijtima ulama II, bakal berpengaruh? Saya kira tidak. Kita menyikapi itu normatif saja, itu hak warga negara untuk berkumpul mengeluarkan ekspresinya," katanya di markas TKN, Jl Cemara No 19, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (14/9).
Menurutnya masih ada ulama yang mendukung Jokowi dan KH Ma'aruf Amin. Dia menilai forum ijtima ulama tidak mewakili seluruh ulama untuk menentukan dukungan politik.
"Toh kalau kita bicara ulama, itu kan tidak kemudian dalam arti tunggal. Bahwa ada sebagian ulama kita yang berkumpul memberi dukungan pada paslon tertentu ya itu boleh boleh saja," ucap Arsul.
Arsul pun mengerucut pada ormas Islam Nahdlatul Ulama (NU) yang jumlah ulamanya lebih banyak. Dari situ, Arsul optimis NU bakal melabuhkan dukungan politik kepada Jokowi dan KH Ma'aruf Amin.
"Yang kita lihat misalnya kalau NU, dari sisi namanya saja itu sudah kebangkitan para ulama, itu kan ulamanya jauh lebih besar kalau dari jumlah. Itu tentu dukungannya karena ini pimpinannya alim ulama di NU, pasti jauh lebih mengerucut ke Jokowi - Ma'aruf," ucap Legislator komisi III DPR itu.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi sebelumnya mengatakan seorang presiden dan wakil presiden diperbolehkan berkampanye sesuai undang-undang.
Baca SelengkapnyaSebelumnya Jokowi menyebut presiden boleh memihak dan kampanye di Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator merilis Warga Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Timur cenderung mendukung Capres-Cawapres pilihan Jokowi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Salah satu organisasi relawan yang diundang yakni Bara JP dan JoMan.
Baca SelengkapnyaTujuannya untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya.
Baca Selengkapnyamasyarakat yang tidak puas dengan kinerja Jokowi lebih banyak memilih Anies-Muhaimin
Baca SelengkapnyaJokowi mengapresiasi pencapaian diraih PKB di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaBahlil mencontohkan ketika Jokowi dituduh memberikan bansos untuk mengarahkan masyarakat memilih salah satu capres.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menilai Pilpres 2024 lebih adem dibanding tahun 2014 dan 2019.
Baca Selengkapnya