Kantongi SK Menkumham, kubu OSO tuding munaslub kubu Daryatmo tak sah
Merdeka.com - Ketua Dewan Pembina Hanura, Wiranto mengirimkan pesan yang mengisyaratkan dukungan kepada pengurus DPP kubu Sarifuddin Sudding untuk mencari ketua umum baru saat Musyawarah Nasional Luar Biasa pagi tadi. Munaslub memutuskan memecat Oesman Sapta Odang (OSO) sekaligus mengangkat Marsekal Madya (Purn) Daryatmo.
Sekjen Partai Hanura kubu Oesman Sapta Odang, Herry Lontung Siregar mengklaim, sebenarnya Wiranto mendukung kepengurusan OSO. Sebab, kubu OSO yang memiliki legalitas dengan mengantongi Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM terkait restrukturisasi kepengurusan.
"Kalau kelihatannya kan Pak Wiranto mendukung kepengurusan yang sah. Itu saja selesai," kata Herry saat dihubungi merdeka.com, Kamis (18/1).
Hubungan antara OSO dan Wiranto disebut baik-baik saja. Menurutnya, kondisi itu terlihat saat keduanya bertemu di Istana ketika pelantikan Idrus Marham sebagai Menteri Sosial dan beberapa pejabat lainnya.
"Kemarin kita lihat dia di Istana ketawa-ketawa, mereka pelukan, enggak ada masalah kan. Itu saja. Jangan dibentur-benturkan dong enggak ada itu," klaimnya.
Herry juga menyinggung keabsahan Munaslub yang dihelat kubu Sudding. Dia menegaskan, Munaslub tersebut tidak sah. Sebab, merujuk AD/ART, Munaslub hanya bisa digelar oleh kepengurusan yang memiliki SK Menkumham.
Artinya, lanjut Herry, segala keputusan Munaslun kubu Sudding tidak sah termasuk keterpilihan Marsekal Madya (Purn) Daryatmo sebagai Ketua Umum pengganti sebagai Ketua Umum Partai Hanura pengganti OSO.
Informasi diperoleh, saat meminta OSO menjadi Ketum Hanura, Wiranto pernah menemui OSO di City Tower, Thamrin sebelum Munas Partai Hanura sekitar tahun 2016. Tujuan Wiranto untuk membujuk OSO agar menjadi Ketua Umum Partai Hanura karena dirinya ditunjuk Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Politik, Hukum dan Keamanan
Permintaan OSO menjadi Ketum kabarnya dilakukan Wiranto sampai 3 kali. Saat dikonfirmasi, Herry mengaku tidak mengetahui adanya pertemuan antara Wiranto dan OSO itu.
"Kalau itu kita enggak tahu dulu kan. Enggak tahu," tegasnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komnas HAM tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus pembunuhan Munir.
Baca SelengkapnyaMeski membawa para suster, Atta dan Aurel Hermansyah kompak mengurus putri-putrinya sendiri saat berada di dekat Ka'bah.
Baca SelengkapnyaTujuh kendaraan sumbu tiga diduga melanggar SKB mudik
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menhub Budi Karya Sumadi mengakui 3 lokasi arus mudik lebaran menjadi yang paling menantang untuk diselesaikan.
Baca SelengkapnyaSaksi bernama I Gusti Putu Artha itu mengaku sudah mengundurkan diri sebagai saksi dari Partai NasDem.
Baca SelengkapnyaPenunjukan Gus Kikin sebagai nahkoda baru PWNU Jawa Timur itu diputuskan dalam rapat gabungan Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU di Jakarta, Rabu (10/1).
Baca SelengkapnyaSebanyak 1,6 juta lebih saksi akan mengawal suara Ganjar-Mahfud dan partai pendukung pada hari pencoblosan Pemilu 2024, 14 Februari nanti.
Baca SelengkapnyaSaksi bernama Andi Asrun sebelumnya terlibat penyusunan persiapan sidang sengketa Pilpres ke Mahkamah Konstitusi (MK) bersama kubu Ganjar-Mahfud.
Baca SelengkapnyaGus Muhdlor menggugat KPK usai dijadikan tersangka kasus korupsi pemotongan dana Insentif ASN BPPD Sidoarjo.
Baca Selengkapnya