Jokowi Dikritik Karena Singgung Propaganda Rusia, TKN Tegaskan Bukan Menyerang Negara
Merdeka.com - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding menjelaskan, pernyataan Jokowi bukan bermaksud menyinggung pemerintah Rusia. Melainkan konsultan yang berasal dari negara Beruang Merah itu yang menggunakan strategi politik memecah belah.
"Yang dimaksud itu bukan Rusia sebagai negara, pemerintah, bangsa. Tetapi dugaan dibantu oleh konsultan dari Rusia dengan mengembangkan strategi Politik menebar ketakutan, pesimisme di tengah dan memproduksi hoaks di tengah masyarakat masyarakat," ucap Karding saat dikonfirmasi, Senin (4/2).
Kadring menegaskan, pemerintah Jokowi tetap menganggap Rusia adalah negeri sahabat. Jokowi hanya tidak ingin strategi politik tak santun di negara lain terjadi di Indonesia.
"Pak Jokowi adalah orang yang khawatir terhadap bangsa ini, terhadap negara ini. Beliau sangat khawatir, jangan sampai beberapa kejadian di negara lain bisa terjadi di Indonesia. Di mana politik yang dibangun itu adalah politik dengan strategi yang kita sebut dengan firehouse of falsehood atau teori politiknya itu post truth," kata politisi PKB ini.
Menurutnya, ada yang menggunakan politik untuk membangun rasa pesimis, serta memutarbalikan fakta. Jelas ini bisa mempengaruhi dan merusak perilaku masyarakat.
"Sangat berbahaya. Masyarakat terbiasa dengan narasi bohong, narasi sandiwara, yang orang Indonesia ini, saya kira adalah orang-orang yang memiliki karakter keadaban sopan-santun dan kejujuran tinggi. Jadi kultur ini jangan dirusak," ungkap Karding.
Dalam pandangannya, Jokowi merasa perlu menyampaikan itu untuk mengingatkan bahwa strategi politik dengan menebar kebohongan terus menerus bisa berbahaya. karena kebohongan itu bisa dipersepsi menjadi kebenaran.
"Bisa ditangkap sebagai kebenaran. Ini yang berbahaya. Oleh karena itu harus kita lawan gerakan-gerakan membangun pesimisme, membangun ketakutan, gerakan-gerakan menebar hoaks dalam politik ini harus kita hadapi," ucapnya.
Sebelumnya, capres nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi menginginkan kontestasi Pilpres 2019 diisi dengan cara berpolitik yang mendidik dan memberikan edukasi positif kepada masyarakat.
"Cara berpolitik yang penuh etika, dan tata krama, penuh keadaban, sopan dan santun," ujar Jokowi saat menghadiri deklarasi Forum Alumni Jatim di Tugu Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur.
Namun kenyataannya justru sebaliknya. Hoaks dan fitnah bertebaran di media sosial. Menurut Jokowi, banyaknya hoaks yang bertebaran di medsos karena adanya tim sukses (timses) yang melakukan propaganda ala politik Rusia. Propaganda itu disebut untuk menyebarkan fitnah dan hoaks kepada masyarakat.
"Problemnya adalah timses yang menyiapkan propaganda Rusia, yang setiap saat mengeluarkan semburan fitnah dan hoaks. Ini yang harus segera diluruskan," ucapnya.
Reporter: Putu Merta Surya Putra
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi menegaskan persatuan dan keutuhan bangsa Indonesia harus terus dijaga di tengah tahun politik 2024.
Baca SelengkapnyaSelain tak mau menyebut nama Kapolri dan Panglima TNI, Jokowi enggan berbicara soal angka.
Baca SelengkapnyaStrategi besar negara tidak semuanya bisa dibuka, karena bukan toko kelontong.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
JK mengapresiasi Jokowi yang menegaskan tidak akan ikut kampanye Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaUsulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca SelengkapnyaAda faktor yang belum terselesaikan hingga WNI sering berobat ke luar negeri.
Baca SelengkapnyaWajar jika Presiden Jokowi akan mendapat peran penting di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca Selengkapnya