Jika Khofifah tak lolos, Gus Solah dkk siap gugat KPU Jatim
Merdeka.com - Jelang putusan pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur pada 14 Juli besok, konflik antara pasangan incumbent Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa) dan pasangan Khofifah Indar Parawansa-Herman S Sumawiredja (BerKah) terus memanas. Kubu Khofifah mengatakan lolosnya mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dalam pencalonan Pilgub Jatim adalah harga mati.
"Jatim Berkah lolos adalah harga mati. Kalau tak diloloskan berarti KPU Jatim menzalimi Khofifah-Herman," ujar Koordinator Koalisi Pendukung Khofifah pro Perubahan (DKPP), Syamsul Arifin, saat berdemo di depan kantor KPU Jatim, Sabtu (13/7).
Di sela-sela aksi, rombongan yang terdiri KH Salahuddin Wahid atau Gus Solah (Pengasuh Ponpes Tebuireng Jombang), Saifullah Maksum (LPP DPP PKB), Thoriqul Haq (Sekretaris DPW PKB Jatim) dan Hermas S Sumawireja juga mendatangi Kantor KPU Jawa Timur. Mereka diterima oleh divisi pencalonan KPU Jawa Timur, Agung Nugroho.
Gus Sholah mengaku, tujuan kedatangannya ke Kantor KPU Jawa Timur adalah membantu proses demokrasi di Jawa Timur. Agar KPU Jawa Timur dimudahkan dan menghindari adanya intervensi dari pihak-pihak tertentu serta memberikan solusi terbaik untuk selamatkan demokrasi di Jawa Timur.
"Sebenarnya tidak ada dukungan ganda terhadap PK dan PPNUI. Menurut kami itu tidak ada, dan sengaja administrasinya diada-adakan oleh KPU Jatim," dalih Gus Sholah.
Senada dengan Gus Solah, bacawagub yang berpasangan dengan Khofifah, Herman S Sumawireja menambahkan, pasangan Khofifah-Herman berjuang untuk lolos. Tapi, anehnya ada pihak-pihak tertentu yang berupaya agar KPU Jawa Timur tidak meloloskan.
"Ini ada apa? upaya penjegalan seperti kasus di Bangkalan terjadi di Pemilukada Jatim 2008 adalah bentuk kejahatan demokrasi," tegas mantan Kapolda Jawa Timur itu.
Ditambahkan, ketua DPD PK Jatim, Achmad Tony Dimyati telah mengaku dipaksa sekretaris DPD PK Jatim, Makshum supaya menandatangani dukungan ke pasangan KarSa. Tapi dia kemudian sadar dan mencabut dukungan dari KarSa.
"Tony mendapat intimidasi dan ancaman sehingga dia ketakutan dan mengasingkan diri untuk keamanannya," cetus Herman.
Ditanya, langkah apa yang akan diambil jika KPU Jatim tidak meloloskan pasangan Khofifah-Herman? Dengan lugas Herman mengatakan bahwa pihaknya akan mengambil langkah hukum seperti melaporkan atau menggugat ke PTUN, DKPP dan pihak-pihak lain.
"Tapi kami masih yakin jika KPU Jatim akan mengambil keputusan secara obyektif dan meloloskan pasangan Jatim Berkah demi tegaknya demokrasi di Jatim," pungkas Herman Sumawireja.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Golkar yakin bisa meraup suara maksimal bagi paslon Prabowo-Gibran untuk wilayah Jatim.
Baca SelengkapnyaKhofifah menyebut sudah saatnya ada kader Muslimat NU lainnya yang melanjutkan tampuk kepemimpinan dan menggantikan dirinya.
Baca SelengkapnyaDia mengaku sudah nyaman bekerja bersama Emil selama memimpin Jatim pada periode 2019-2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah resmi menetapkan hasil Pemilu 2024 pada Rabu (20/3) malam
Baca SelengkapnyaSuara Jawa Timur masih akan dimenangkan oleh Cak Imin dan Anies Baswedan bersama PKB.
Baca SelengkapnyaMahfud menilai bisa saja hal itu menjadi salah satu operasi dari pihak lain seakan-akan pasangan nomor urut 3 melakukan kecurangan.
Baca SelengkapnyaGus Kautsar mengungkapkan peran Gus Miftah dalam mengkampanyekan Prabowo Gibran sangat besar.
Baca SelengkapnyaMeski membawa para suster, Atta dan Aurel Hermansyah kompak mengurus putri-putrinya sendiri saat berada di dekat Ka'bah.
Baca Selengkapnya"Jika tidak memilih AMIN saya meragukan ke-NU-annya," kata Cak Imin.
Baca Selengkapnya