Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Apel siaga NasDem, Jokowi curhat diisukan antek asing, PKI & kriminalisasi ulama

Apel siaga NasDem, Jokowi curhat diisukan antek asing, PKI & kriminalisasi ulama Presiden Jokowi. ©2018 istimewa

Merdeka.com - Calon Presiden Nomor Urut 1 Joko Widodo bercerita dirinya dan pemerintah belakangan diterpa isu miring jelang Pilpres 2019 kepada kader NasDem. Jokowi berharap seluruh kader dan simpatisan bisa meluruskan segala isu miring yang mengarah ke dirinya dan pemerintah.

Hal itu disampaikan saat Jokowi menghadiri acara Apel Siaga Pemenangan Partai NasDem Jawa Timur serta Pengukuhan Kostranas (Komando Strategis NasDem) Jawa Timur.

Jokowi menyampaikan, isu pertama terkait tudingan dirinya menjadi antek-antek asing. Dia heran dengan tudingan itu. Padahal, pemerintah telah berhasil menguasai Blok Mahakam, Rokan dan Freeport.

"Berkaitan dengan antek asing Presiden Jokowi antek asing bener ndak? ada, ndak perlu saya sampaikan. Jadi ada blok besar, namanya Blok Mahakam yang dikelola Perancis dan Jepang sekarang 100 persen di Pertamina," kata Jokowi di Jatim Expo, Surabaya, Minggu (28/10).

"Kedua blok besar Blok Rokan juga diserahkan 100 persen oleh Pertamina, ada Freeport sudah head aggrement bahwa kita akan mendapatkan 51,2 persen yang sebelumnya 9,3 persen. Pertanyaannya adalah antek asingnya di mana? Ini harus bisa dijelaskan oleh bapak, ibu, saudara-saudara sekalian," sambungnya.

Isu lain yang membuatnya heran adalah serbuan jutaan tenaga kerja asing ke Indonesia. Jokowi menegaskan isu tersebut hoaks. Pemerintah, kata Jokowi, sebenarnya telah membuat kesepakatan dengan pemerintah China soal 10 juta warga China berwisata ke Indonesia.

"Sampaikan bahwa 10 juta itu adalah tanda tangan kita dengan Tiongkok untuk turis, turis bukan TKA karena ada 180 juta turis dari Tiongkok yang menjadi rebutan negara di seluruh dunia," tegasnya.

Selain isu soal kebijakan pemerintah, menurutnya, ada pula isu yang menyerang pribadinya yaitu keturunan dan pendukung PKI.

"Kemudian yang ketiga yang berkaitan dengan diri saya, Presiden Jokowi itu PKI. Coba saya lahir tahun 1961, PKI 1965 umur saya 4 tahun enggak ada PKI balita enggak ada, masa ada PKI balita," terang Jokowi.

Eks Gubernur DKI Jakarta menyebut isu-isu tersebut kerap digoreng oleh lawan politiknya. Geram mendengar isu-isu itu, Jokowi mengaku sampai keceplosan mengucap kata-kata politikus 'sontoloyo'.

"Jangan dibalik-balik ini harus dijawab dengan jelas. Jangan bohongi rakyat dengan data yang ngawur. Itulah makanya kemarin saya bilang politikus sontoloyo ya yang seperti itu," ungkapnya.

Jokowi melanjutkan, isu berikutnya yang kerap 'digoreng' menyangkut kriminalisasi terhadap ulama. Bahkan, dia menantang pengkritik untuk menyebut ulama-ulama yang mengalami kriminalisasi.

"Keempat kriminalisasi ulama, ulamanya mana yang dikriminalisasi siapa? Suruh sebutkan siapa kriminalisasi yang mana? Tiap hari saya bareng ulama, tiap minggu saya ke pesantren, sekarang cawapres kita topnya ulama Indonesia, Ketua MUI itulah namanya politik (sontoloyo, dijawab ribuan kader NasDem)," ucap dia.

Isu terakhir, lanjut Jokowi terkait dengan pemberian konsesi lahan kepada rakyat. "Sekarang ini kita memberikan lahan tanah kepada yang kecil-kecil, ada yang diberikan 2 hektar, 10 hektar, 100 hektar, perhutanan sosial dan reforma agraria," tandasnya.

(mdk/ray)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jamuan Minggu Malam: NasDem Bilang Jokowi yang Undang, Istana Sebut Surya Paloh yang Minta

Jamuan Minggu Malam: NasDem Bilang Jokowi yang Undang, Istana Sebut Surya Paloh yang Minta

Belum diketahui apa pembicaraan antara Surya dengan Jokowi dalam pertemuan itu.

Baca Selengkapnya
Jokowi Sebut Presiden Boleh Memihak di Pilpres, Perludem Nilai Bakal Jadi Pembenaran Pejabat Tak Netral

Jokowi Sebut Presiden Boleh Memihak di Pilpres, Perludem Nilai Bakal Jadi Pembenaran Pejabat Tak Netral

Perludem menyayangkan pernyataan Presiden Joko Widodo soal presiden boleh berpihak di Pilpres 2024

Baca Selengkapnya
Jokowi: Pemilu Harus Menggembirakan, Bukan Meresahkan dan Menakutkan

Jokowi: Pemilu Harus Menggembirakan, Bukan Meresahkan dan Menakutkan

Jokowi menegaskan persatuan dan keutuhan bangsa Indonesia harus terus dijaga di tengah tahun politik 2024.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI

Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI

Usulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.

Baca Selengkapnya
Kembali Diajak Kunker Presiden, AHY: Saya Salut Betul dengan Pak Jokowi, Selalu Luangkan Waktu Sapa Rakyat

Kembali Diajak Kunker Presiden, AHY: Saya Salut Betul dengan Pak Jokowi, Selalu Luangkan Waktu Sapa Rakyat

Jokowi mengajak sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju. Salah satunya AHY.

Baca Selengkapnya
Nama Jokowi Diseret dalam Sidang Sengketa Pilpres 2024, Begini Reaksi Istana

Nama Jokowi Diseret dalam Sidang Sengketa Pilpres 2024, Begini Reaksi Istana

Nama Jokowi berulang kali disebut dalam sidang perdana sengketa hasil Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Jokowi: ASN, TNI dan Polri Harus Netral dan Tidak Memihak di Pemilu 2024

Jokowi: ASN, TNI dan Polri Harus Netral dan Tidak Memihak di Pemilu 2024

Jokowi mengajak para pihak menjaga pesta demokrasi lima tahunan agar jujur dan adil.

Baca Selengkapnya
JK Kritik Netralitas Jokowi di Pilpres 2024, Ini Respons Istana

JK Kritik Netralitas Jokowi di Pilpres 2024, Ini Respons Istana

JK menyatakan bahwa semua pejabat sampai kepala pemerintah, presiden turut diambil sumpahnya agar berlaku adil bagi masyarakat.

Baca Selengkapnya