Ahok janji nasib Heru tak seperti Sarwo Handayani, hanya kena 'PHP'
Merdeka.com - Setelah berbagai pertimbangan, calon incumben Basuki Tjahaja Purnama akhirnya memilih cawagub dari kalangan PNS. Sosok itu adalah Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Heru Budi Hartono. Ahok sapaan akrabnya mengatakan TemanAhok merestui rencana Ahok duet dengan Heru.
Bahkan pendukungnya itu sampai meminta Heru untuk membuat pernyataan resmi tidak mundur sebagai cawagub Ahok. Atas permintaan itu, Ahok menegaskan, tidak akan main-main dan akan serius membangun Jakarta bersama Heru.
Meskipun jalur independen yang dipilih Ahok diyakini belum final. Apalagi jika TemanAhok tak berhasil melakukan verifikasi KTP dukungan sesuai aturan KPU. Dengan demikian Ahok bisa batal jadi calon independen. Bukan tidak mungkin, Ahok loncat ke parpol di menit terakhir.
"Oh enggak juga, pak Heru tahu kok, sama-sama dengan Pak Heru. PHP (pemberi harapan palsu) gimana? Justru anak-anak ini sekarang takut Pak Heru mundur. Terus mereka suruh Pak Heru bikin pernyataan loh, supaya enggak mundur," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (8/3) malam.
Sebenarnya ini bukan kali pertama, Ahok ingin menggandeng pendamping dari kalangan PNS. Pada 2014 lalu, ketika gubernur kala itu Joko Widodo promosi menjadi Presiden RI, Ahok naik dan tengah mencari sosok untuk menambal lubang kepemimpinan di DKI.
Nama yang santer dibicarakan bakal ditarik adalah mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta Sarwo Handayani. Meskipun PDIP diketahui menyodorkan kader terbaiknya yakni Ketua DPD PDIP DKI Boy Sadikin dan Djarot Saiful Hidayat sebagai wagub Ahok.
Tapi diakhir drama pencarian, Ahok memilih Djarot sebagai wakilnya dan meninggalkan Yani yang sudah ramai digembar-gemborkan. Melihat runutan cerita ini, banyak kalangan akhirnya berspekulasi dan bertaruh apakah nasib Heru akan sama dengan Yani. Ahok menepis bahwa kasus Yani berbeda dengan Heru saat ini.
"Kalau anak-anak ini bisa ngumpulin, pasti ikut dong. Kalau Bu Yani kan kasusnya beda. Kan saya bilang, kalau bisa dengan Pak Djarot dengan Pak Djarot. Tapi kan Pak Djarot enggak bisa," pungkas mantan politisi Gerindra ini.
Meski cukup memastikan bahwa kasus Yani akan berbeda 'ending' dengan Heru, tapi orang nomor satu DKI ini belum cukup memberikan alasan lebih detil mengapa cerita Yani diklaim akan berbeda dengan Heru.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Namun baginya, keadilan dan kebenaran lah yang membuatnya tetap pada pendiriannya tersebut.
Baca SelengkapnyaAhok menceritakan hanya Megawati yang mendukungnya sebagai Cagub DKI.
Baca SelengkapnyaBasuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok menyebut, jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak bisa kerja.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Habiburokhman yakin rakyat lebih memihak Jokowi dibanding Ahok.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran membela Presiden Jokowi yang disebut Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak bisa bekerja.
Baca SelengkapnyaBasuki Tjahja Purnama alias Ahok meluruskan dirinya bukanlah orang yang menolak pembangunan IKN yang telah dicanangkan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaDalam video beredar dinarasikan Ahok menyebut Jokowi dan Gibran tak bisa kerja
Baca SelengkapnyaAhok pun meluruskan pernyataannya soal Gibran dan Jokowi tak bisa kerja jika Prabowo memenangi Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya