Wiranto minta polisi terus buru kelompok MCA
Merdeka.com - Menko Polhukam Wiranto meminta kepolisian untuk mengejar terus kelompok penyebar hoaks yang tergabung dalam The Family Muslim Cyber Army (MCA). Wiranto menilai tindakan MCA akan mengganggu bangsa.
"Oleh karena itu saya minta aparat kepolisian kejar, tangkap, dan hukum sekeras-kerasnya. Itu jelas akan mengganggu bangsa," kata Wiranto di kantornya, Jakarta, Jumat (2/3).
Dia juga meminta agar publik tidak menilai pemerintah bertindak sewenang-wenang. Dia menjelaskan pemerintah sudah toleransi namun tetap berkiblat kepada hukum.
"Jangan kemudian mengadu-mengadu seakan-akan pemerintah sewenang-wenang, tidak kok pemerintah sudah sangat toleran tetapi hukum ditetapkan," kata Wiranto.
Wiranto menjelaskan toleransi bukan berarti mengabaikan hukum. Dia meminta kepada masyarakat agar tidak menuduh pemerintah bertindak sewenang-wenang.
"Kemudian setiap kami ambil tindakan dianggap sebagai tindakan sewenang-wenang, antidemokrasi, kenapa masih ada penangkapan? ya masih ada kalau salah ya tangkap kan gitu," kata Wiranto.
"Jangan buat kesalahan apalagi sampai ganggu ketentraman umum, kesalahan yang nyata-nyata ujaran kebencian yang dilarang," tambah Wiranto.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut isi Undang Undang Pemilu terbaru tahun 2023 terbitan Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaMegawati menyinggung prajurit yang hormat sambil tahan napas saat bertemu jenderal
Baca SelengkapnyaBawaslu memastikan, mereka telah menjalankan apa yang menjadi tugasnya sebagai pengawas Pemilu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penghentian sementara penyaluran bansos ini untuk menghormati tahapan pemilu dan mendukung kelancaran pesta demokrasi tersebut.
Baca SelengkapnyaMegawati meminta relawannya tidak takut menghadapi intimidasi dari lawan politik maupun aparat penegak hukum.
Baca SelengkapnyaKepolisian Resor Garut menangkap enam pelaku pencurian dan penculikan terhadap salah seorang warga
Baca SelengkapnyaJokowi ingin KPU bertindak sesuai aturan pada pesta demokrasi lima tahunan.
Baca SelengkapnyaPidato Penutup Cak Imin: Tobat Dimulai dari Etika, Jangan Ugal-ugalan dan Mengangkangi Aturan
Baca Selengkapnya